•1°

18.3K 477 1
                                    

Yogyakarta, 2015

Gundukan tanah yang masih basah dan dipenuhi taburan bunga pun sudah Keysha tinggalkan sejak satu jam yang lalu.

Kini dirinya tak henti-hentinya menangis sambil memegangi bingkai foto yang berisikan potret wajah Ayah dan Ibunya.

"Sudah Key, jangan terus menangisi ibu dan bapak. Aku tahu memang tak mudah mengikhlaskan dan menerima kenyataan bahwa kedua orang yang kita sayangi pergi meninggalkan diri kita begitu cepat."

Keysha masih tetap pada isakannya, Harumi sangat mengetahui bagaimana perasaan tetangga yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri, bahkan seperti adik kandungnya sendiri. Dengan perlakuan lembutnya, Harumi terus menenangkan Keysha.

"Nak? Kamu makan ya, sudah dari kemarin sore kamu belum makan loh. Biar ibu suapin ya"

Ira mendekat dan memegang bahu Keysha dengan satu tangan. Keysha menggeleng pelan tanda ia menolak, ia tak merasakan lapar sama sekali di perutnya. Yang ia rasakan dan ia inginkan hanya ingin mengulang masa-masa indah bersama Ayah dan Ibunya, memenuhi keinginan ibu dan Ayahnya untuk melihat dirinya menikah dengan laki-laki pilihan mereka dan melahirkan cucu-cucu menggemaskan untuk mengisi kekosongan di hari tua mereka.

Namun semua itu hanya bisa ia sesali Sekarang. Mengingat, dirinya belum bisa memenuhi keinginan orang tuanya itu. Kalau ia tahu takdir akan memihak seperti ini pada dirinya maka ia tak mau menunda niat baik ibu dan Ayahnya untuk di jodoh kan dengan laki-laki pilihan mereka.

"Berduka memang di perbolehkan namun jangan sampai menyakiti dirimu sendiri seperti ini. Sekarang aku suapin ya, satu sendok atau dua sendok yang penting perut mu udah ke-isi.yaa?" Bujuk Harumi setelah rayuan ibundanya -Ira- Di tolak Keysha.

Keysha mengangguk lalu membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Harumi.

•-•

Jakarta, 2016.

"Silahkan duduk Key,"

Sambut Husni dengan suara serat nya itu, Keysha menanggapainya dengan sopan sambil tersenyum. Bapak kandung dari Harumi ini memang sangat ramah, dan beliau sangat sayang dengan Keysha mengingat beliau merupakan sahabat terbaik dari almarhum bapaknya dulu.

"Kamu suka nasi goreng kan Key?" Tanya Ira menyela kekehan mereka yang di buat oleh suaminya.

Semenjak kepergian kedua orang tuanya, Keysha hidup sendiri tanpa ada sanak saudara yang menemani. Husni yang saat itu harus di pindah tugas kan ke Jakarta tak tega meninggalkan satu-satunya putri milik Almarhum sahabatnya itu.

Jadilah Husni membawa Keysha ke Jakarta.

"Suka bu, apalagi kalau ibu yang masak."

"Ah Moso? Kamu mah suka begitu, yaudah ini ibu bikinin bekal untuk kamu. Jangan lupa dimakan yoo"

Keysha tersenyum hangat menerima bekal dari Ira. Sebenarnya ia kangen akan hal ini, hal dimana ia di manjakan oleh ibundanya.

"Buat Rumi gak ada bu?" Ledek Harumi manja.

"Ada dong, ini..." Ira mengangkat lalu memberi kotak makan yang lain untuk Anak bungsunya itu. Harumi tersenyum senang lalu mencium Ira.

Harumi anak bungsu dari keluarga Husni yang belum menikah, padahal usia nya sudah menginjak dua puluh tujuh tahun. Tapi dirinya belum mau ke arah sana dulu sebelum kuliah yang sempat di tundanya selesai. Pendirian Harumi memang Beda dari kakak perempuannya yang lain yang di usia muda sudah berumah tangga dan memiliki banyak momongan.

Berbeda dengan Keysha, Keysha merupakan anak tunggal dari Almarhum ibu dan Ayahh nya. Usia nya pun masih menginjak dua puluh empat tahun, Keysha merupakan Anak berprestasi dari pasangan Mulyono dan Astrid dan karena prestasinya itulah Keysha dapat menyelesaikan kuliahnya di universitas ternama di Jakarta, yang tak lain juga universitas dimana sebentar lagi Harumi akan meraih gelar sarjananya disana.

"Mba Rumi gapapa gausah antar aku lagi, aku bisa sendiri kok, lagian kan tadi Mba Rumi udah antar aku kemana-mana." Ujar Keysha tak mau merepotkan Harumi. Karena sedari tadi Harumi sudah mengantar Keysha kesana kemari.

"Gak apa kok Key, lagian aku hari ini gak jadi bimbingan. Karena dosen pembimbing yang harusnya ngebimbing aku kebetulan berhalangan hadir."

Keysha tetap memasang wajah tak enak dan takut merepotkan Harumi. "Udah gausah gaenakan gitu, yuk aku antar ajaa.."

Tanpa basa-basi atau menolak lagi, Keysha menurut begitu saja mengikuti Harumi. Mereka terus berkeliling dari satu kantor ke kantor yang lain untuk menaruh lamaran kerja.

"Eh iya ngomong-ngomong lagi sama siapa nih Key sekarang? Masih suka sama Mas Pras kuh gak? Hehe"

Ledek Harumi yang mengundang semburat merah di pipi Keysha. Keysha tersipu ketika mengingat nama sepupu Harumi tersebut, mengingat ia sempat menaruh hati ketika Pras masih menjadi senior di SMA nya dulu. Dan sebenarnya sampai sekarang nama itu yang ia sebut dalam do'a setelah lima waktunya. Walau ia tak tahu bagaimana wajah dan status Pras sekarang.

"Dia masih single kok Key, kayaknya sih nunggu kamu deh. Abis aku gak pernah lihat dia jalan sama cewe lain sih.." Goda Harumi menjadi-jadi.

"Apasih Mba Rumi, aku jadi malu tau.." Kekeh Keysha yang membuat Harumi tertawa senang karena sudah berhasil menggodanya.

"Mba Rumi sendiri sama siapa? Hayoooo ngaku!..." Goda Keysha balik. Harumi hanya menggeleng tersipu.

"Gak sama siapa-siapa. Nanti kalau skripsinya udah selesai baru aku sama siapa-siapa. Hehe" balas Harumi.

"Aamiin, yaudah yuk Mba kita sholat dulu udah ashar soalnya" Ajak Keysha yang di sambut baik oleh Harumi.

Setelah usai menaruh berbagai lamaran di berbagai perusahaan, akhirnya Harumi dan Keysha memutuskan untuk kembali ke rumahh. Mengingat, daerah Jakarta sedang rawan-rawannya terutama untuk para wanita.

Namun setelah turun dari taxi online, Harumi Dan Keysha di kagetkan dengan sebuah mobil Terios yang baru saja pergi dari pekarangan rumah keluarga Husni. Baik Harumi dan Keysha bertanya-tanya tentang siapa tamu yang baru saja singgah pada pikiran mereka masing-masing.

"Assalamu'alaikum bu, yah.." salam Rumi dan Keysha lalu menyalami kedua punggung tangan orang tuanya itu.

"Wa'alaikumsalam, tumben baru Pulang?" tanya Husni kepada kedua anaknya itu.

"Iya Yah, tadi sholat magrib di jalan dulu"

"Yasudah, kalian berdua ganti baju habis itu kita makan ya." Ujar Ira mempersilahkan mereka masuk.

"Baik bu..."

Sahut keduanya berbarengan, lalu bergegas untuk bersih-bersih.

•-•

Hai hai hai...
Kalian apa kabar? Semoga baik-baik saja yaa..
Aku kembali lagi nih dengan cerita yang berbeda dari 'Dear My Husband'. Hihi
Cerita ini bukan terusan DMH dan tidak ada sangkut pautnya dengan DMH yaaa teman-teman. Ini ceritanya benar-benar berbeda dengan DMH. Kalau kalian penasaran sama cerita ini, ikutin terus ajaa, jangan lupaa coment sama votenya yaa gaesss..☺😊😉😍

Oke ty, see u

The Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang