7

58.5K 3.5K 55
                                    

"Sudah selesai menangisnya nona nona"Ucap seorang pria yang tiba-tiba ada di depan kami.

Aku dan Adara terkejut dengan kedatangan pria itu yang entah sejak kapan ada di situ.

"Siapa kau dan sejak kapan kau di sini?"teriak ku pada pria itu.

Ku lihat dia sedikit tersenyum,apakah omonganku barusan lucu sampai membuat dia tersenyum.

"Tenanglah sweetheart aku tak akan melukaimu dan aku sudah sejak tadi di sini setelah kalian istirahat dan menangis terseduh-seduh"balasnya dengan ekspresi datar.

"Sweetheart?"tanya ku pada pria tampan di depan ku ini ,ya dia sangat tampan dengan mata coklatnya,hidung mancungnya,bibir tipis,rahang kokoh,kulit coklat dan tubuh yang... ah sial kenapa aku malah berfikir yang aneh anah fokus Alana Swaat fokus.

"Sudah puas memandangiku sweerheart?"tanyanya yang seperti dapat membaca pikiran ku dan hal itu membuatku sangat malu.

Sambil tersenyum lebar dan kurasa pipi ku merona ah ini sangat memalukan tapi tunggu sepertinya aku pernah melihatnya tapi di mana dan kapan?. Aku perfikir sejenak dan kulihat matanya lagi ah aku ingat pria di sekolahku waktu itu dia yang melihat ku dari lapangan itu.

"Kau,kaukan pria bermata coklat itu"ucapku sambil menunjuk wajahnya.

"Kau mengenalnya Alana?"tanya adara yang lebih tepatnya berbisik padaku.

Aku hanya mengelengkan kepalaku aku memang pernah melihatnya tapi aku tak mengenalnya bukan dan saat kulihat pria bermata coklat itu berjalan  mendekat ke arah kami sambil terus tersenyum kearah ku.Dia mendekat pada ku dan  mengenggam tangan ku.

"Kau mengenalku sweetheart?"tanyanya lalu mengambil tanganku dan  mencium tangannya.

Kemudian dia menarikku ke dekapan nya tanganya melingkar di pingang ku dan tanganya yang lain membelai wajahku dan kenapa denganku kurasa tubuhku kaku aku tidak dapat menolak setiap sentuhan darinya wajahnya semakin dekat dengan wajah ku sehinga aku dapat merasakan deru nafasnya matanya ,matanya sangat indah dan.......

"ALANA SWAAT......."teriak Adara di kupingku.

"Ada apa Adara?.kenapa kau berteriak di telinga  ku,apa kita sudah sampai"balasku ku yang sudah tersadar dari mimpi,ah sial cuman mimpi tapi ada baiknya juga sih jadi teman-teman ku...di mana teman-teman ku.

"Baru tersadar nona?kita sudah sampai dari tadi dan aku terus memanggilmu dari tadi ku pikir kau sudah mati bagiaman kau bisa tidur senyeyak itu" gerutu Adara padaku.

" Ayo semua anak-anak juga sudah turun dari tadi "Sambung Adara.

hi...hi..hi..
Dari 3 temanku memang Adara Valerina Bill lah yang paling dekat dengan ku selain kami memang satu kelas dan juga teman sebangku, kami juga tinggal  di dalam satu kompleks.Hal itulah yang membaut kami sangat dekat.

"Maaf"kata ku merasah bersalah sambil memasang mukan sedihku.

"Ya ,sudah ayo kita keluar mereka semua sedang berbaris sambil mendenggarkan pernjelasan Ms.Mary. ayo sebelum kita di marahi" ucap Adara yang di balas anggukan olehku.

--------------My?Lady or Luna---------------

Bruuuuk Bruukk

"Dasar bodoh membawa Lady saja tidak bisa"geram Admans matanya yang gold telah berubah menjadi merah darah.

"Maaf lord. Lady telah masuk ke wilayah Foks jadi saya tidak mungkin masuk ke perbatasan mereka Lord"jawab Ricard yang tak berdaya karena terkena pukulan Admans.

"Bukankah aku sudah menyuruhmu cepat ha? dimana kemampuan vampirmu Ricard mengejar seorang manusia saja kau tak bisa"balas Admans yang langsung bangkit dan mencengkram kerah baju Ricard.

"Dasar vampir BODOH...."bentak admans.

Bruuukk Bruuukk

"Hentikan kak. Apa yang kakak lakukan kakak bisa membunuhnya"teriak Tisya dari pintu.

"Tisya kau sudah kembali"tanya Admans yang terkejut dengan kedatangan Tisya.

"Ya aku sudah kembali ka. Aku tadinya ingin mengejutkan kakak tapi malah aku yang di kejutkan seperti ini"bentak Tisya pada ku.

Tisya Cullan adalah adik perempuan Admans Cullan satu-satunya dia jarang pulang ke rumah yang lebih tepatnya istana karena dia lebih suka di dunia manusia dan berbaur dengan mereka aku sendiri tidak tau alasan kenapa di mau ke dunia manusia dan Ricard Stefano merupaka pasangan  adikku jadi pantas saja kalau dia marah.

"Itu semua salahnya dia tidak bisa membawa Lady ku kesini"balasku pada  Tisya.

"Lady?"tanya Tisya kebingungan.

"Ya Lady ku sudah ketemu. Tapi pasangan  bodohmu itu melepasnya dan sekarang dia pasti bersama warewolf sialan itu"balas Admans kembali kesal menginggat kejadian itu.

"Lebih baik kau bawa dia menjauh dari ku sebelum aku pisahkan tubuh dan kepalanya itu"sambung Admans.

Tisya pun membopong Ricard tanpa membalas lagi perkataan kakaknya dan pergi dari ruangam Admans sebelum dia berubah pikiran dan kempali menyerang Ricard bahkan Tisya juga bisa terkena kemarakan Admans.

"Aku Admans Cullan akan mendapatkan mu lagi My Dear".

My?Lady or Luna (End) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz