33. My Happy Ending

19.7K 1K 110
                                    

"Ibu??" Sakura yang baru saja tiba dari rumah sakit dengan suaminya terkejut sekali melihat Mebuki duduk di depan televisi bersama dengan cucu-cucunya.

"Kau sudah kembali?" Lirih Mebuki.

Sakura mengangguk dan turut duduk di sebelah Mebuki. "Antriannya cukup panjang Bu, belum lagi harus mengantri menebus obat untuk Sakura. Kenapa Ibu kembali lagi?"

Mebuki menggeleng dan mengusap pipi Sakura. "Ibu belum kembali ke Iwa sebenarnya. Kemarin Ibu membatalkan tiket pesawat karena Ibu ingin mengunjungi rumah yang sudah Ibu beli dengan Yasuo. Hari ini Ibu kembali karena entahlah tak tahu kenapa Ibu sangat ingin bertemu denganmu, tapi saat Ibu sampai kau tidak ada Natsumi bilang kau pergi ke rumah sakit."

Sakura mengangguk, matanya berkaca-kaca, jika boleh jujur Sakura juga masih merindukan Ibunya. Dia rindu sosok Mebuki yang penuh sayang dan sangat mencintai Sakura seperti saat dulu Sakura belum menikah dengan Sasuke. "Sekarang Natsumi ada dimana Bu? Aku harus berterima kasih padanya karena sudah mau menjaga anak-anakku."

"Dia pergi, dia bilang ada urusan sebentar." Jawab Mebuki seolah tak peduli.

"Ibu?" Dua wanita itu menoleh saat mendengar suara Sasuke. Sasuke menghampiri Ibu mertuanya dan memeluknya singkat. "Kenapa Ibu kembali?"

Mebuki mencium pipi dan kening Sasuke dengan ujung hidungnya. Heran, Sasuke heran dengan perlakuan Ibu mertuanya. "Ibu masih rindu dengan anak Ibu." Jelasnya. Sasuke tersenyum dan menengok anak-anaknya yang masih berbaring nyenyak di depan televisi.

"Ibu sudah sejak tadi disini?" Tanya Sakura.

"Baru setengah jam."

Sakura dan Sasuke saling melempar pandang, mereka heran karena tidak biasanya Mebuki seperti ini, dia pasti akan berisik dan berbicara panjang lebar kalau sudah bertemu dengan anak dan menantunya. Tapi kali ini lain sekali.

"Ibu tidak ingin istirahat?" kali ini gantian Sasuke yang bertanya.

Mebuki hanya bisa mengangguk dan meninggalkan ruang televisi, membiarkan Sasuke dan Sakura  bertanya-tanya tentang sikap wanita itu.

***

Sakura panik tentu saja, ini sudah waktunya makan malam dan anak-anaknya belum bangun, dia sudah mencoba beberapa kali membangunkan Sanosuke dan Sarada dengan berbagai cara sampai mencoba mencubitnya tapi kedua anak itu tak kunjung membuka mata bahkan sekedar menggeliat pun tidak.

Dua anak itu begitu tenang, nafasnya teratur naik turun tapi keduanya tak kunjung membuka mata.

"Sasuke-kun, bagaimana ini?" Air mata Sakura tak bisa dia tahan lagi, sejujurnya dia takut melihat dua anaknya begitu lelap.

"Tenang jangan panik mungkin mereka terlalu lelah sehingga tidak mau bangun?" Sejak tadi itu saja opini Sasuke. Dalam situasi apapun Sasuke dituntut untuk selalu tenang karena dia tahu betul istrinya itu mudah sekali panik, jadi jika dia sendiri ikut panik akan susah mencari jalan keluar untuk setiap persoalan dalam rumah tangga mereka.

"Sejak tadi hanya itu saja jawabanmu! Kenapa kau tidak melakukan sesuatu? Lebih baik kita bawa mereka ke dokter, mungkin mereka sakit?" Oceh Sakura tiada henti.

Sasuke mengangguk pada akhirnya, dia bersiap untuk membawa kedua anaknya ke dokter. Dia pun tak melakukan sesuatu karena sama seperti Sakura yang panik dan tidak mengerti harus berbuat apa.

Setelah selesai berganti pakaian secepat kilat, Sasuke dan Sakura membawa kedua anak itu dalam gendongannya. Sasuke membawa Sanosuke dan Sakura menggendong Sarada.

"Ibu, kami hendak ke rumah sakit." Pamit Sakura pada Mebuki yang sudah menunggu mereka di ruang tamu.

Mebuki bangkit dari kursi dan melangkah cepat menghampiri Sakura. "Ada apa?"

Marriage LifeWhere stories live. Discover now