•11°

6.6K 293 23
                                    

•-•

Harumi menatap gemerlap lampu kota dari atas kursi Rodanya. Sudah dua hari Faiz tak datang menjenguknya. Harumi mengusap air mata kerinduannya itu.

"Ada masalah apa kamu sama Faiz nak? Ceritakan pada kami apa masalah kalian. Jangan di pendam sendiri seperti ini." Perkataan lembut Ira membuat Harumi memejamkan matanya, untuk meloloskan bulir air mata yang siap turun.

"Inshaallah, kita bisa kasih solusi jika kamu cerita nak." Rima mendekat ikut membujuk menantunya untuk jujur soal masalah rumah tangganya.

Jujur, Rima yang besok akan pergi keluar negeri untuk mengantar anak bungsu nya study tidak tenang jika meninggalkan masalah yang ada di dalam rumah tangga anak sulungnya itu.

"Solusinya udah ada Bu, Mah."

"Harumi hanya ingin Mas Faiz menikah lagi. Dan itu solusi terbaik nya" Rima dan Ira terkaget Dengan ucapan Harumi barusan.

"Maksudmu nak?" Tanya Ira yang tak paham dengan ucapan Harumi.

Harumi pun mulai bercerita kenapa ia bisa meminta Faiz mempoligaminya.

"Astaghfirullahaladzim," Tubuh Ira meluruh menyatu dengan lantai dingin rumah sakit.

Rima juga menutup mulutnya kaget, ia tak menyangka bahwa keputusan nya akan sampai sejauh ini.

Fathur dan Almira yang ada di sana juga ikut terkaget dengan cerita yang di tuturkan oleh Harumi.

"Harumi hanya ingin memberikan papah dan mamah keturunan dari darah daging yang Mamah dan papah turunkan pada Mas Faiz."

"Nak, kami tidak memaksakan adanya cucu dari mu jika itu hanya menyakitkan dan memberatkan, kamu. Apalagi sampai mengorbankan pernikahan mu" Nasihat Fathur.

"Maafin Harumi Pah, ini mungkin sudah jalannya. Aku juga sudah ikhlas bu, Mah, Pah mengizinkan Mas Faiz untuk menikah lagi.. Aku cuma mau buat mas Faiz bahagia. Harumi juga sudah melakukan shalat istikarah untuk menetapkan pilihan ini." Ujar Harumi di Depan ketiganya. Ia menangis, melihat ibunya menangis.

"Tapi Nak, bagaimana dengan Faiz? Ibu merasa kalau nak Faiz bukan lah pria dengan tipe mudah mencintai seorang wanita"

Ira mendekat menggenggam tangan Harumi.

"Ibu mu benar, Faiz bukanlah tipe pria yang mudah jatuh cinta nak" Ujar Fathur.

"Harumi akan berusaha untuk membujuk Mas Faiz. Mengingat ini juga demi kebahagiaan Mas Faiz dan Keluarga papah, apalagi Mas Faiz itu anak tertua papah, jadi mas Faiz harus bisa memberikan cucu untuk papah.. Karena sejujurnya juga Mas Faiz menginginkan sekali seorang anak. Dan aku tidak bisa mengabulkan permintaan itu setelah aku mendapat vonis pengangkatan rahim oleh dokter."

"Kami tidak memaksakan hal itu, buat apa kami mendapatkan cucu dari kesakitan orang lain?"

"Tapi Ini sudah menjadi pilihanku pah, dan insyaallah itu tidak membuatku sakit sama sekali. Jika aku tetap menjadi istri satu-satunya mas Faiz dan tidak memberikan keturunan maka itu yang tambah membuatku sakit."

"Aku mohon, aku hanya ingin membahagiakan Mas Faiz. Karena aku sudah tidak bisa lagi memberikan kewajiban ku kepada Mas Faiz. Harumi Mohon. Tolong izinkan aku memperbolehkan Mas Faiz menikah lagi"

"Tapi siapa? Siapa wanita yang akan kamu nikahkan dengan suami mu Harumi?" Tanya Rima yang kini sudah terisak.

Harumi mengusap air mata di pipinya. Menarik nafas dalam sebelum menyebutkan satu nama yang sudah ia pikirkan hampir 36 jam.

The Second WifeWhere stories live. Discover now