10

52.4K 3.1K 37
                                    

Aldan pov

Aku melihat mate ku  di dorong oleh seorang gadis yang membuat mateku terjatuh sehingga sikunya berdarah.

"Hai bodoh cepat bantu mateku dia terluka.."teriah Rust wolf ku.

"Mateku juga Rust dan apa Kau gila lihat disana banyak temanya kita tidak mungkin muncul tiba-tiba. Bisa-bisa mate kita lari ketakutan meliat mu". Balasku menenangkan Rust.

"Tapi mate ku dia terluka". Balas Rust.

" Mate kita Rust" kesalku

"Kau pikir aku juga senang melihat mate ku terluka. Sekarang kita hanya bisa melihat jadi diamlah". Sambungku yang langsung mengunci Rust sebelum dia yang mengambil alih tubuhku.

Setelah mengunci Rust aku kembali melihat mateku dan kenapa dia sekarang menangis dia dipukuli oleh gadis yang mendorongnya.

Sedangkan sahabat mateku juga di cegat oleh seorang gadis berambut pendek sepertinya teman gadis yang mendorong mate ku. Mateku di tampar oleh gadis itu dan kurasa Rust sekarang sedang berusaha membuka kunci dan mengambil alih tubuhku.

Aku hanya menahan amarahku karna tak mau membuat takut mate ku kemudian mate ku bangkit dan berlari ke arah hutan.

"Hai sampai kapan kau berdiri di sini bodoh kejar mate kita"teriak rust dalam kepala ku.

Setelah berhasil membuka kuncinya. Aku pun langsung mengejar mate ku dia berhenti di dekat sungai dan duduk diatas batu kemudian mualai terisak.

Aku ingin menghampirinya namun sepertinya mateku butuh sendiri. Ku putuskan untuk menunggunya sampai sedikit tenang.

Hari mulai gelap dan ku lihat mateku sepertinya mulai tenang.

"Hampiri dia Aldan"ucap Rust.

Akupun menghampiri mateku .

"Hai nona kenapa kau menangis?"tanya ku basa-basi.

"Dasar bodoh" ucap Rust yang membuat ku sedikit kesal.

Tapi aku memang tak mungkin langsung menariknya dan bilang dia meteku kan,Bisa-bisa dia langsung lari karna mengira aku orang gila.

"Si..si..siapa kau?"kata meteku terbata-bata. Apa dia takut dengan ku?.

Aku pun menyodorkan tangan ku.

"Nama ku Aldan, Aldan Stefano Green"dan dia menjabat tangan ku.

Oh moongoddes ingin rasanya mangklaimnya saat ini juga.

"Nama ku Alana,Alana Swaat" Balasnya dan suaranya itu sanggatlah mengoda.

Dia terus menatap ku dan tiba-tiba saja dia menegang.

"Ada apa dengan mate kita?kenapa di menegang padahalkan aku belum menyentuhnya"ucap Rust.

"Ada apa,kenapa kau melihat ku seperti itu Alana?"tanya ku padanya yang membuat dia tersadar dan langsung menarik tangan nya dari ku.

"Kau,kau kan pria yang waktu itu"balasnya sambil menunjuk wajahku.

Pria waktu itu apa maksud mate ku ini? Akupun berpikir sejenak.

"Kau si pria bermata coklat yang melihat ku dari lapangan itu kan?"sambungnya yang membuatku tersadar.

"Ah... Itu iya benar aku yang melihat mu di sa...."kata ku tergantung karna melihat mete ku yang tiba-tiba pingsan.

Kenapa dia,kenapa dia pingsan.

"Mate ku,Aldan cepat bawa dia ke pack dan segera meminlik Brunow untuk siapkan dokter"ucap Rust.

"Wow responmu cepat juga. Tapi kemana saja kau bodoh kenapa kau baru ada dalam situasi seperti ini"tanya ku pada Rust.

"Aldan jangan banyak bicara cepat panggil brunow untuk siapkan dokter"sambung Rust.

Hi..hi..hi...
Di bandingkan aku dan Rust memang terkadang dialah yang cepat tersadar dia juga cukup dewasa sedangkan aku lebih suka berpikir yah walupun memakan waktu cukup lama tapi kalau kedewasaan tentu aku pria dewasa yang tampan (kembali ke lunaku).

Sekarang Rust yang mengambil alih tubuhku untuk membawa mateku ke pack dan kami juga sudah memindlink Brunow untuk menyiapkan dokter.

Sesampai di pack Ruts menaruh mate ku di atas kasurku dan aku berjalan menuju kamar ganti untuk berubah kembali menjadi Aldan. Saat aku keluar para dokter sudah selesai memeriksa mateku.

"Bagaimana keadaan mate ku?"tanya ku pada dokter.

"Luna baik-baik saja Alpha dia kelelahan maka dari itu Luna pingsan mungkin dia akan sadar besok"balas dokter yang  langsung pergi.

Aku berjalan mendekati Mate ku dan memegang tanganya.

"Apa yang dilakukan mate kita sampai-sampai ia kelelahan seperti ini"tanya Rust pada ku.

Aku hanya mengeleng dan kembali menatap mate ku yang terlelap dengan damainya dan tiba-tiba Brunow masuk.

"Maaf Alpha "ucab Brunow.

"Ya tak apa,ada apa sampai kau masuk ke kamarku?"tanyaku pada Brunow.

"Saya mendapat kabar bahwa para Rogue telah mengetahu keberadaan Luna disini alpha" Balas Brunow.

"Secepat ini?"tanyaku lagi tidak percaya.

"Saya juga tidak tau Alpha yang jelas mereka sedang mempersiapkan kekuatan untuk merebut Luna sebelum bulan purnama" Balas Brunow.

Tak akan ku biarkan Rogue-Rogue bodoh itu mengambil Luna dari ku.

"Perketat penjagaan di sekitar pack dan bunuh saja Rogue yang memberontak". Pintah ku pada Brunow yang langsung dianguki olehnya.

****
Alana pov

Ku buka mataku dan melihat sekeliling ruangan yang indah dengan di dominasi warna putih dan coklat mudah yang menampilkan kesan sederhana dan nyaman.

kembali ku lihat sekeliling dan baru ku sadari ada sesuatu yang melingkari pingangku,ku arahkan pandanganku.

"AaaaaaAaaaaaa"teriak ku dan langsung duduk,ku lihat seluruh tubuhku dan syukurlah pakaian ku masih utuh.

"Pagi sweetheart. Kenpa kau berteriak seperti itu?"tanyanya dengan suara kas bangun tidur dan itu sangat seksi you know!ku lihat wajahnya dan what?.

"Aldan,apa yang kau lakukan?.
kenpa aku bisa ada disini?dimana ini?dan apa yang kau lakukan tadi?"tanya beruntun tak peduli dengan nya yang mesih berbaring .

Aldan pun bangun refleks aku sedikit mundur.

"Wait baby, tanyanya satu-satu aja dong" ucapnya.

"Pertama kau ada di rumah ku,kedua kau pingsan jadi ku bawa kesini,dan ketiga....."Aldan majukan wajahnya ke telinga ku dan berbisik.

"Tentu saja tidur dengan mu baby"jawabnya sambil menggigit kecil telinga ku.

Ku rasa tengorokan ku kering dan tubuh ku menegang tak mampu untuk bergerak bahkan mengedipkan mata pun susah.

"Sweetheart"pangil Aldan yang membuyarkan pikiran ku.

"Aku mau pulang sekarang ,Aldan"

My?Lady or Luna (End) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora