31

28.2K 1.5K 5
                                    

Lana tersadar dari pingsannya,ia melihat ke sekeliling ruangan.


"Sepertinya ini bukan kamar itu" Ucap Lana sambil melihat sekelilingnya.


"Kau sudah sadar Sayang?" Tanya suara Bass yang sangat di kenal Lana.


Ia berbalik dan benar saja Aldan berdiri tepat di sampingnya.


"Aldan?apa benar kau Aldan?" Tanya Lana meyakinkan dirinya karena masih tidak percaya Aldan bersamanya sekarang.


Aldan tersenyum sambil berjalan menghampiri istrinya,ia langsung memeluknya dan membenamkan wajahnya di lekukan leher Lana .


"Maafkan aku sayang,maaf karena membutuhkan waktu yang lama agar bisa membawa mu kembali ke sini.Harusnya aku tau bahwa semua itu hanyalah jebakan,harusnya aku tidak tertipu oleh mereka dan harusnya aku dapat menjagamu dengan baik.Sekali lagi maafkan aku" Ucap Aldan dengan suara bergetar.


Lana hanya mendengar penyesalan suaminya itu. Lana memegangi pundak Aldan dan menariknya agar ia bisa melihat wajah suami yang sangat ia rindukan itu. Sangat terlihat jelas kehawatiran di wajah suaminya itu dengan wajah yang pucat dan bulu-bulu halus di sekitar rahang kokohnya bahkan Aldan terlihat lebih kurus sekarang.


"Kamu tidak perlu meminta maaf Aldan.Harusnya aku yang minta maaf karena telah membuatmu seperti ini,harusnya aku tidak tertipu oleh ucapan Tisya.Aku yang harusnya meminta maaf bukan kamu,maafkan aku Aldan" Ucap Lana sambil memegangi wajah Aldan denga  air mata yang sudah membasahi wajah Lana.


Mendengar Ucapan Alana, Aldan langsung menariknya dan mencium Alana dengan lembut karena sangat merindukan istrinya itu. Lanapun tidak menolak ia malah mengalungka  tangannya di leher Aldan dan membalas ciuman penuh kerinduan dari suaminya itu. Setelah cukup lama mereka melepas kerinduan,merekapun berhenti dengan deru nafas yang belum teratur.


Cup


Aldan menciuman kening  Lana sekilas.


"I love you Lana. Kali ini jangan pernah pergi lagi dari ku" Ucap Aldan kemudian memeluk Lana.


"I love you to Aldan. Aku janji tidak akan pergi lagi" Balas Lana.


~~~~~~


Tisya menghampiri kakaknya yang sedang berdiri  sendirian sambil memandang bulan di luar istana.


"kakak?"panggil Tisya.


Mendengar panggilan Tisya,Admans langsung tersadar iapun meliat Tisya yang berada disampingnya.


"Ada apa sebenarnya kak? ceritalah bila ada masalah jangan hanya diam saja seperti ini" Tanya Tisya kawatir.


setelah pertarungan itu lebih tepatnya saat kakaknya keluar dari istana dengan membawa kepala ayah mereka ,kakaknya itu menjadi sedikit aneh. Tisya sebenarnya sedih atas kepergian ayahnya tapi karena Tisya sudah berabat-abat tidak bersama dengan orang tuanya membuat kesedihannya tidak begitu mendalam dan ia juga yakin harusnya  kakaknya  juga  merasa hal yang sama karena kakaknya lebih lama tidak bersama ayah ,bahkan ketika di panggil ayahpun ia tidak akan datang. Namun,sepertinya dugaan Tisya salah karena kakaknya itu terlihat berbeda seperti ada yang di sembunyika  olehnya,ketika di tanya 'ada apa?'kakaknya itu selalu bilang 'tidak apa-apa'.

My?Lady or Luna (End) Onde histórias criam vida. Descubra agora