Part 26

26.4K 1.2K 20
                                    

Maafff.... Aku gada maksud pehape in kaliann... Swear...😿🙏🙏🙏

Signal provider hape minta di uwel uwel pke ulekan bekas sambel... Watty selalu ga terhubung... Apaaaaa... Coba... Rese bin ngeselin...😒😒😭😭

Udah ketik.. Ilang... Udh ketik ilaang... Euuuhhh... Emosi jiwa kaaannn... Padahal tiap minta update Wp langsung aku update.. Eehhh tetep ajaa...

Tampaknya ada masalah saat menyambung ke wattpad..silahkan coba lagi nanti...

Itu katanya.. Hedeehhh... Sutresss dah saiiaaa...

Oke... Part ini.. Aku minta 80 vote boleh??? Biar aku semangat dikit gitu...

Hehe... Lanjuttt...👇👇👇

--------------------------
Edward memacu Audi sport miliknya keluar gedung, bayangan tentang sang pemilik kartu apartment sedikit menguasai fikirannya hari itu, gadis itu pasti tidak ada disana, gadis itu pasti sedang di kantornya, Edward hanya ingin memastikan, siapa sebenarnya gadis ini.. Dan apa hubungan dia dengan gadis ini, mobilnya terus melaju, hingga tatapannya terpaku pada seorang laki-laki yang sedang menyambut kedatangan sang gadis, dan memasuki mobilnya,

Edward menepikan mobil tanpa aba-aba, hingga beberapa pengendara lain memaki dan meneriakinya karena mengemudi dengan ugal-ugalan, Edward tidak mempedulikan itu, ia hanya peduli kepada sang pengendara Lamborghini hitam dan penumpangnya, yaa.. Penumpangnya.. Gadis itu..

Mobil itu bergerak perlahan di ikuti Edward, cukup jauh dan lama, hingga sampai di parkiran sebuah Restaurant, berhenti, pria dan gadis itu keluar dari dalam mobil, memang tidak ada kemesraan disana, tidak ada sentuhan tangan, tapi senyum dan tawa ceria gadis itu menyayat hatinya, dia tidak pernah melihat Daniella tertawa, ataupun tersenyum secerah itu padanya,

Rasa iri dan sakit hati membaur di dadanya, sedangkan pria itu.. Pria yang ia lihat di rumah duka.. Pria yang dengan sengaja memeluk Daniella.. Yah.. Daniella nya.. Daniella yang kini menjadi tanda tanya besar di kepalanya

Ia ikut turun dan mengambil duduk agak jauh dari jarak pandang kedua manusia itu di dalam restaurant, merogoh ponselnya dari dalam saku celana mendial nomor yang baru beberapa hari terpatri di kontaknya

"Ya.. Aku sedang di restaurant *** kau bisa temani aku..?"

"...."

"Oke.. Aku tunggu..."

Edward menaruh ponselnya di atas meja, dan salah seorang pelayan mendekatinya

"Sir Edward Handerson?" tanya sang pelayan

The wedding Planer (COMPLETED) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang