PART 24

25.8K 1K 35
                                    

Ayo vote nya lagiii.... Biar cerita kita.. Eh aku.. Yang receh ini jadi #20 in romance gtu.. Syukur2 jdi #10 hahaha...(ngarep mode on)

Eh.. Eh.. Trimakasih loh yaa... Buat yang udah mau kritik cara nulis aku.. Maklum.. Biasanya klo udh nulis langsung post.. Editnya nanti klo lagi gada ide... Makasih sekali lagi... Komapseumnida... 🙏🙏

Lanjuuut yaaa....👇👇

--------------

Damian mengetuk ngetuk mejanya dengan jari telunjuk, keningnya berkerut berfikir keras, gadis yang mendatangi Edward dan mengaku bernama Daniella itu sedikit mengganggu fikirannya, gadis yang beberapa hari lalu dia seret dan di usir secara paksa keluar dari pintu utama gedung berlantai 8 ini,

gadis ini bukan gadis biasa, dia tidak takut dengan ancaman, berkali-kali gadis itu berusaha mendatangi Edward, dan berhasil dia halau, seperti tadi dia kembali dengan segala keketatan pakaiannya, membuat Damian tidak habis fikir dengan gadis ini dan tadi itu...

Flashback on

Di seretnya gadis dengan kekeuhan ingin bertemu Edward yang memang benar-benar sedang tidak ada karna biasanya Damian bohong soal itu, didorongnya punggung gadis itu ke dalam ruang meeting yang memang tidak berpenghuni saat tidak ada jadwal, di hempaskan nya gadis sial itu ke kursi paling ujung meja, sedikit meringis di perlakukan begitu, gadis itu duduk menyilangkan kakinya, melipat tangan di depan dada dengan dagu sedikit di angkat menantang Damian dan wajah yang ia buat sekesal mungkin menatap tajam pria bertampang mempesona di depannya

"Siapa kau sebenarnya??" Damian melipat tangannya di depan dada dan menatap tajam lurus gadis itu

Dia berdehem dan tersenyum licik "aku...??" di menunjuk dirinya sendiri "Apa pendengaranmu kurang jelas hari itu.... Aku sudah bilang siapa diriku di depan Edward.. Bahkan di depanmu tuan pemarah...!!!"

"Jangan memperumit keadaan nona...!!! Aku kenal siapa tunangan Edward, bukan kau..!!" Damian sengaja menekan kata-kata nya dengan telunjuk mengarah pada gadis itu

Ia terkekeh dan menyibakkan rambut panjangnya, menarik nafas "lalu kenapa kalau bukan aku, lagipula dia hanya bertunangan dengan orang yang bukan aku, aku bisa mendapatkannya dengan mudah."

Damian tertawa sumbang mengusap wajahnya kasar, "dengar nona.... Seumur hidupku.. Aku tidak pernah membuat wanita dengan tingkat malu rendah dan tingkat pede yang over seperti dirimu,menyesal seumur hidup.. jangan buat aku melakukannya.. Karna itu akan membekas dan kau tidak akan menyukainya...!!"

Dia berdiri melangkahkan kakinya mendekati Damian, wajahnya mendekat, hanya beberapa senti saja dia berbicara "kau hanya menghabiskan waktuku.." desisnya dan berbelok menuju pintu, dan keluar ruangan meeting meninggalkan Damian,

"Shitt... Shit... Shittttt..." maki Damian, tangannya dengan keras menggebrak meja, dia selalu kehabisan kata-kata bila di depan wanita, tangan kanannya memijat pelipis dan tangan kirinya bertumpu di pinggang, kesal bercampur aduk emosi dalam hatinya, kemudian meninggalkan ruang meeting dengan cepat

The wedding Planer (COMPLETED) (Revisi)Where stories live. Discover now