15

44.1K 2.4K 11
                                    

Alana pov

"Aneh sekali orang itu,kenapa dia tiba-tiba saja memeluk ku?. Im,tapi aku seperti pernah melihat bahkan merasakan pelukan itu,tapi dimana ya?"berbagai pertanyaan muncul di benakku setelah insiden tadi.

"Maaf Lana,lama ya?"tanya Tisya yang baru keluar dari ruangan kakaknya.

"Ya,tidak apa-apa"balasku.

"Soal kejadian yang tadi,maafkan kakakku ya"ucap Tisya sambil memegang tanganku.

"Tak masalah Tisya. Tapi apa kakakmu baik-baik saja?"tanyaku.

"Ya,tentu saja. Kakakku juga mengijinkan mu untuk masuk bahkan untuk tinggal disini selama yang kau mau"katanya Tisya antusias.

"Benarkah?. Wah,kakak mu sangat baik. Im,apa aku bisa bertemu dengannya aku ingin mengucapkan terimahkasi"tanya ku sedikit ragu.

"Tentu saja Lana.ayo masuklah"balas Tisya.

Akupun masuk ke dalam ruang kerja kakaknya lagi.

"Im,maaf tuan bisakah saya bicara sebentar?"tanyaku sopan.

Dia hanya melihatku tanpa kedip.

"Ya,tentu saja. Apa yang ingin kau bicarakan dear"balasnya yang membuatku membeku.

"Makasih, makasih karena anda telah mengijinka saya tinggal di sini tuan"kataku sopan.

Admas bangun dari duduknya dan menghampiriku.

"Apa yang kau bicarakan,ini rumah mu jadi kau boleh tinggal di sini kapanpun kau mau"balasnya sambil membelai wajahku.

Tidak ada kata yang keluar dari mulutku aku hanya melihat wajahnya yang seperti raja romawi itu dengan kedua iris mata goldnya.Tungu-tungu gold mata itu?.

Aku sedikit mundur ke belakang ketika melihat matanya.

"Ada apa Dear"tanyanya.

Tidak itu tidak mungkin orang itu tidak mungkin dia. Admans hanya melihatku kebingungan.

"Maaf tuan saya tidak apa-apa" balasku.

"Jangan memanggilku Tuan ,panggil saja Admans"ucapnya sambil terus memandangiku.

"Baik tuan. Im maksudku Admans"balasku sedikit tidak enak.

"Gadis pintar"katanya sambil membelai rambutku.

"Kakak aku ingin...,ups sorry aku rasa kalian sedang sibuk"kata Tisya yang masuk tiba-tiba.

Ku rasa wajahku memanas di tambah tangan Admans yang masih ada di kepalaku.

"Dasar penganggu"balas Admans sedikit kesal.

"Ada apa Tisya?"tanya ku.

"Aku sedang ada urusan jadi aku tidak bisa bersamamu disini,tapi besok aku akan datang lagi jadi nanti kakak ku yang mengantarmu ke kamarmu"jelas Tisya.

"Ya tidak apa-apa Tisya. Tapi,kau tunjukan saja dimana kamarku biar aku yang pergi kesana sendiri. Aku tidak ingin merepotkan Admans"balas ku.

"Tidak masalah. Aku akan mengantarmu dan itu sama sekali tidak merepotkan"sambung Admans.

"Tapi..".

"Sudalah Lana kakak ku yang akan mengantar mu lagi pula jika kau yang pergi sendiri aku tidak yakin kau akan menemukan kamarmu"ucap Tisya.

Benar juga apa yang dikatakan Tisya aku hanya mengangguk dan Tisya pun langsung pergi.

"Ayo ku antar"kata Admans Yang langsung menarik tanganku.

My?Lady or Luna (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang