•23°

2.2K 186 29
                                    

Setelah mendengar kesaksian dari Keysha akan kehamilannya, keesokan harinya Faiz langsung mengajak Keysha memeriksakan kandungan, ia ingin sekali melihat secara langsung calon buah hatinya itu.

Perasaan Faiz terasa begitu menggebu-gebu ketika sang dokter mengarahkan alat USG di atas perut Keysha yang sudah mulai membuncit. Tatapannya langsung tertuju pada layar monitor USG, ia melihat ke arah yang ditunjukkan oleh sang dokter.

"Ini buah hati bapak" Ujar Ulfa dibalik maskernya.

Faiz yang melihat gerakan dalam warna hitam putih itu hanya bisa terdiam. Perasaan bahagia ini akhirnya kembali untuk pertama kalinya setelah sekian lama tidak ia rasakan.

Keysha yang tengah terbaring itu tampak memperhatikan raut wajah Faiz yang begitu bahagia, senyum yang di ukir Faiz terlihat begitu sempurna ketika sedang melihat dan memperhatikan arahan dokter akan pergerakan janin yang tengah dikandung Keysha. Melihat hal itu Keysha pun ikut mengulas senyum, sungguh Ini merupakan pemandangan langka yang baru saja dirasakan Keysha selama ini.

Dirinya benar-benar bersyukur menyaksikan ini semua. Benar kata Harumi, bahwa Faiz begitu mendambakan seorang anak dalam pernikahannya.

"Pelan-pelan Key" ujar Faiz saat mempersilahkan Keysha duduk di kursi penumpangnya. Keysha yang mendengar penuturan itu hanya tersenyum kikuk, pasalnya hal ini benar-benar baru pertama kali ia rasakan.

"Kita ke swalayan dulu ya" Ujar Faiz sambil menatap Keysha dengan tersenyum. Keysha hanya tersenyum dan mengangguk kaku.

"Sebentar.. " Faiz tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke arah Keysha. Wajah Faiz yang kini berada dekat sekali dengan Keysha membuat mata Keysha membeliak dan nafasnya tertahan. Keysha terkejut dengan perlakuan Faiz terhadapnya.

Rupanya Faiz ingin memakaikan seat belt untuk dirinya. "Biar aman" ucap Faiz sambil menampilkan deretan gigi putihnya di depan wajah Keysha.

Tatapan mereka terlihat lekat sekali, namun itu tak berlangsung lama karena Keysha benar-benar tidak bisa menahan degup jantungnya. Dengan berdeham pelan, Faiz mengerti apa yang dimaksud Keysha. Akhirnya Faiz memutus pandangan dan kembali pada posisi awal.

Sungguh Keysha benar-benar merasa kikuk sekali dengan perhatian yang diberikan Faiz. Memang sudah lama Keysha menginginkan hal ini terjadi, namun rasanya ia masih belum bisa menyesuaikan diri dengan perubahan Faiz yang sangat cepat seperti ini.

"Kamu suka apel kan Key?" Tanya Faiz yang dengan tiba-tiba memberikan sebuah apel kepada Keysha.

Keysha pun tertawa karena tingkah konyol suaminya itu, lalu mengangguk tanda mengiyakan. Mendapat pengakuan dari istrinya, dengan gembira Faiz kembali memilih buah apel yang akan ia beli untuk Keysha.

Selepas mengitari seluruh wilayah swalayan, kini Faiz dan Keysha sudah mengambil posisi duduk berhadapan sambil menunggu makanan dan minuman yang mereka pesan sampai di meja.

Keysha yang sedari tadi mengitari pandangannya ke sekeliling resto, tidak menyadari kalau laki-laki yang duduk di depannya ini tengah menatap dirinya sambil tersenyum. Entah kenapa, sikap Faiz hari ini terasa begitu hangat kepada Keysha.

Setelah menunggu lama, makanan mereka pun datang. Seperti biasa Faiz memimpin doa terlebih dahulu sebelum menyantap makanan.

Namun baru saja Keysha ingin mengaduk mi yang dipesannya itu, Faiz tiba-tiba mengambil wadah milik Keysha dan menukarnya dengan wadah Faiz. Dimana Faiz sudah lebih dulu mengaduk mi dalam mangkoknya tersebut untuk Keysha.

"Takaran bumbu tambahannya sama seperti yang tadi kamu tuangkan kok Key, jadi rasanya pasti sama" Ujar Faiz sambil menatap Keysha lekat.

"Masss makasih, tapi kamu nda perlu repot-repot. Aku jadi nda enak sama kamuuu" Ujar Keysha pelan.

"Gapapa, Ini bentuk cinta namanya. Lagian kamu kan lagi mengandung Key, jadi gaboleh kecapean. mi ini kan di aduknya butuh tenaga, nah kamu simpen aja tenaganya  jangan sampai dibuang sia-sia yaaa" Ujar Faiz panjang lebar sambil terkekeh. Keysha yang mendapat balasan itu hanya tersenyum malu.

Sungguh tingkah Faiz hari ini selalu berhasil membuat dirinya terkejut. Disatu sisi Keysha merasa bersyukur namun disisi lain ia masih merasa--------canggung.

Selepas berbelanja dan makan siang bersama, Faiz langsung mengantarkan Keysha pulang sebelum dirinya lanjut mengujungi Harumi di rumah sakit.

Faiz memutuskan untuk tidak mengajak Keysha supaya istrinya itu bisa istirahat. Karena Faiz tidak mau sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada calon buah hatinya.

Sesampainya di rumah sakit Faiz melihat, mamah dan ibu mertuanya tengah menunggu kabar baik di ruang tunggu ICU.

Rumah sakit memang menyiapkan sebuah aula kecil yang diperuntukan keluarga pasien untuk menunggu pasien yang sedang mendapat perawatan di ruang ICU.

"Assalamualaikum" Salam Faiz kepada ibu dan mamahnya itu.

"Waalaikumsalam" Jawab Ira dan Irma berbarengan.

"Maaf Faiz telat bu, mah. Soalnya tadi habis anterin Keysha USG dulu sama ke supermarket" Dengan santainya Faiz berucap. Sedangkan Ira dan Irma justru saling tatap, dan seolah melempar pertanyaan 'apakah kita salah dengar?'

"Maksudd kamu Keysha hamil Bang?" Ujar Irma dengan tatapan yang menuntut jawaban.

Mendapat pertanyaan itu, Faiz langsung menampilkan senyumnya lalu mengangguk pasti.

"Alhamdulillah sudah mau memasuki empat bulan mah, bu" Ujarnya menjelaskan.

Binar kebahagian terpancar dari mata Ira dan juga Irma. Mereka tak henti-hentinya mengucap syukur sambil berpelukan. Sungguh, Faiz merasa terharu melihat kebahagiaan yang dipancarkan oleh mamah dan ibu mertuanya itu.

Ira dan Irma yang penasaran dengan calon cucu mereka itu tak henti-hentinya menanyakan kondisi yang tengah di alami Keysha dan juga janinnya kepada Faiz. Namun ketika mereka sedang asyik berbincang, bagian informasi ruang ICU mengumumkan keluarga salah satu pasien diminta untuk menemui dokter.

Faiz pun bergegas dengan cepat menemui dokter ketika mendengar pemberitahuan itu. Iyaaa, salah satu pasien itu adalah Harumi. Istri pertamanya.

Setelah mendapat keterangan tentang kondisi Harumi, Faiz langsung menuju ruang ICU. Sesampainya di dalam ICU, Faiz sempat terdiam melihat sang istri yang sudah kembali sadar.

Mata Faiz tampak berkaca-kaca ketika Harumi juga menatap dirinya. Di dalam hatinya tidak henti-hentinya ia mengucap syukur kepada—Nya.

"Makasih, makasih Harumi!" Ucap Faiz sambil memandangi wajah Harumi. Jujur Faiz ingin sekali memeluk istrinya itu, namun berbagai alat yang terpasang di tubuh Harumi menghalangi dirinya untuk mendekap tubuh sang istri.

Harumi yang mendengar penuturan dari Faiz pun hanya bisa mengangguk sambil menitihkan air mata.

Tidak butuh waktu lama, pihak ICU pun dengan segera memindahkan Harumi ke ruang rawat inap. Selama perjalanan menuju kamar, Faiz terus menggenggam tangan Harumi yang bebas dari alat.

Faiz sungguh bersyukur, mendapatkan begitu banyak kebahagiaan di hari ini.

'Terima kasih ya Allah, engkau telah memberi hamba bahagia hari ini. Terima kasih'—Bisik Faiz dalam hati.

Hallooooooo, terima kasih sudah setia menunggu cerita iniii 💛 rasanya pasti cape banget buat kalian kalau terus maapin aku yang apdetnyaa luamaaa bwangettt 🙂 jadiii aku gamau panjang lebar, jam 5 sore nanti aku bakalan apdet kelanjutan ceritaa ini lagiiiiiiiiii, jadiii jangan marah yaaaa lopyu yeorobun 💛💛

The Second WifeWhere stories live. Discover now