Bagian kedua dari buku (VKook) Fanfiction.
Tetap sama berisi drabble, oneshoot sampai twoshoot dengan Kim Taehyung dan Jeon Jungkook sebagai tokoh utamanya.
(Dilarang mengcopy atau menyalin cerita ini. Apalagi mengakui sebagai karya milik anda.)
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
-----I Need You-----
Kim Taehyung. Pemuda yang tak pernah menampakkan emosinya. Selalu memendam amarah dan jiwa pemberontaknya dalam- dalam. Bersikap seolah semuanya baik- baik saja. Walaupun dia tau, semua itu hanya kepalsuan semata.
Di dunia ini hanya ibu dan kakak perempuannyalah yang paling berharga baginya.
Ayah. Dia tak pernah menganggap pria itu berarti dalam hidupnya. Bahkan dia berharap pria itu tak pernah ada dalam hidupnya, karena kehancuran dalam keluarganya karena pria itu.
Taehyung hanya menginginkan memiliki kehidupan selayaknya remaja seperti dirinya. Memiliki kedua orang tua yang menyayanginya dan saudara yang bisa di ajak berbagi cerita. Namun sayangnya, Tuhan tak mengizinkan Taehyung merasakan semua itu.
Dia besar dalam keluarga yang bisa di katakan berantakan. Ayah yang seorang pemabuk dan ibu yang selalu menjadi pelampiasan kemarahan sang ayah di saat kalah berjudi atau pun mabuk berat.
Taehyung tak bisa melakukan apapun, selain memeluk kakaknya dan menangis bersama di pojok kamar. Menatap sang ayah yang memukuli ibunya tanpa belas kasihan sedikit pun. Tanpa bisa menolong atau menghalangi sang ayah memukuli ibunya. Untuk sekedar berteriak memohon berhenti pun, Taehyung tak bisa.
Dia terlalu takut.
Terlalu lemah.
Terlalu tak berdaya.
.
.
.
Jeon Jungkook Dia adalah seseorang yang selalu merasa tersingkir. Bukan hanya di dalam keluarga, namun juga dalam lingkungan sekitarnya.
Tak ada tempatnya berkeluh kesah. Tak ada tempatnya berbagi ceritanya di hari kemarin, hari ini atau pun besok harinya. Tak ada tempatnya untuk bertopang di kala letih menerpa jiwa maupun raganya. Tak ada seorang pun.
Dia hanyalah remaja labil yang masih sangat memerlukan bimbingan orang dewasa dalam mengatur langkahnya. Tapi sayangnya, dia tak memiliki seorang pun itu.
Dia dalam pencarian jati diri saat ini. Melangkah mengikuti nalurinya. Melakukan apapun yang dia mau tanpa harus repot memikirkan resikonya di kemudian hari.
