•9°

5.6K 269 4
                                    

•-•

Sesuai dengan janji dirinya pada ibu dan mertuanya, Harumi mengikuti test kedua kalinya dan menjalankan beberapa kali terapi selama empat bulan belakangan ini.

Namun semakin hari, tubuhnya semakin lemas dan suka lunglai. Seperti sekarang, tubuhnya terasa sangat lemas bahkan untuk menggerakan satu jarinya saja ia tak kuat.

Ia pun terus merebahkan dirinya di kasur, sambil ber istighfar. Hari ini sebenarnya ia akan kembali ke rumah sakit untuk terapi, Faiz pun sampai sekarang belum mengetahui soal penyakit yang di derita Harumi.

Yang Faiz tau dari Harumi apa yang di rasa istrinya itu hanyalah efek dari peng-kuretan. Faiz sempat tak  percaya namun, Harumi terus mendesak supaya suaminya itu percaya.

Harumi bertekad untuk menutupi semua ini, dan membicarakannya setelah ia sudah di nyatakan sembuh. Beruntung gejalanya hanya seperti ini, tidak berdampak hebat sehingga bisa membuat Faiz percaya.

Setelah beberapa jam beristirahat, Harumi perlahan bangkit lalu berbenah diri lagi.

"Pak Hamid..." Panggilan Harumi di pintu membuat Pak Hamid langsung berlari menyambangi nyonya nya itu.

"Udah siap bu? Mari saya Bantu," dengan langkah pelan dan hati-hati Pak Hamid menuntun Harumi. Pak Hamid tau kalau nyonyanya itu sakit.

Sejujurnya Pak Hamid tak tega membiarkan Harumi itu berjuang melawan sakitnya sendirian tanpa di dampingi sang suami. Namun mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi kemauan Harumi dan yang Pak Hamid bisa lakukan sekarang hanya membantu Harumi, untuk mengantar cek-up, dan menutup mulut dari tuannya.

Sesekali, ibu dan mertua Harumi ikut mengantar. Namun hari ini mereka berdua sedang berhalangan. Jadilah Harumi sendiri.

Keysha?

Soal Keysha ia hanya tau kalau Harumi keguguran saja. Sempat beberapa kali Keysha menjenguk, dan bertanya tentang kondisi badan Harumi yang semakin hari terlihat ringkih namun Harumi terus menekan agar Keysha percaya bahwa Harumi baik-baik saja.

"Bagaimana perkembangan penyakit saya dok?" Tanya Harumi.

"Apa ibu semakin hari semakin merasakan sakit hebat di bagian bawah perut?" tanya sang dokter.

Harumi menatap diam dokter yang sedang memegang hasil USG untuk dirinya. Tak lama ia mengangguk perlahan.

"Dalam hasil test USG, Rahim ibu banyak sekali luka.. Dan ternyata, parasit itu sudah menjalar ke bagian saluran telur. Perkembangannya pun semakin hari semakin pesat"

"Jika hal ini tidak di tindak lanjuti maka bisa menyerang bagian lain seperti jantung, otak dan mata melalui aliran darah"

Harumi terdiam memejamkan matanya. "Kalau boleh tau, tindak lanjut nya itu bagaiamana ya dok?" Tanya Harumi.

"Karena perkembangan parasit ini begitu pesat, dan obat bukan jalan baik lagi. Maka metode Histerektomi menjadi pilihannya."

"Histerektomi?"

Pandangan Harumi yang tegang karena penasaran kini berubah menjadi redup ketika tau apa Histerektomi  itu setelah di jelaskan oleh sang dokter.

The Second WifeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz