•4°

6.5K 331 5
                                    


•-•

Hari yang di tunggu-tunggu Harumi dan juga Faiz akhirnya tiba juga. Dengan balutan baju pengantin warna putihnya itu Faiz berjalan menuju ruang dimana nantinya hanya sekali hela nafas ia akan melepas masa lajangnya.

Sedangkan Harumi tetap berada di dalam suatu ruangan lain yang masih berada di dalam masjid itu juga. Ia gugup menunggu apakah dirinya sudah benar-benar sah jadi seorang istri dari Faiz Al-Fatih? Atau belum?

Ia terus terdiam, menguntai do'a untuk kelancaran acaranya. Gema suara ijab kabul yang sekali hela dan suara gema 'Sah' tiba-tiba terdengar di pendengaran Harumi. Tanpa sadar senyumnya terukir mengucap syukur di dalam hati di barengi dengan air mata bahagia bergulir.

Ira yang saat itu ada bersama anaknya langsung memberi pelukan, untuk yang ke-dua kali ia melepas anak perempuannya untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama laki-laki pilihan mereka. Dan yaa, Mulai saat ini surganya Harumi sudah berpindah pada Faiz. Seorang pria yang menjadi suami Harumi kini dan nanti.

"Mba Rumi?" panggil Keysha lirih.

"Keysha..."

Harumi berganti memeluk Keysha. "Selamat ya Mbak, semoga pernikahan ini menjadi pernikahan yang pertama dan yang terakhir Untuk Mba dan Mas Faiz. Semoga keluarga kalian sakinah mawadah warahmah, selalu dalam lindungan Allah dan yang pastinya bisa jadi panutan untuk pasangan keluarga lain."

Harumi meng-aamiini semua do'a baik dari Keysha. Ia begitu erat memeluk Keysha "Terima kasih untuk Do'a Kamu Key, sekarang aku sudah menikah dan pastinya akan pisah rumah dengan Ibu Dan Bapak. Dan hanya kamu yang setiap harinya bersama mereka, maka dari itu Aku mau minta tolong sama kamu untuk menjaga kedua orang tua ku. Kabari aku jika ada apa-apa dengan mereka. Kamu bisa kan?" Tanyanya.

"Tanpa Mba Rumi meminta, memang sudah menjadi kewajiban ku untuk menjaga Ibu dan Bapak, Mba. Karena kan hanya mereka yang Keysha punya disini." Ujar Keysha tersenyum lembut yang di balas senyum lembut juga dengan Harumi.

"Terimakasih yaa," Ujar Harumi.

"Sama-sama Mba"

Prosesi akad nikah dan tukar cincin berjalan sebagaimana mesti nya. Sekarang adalah waktu dimana Resepsi pernikahan Faiz dan juga Harumi.

Ballroom hotel kini di dominasi warna putih dan sedikit percikan warna abu-abu yang membuat suasana Resepsi terlihat elegant dan syahdu. Dalam acara Resepsi ini tak banyak yang di undang oleh pihak Faiz maupun Harumi. Paling hanya mengundang Keluarga, Sahabat, Kerabat terdekat dan juga para kolega-kolega Ayah dan ibu-ibu mereka saja. Selebihnya adalah teman dari pada kakak-kakaknya Harumi dan teman lama Almira.

"Kapan mau nyusul?"

Suara bariton yang terdengar asing di telinga Keysha, membuat Keysha mengentikan kegiatan memotret Faiz dan juga Harumi dari jauh.

Ia menoleh ke arah dimana suara itu berasal. Dan betapa kaget nya ia ketika melihat siapa seseorang yang punya suara itu.

"Mas Pras? Mas Pras kan yaa?" Tanya Keysha memastikan sekali lagi. Sedangkan yang di tanya hanya mengukir senyum dan mengangguk perlahan.

"Apa kabar?" Sapanya.

"Alhamdulillah, kabar ku baik. Mas Pras apa kabar?"

"Alhamdulillah baik juga." Balas Pras "Oh iya, maaf ya waktu itu aku gak sempat dateng ke acara pemakaman ibu dan bapak" Sesal Pras.

Keysha mengulas senyum nya lemah "iya gapapa kok Mas. Do'akan saja ibu dan bapak di tempatkan di tempat yang lebih baik di sisi Allah SWT."

"Aamiin. Kamu yang tegar ya Key" Seru Pras memberi Keysha ketabahan.

"Iya, Terimakasih Mas."

Obrolan mereka berlanjut sampai pada obrolan nostalgia masa SMA. Dalam setiap kali Keysha menatap matanya, Keysha menguntai do'a di dalam hatinya meminta kepadaNya untuk di persatukan dengan hambaNya. Yang bernama Prasasti Aditya Bhakti.

Tanpa di sadari, Pras juga menguntai do'a yang sama kepadaNya untuk di persatukan dengan hambaNya yang bernama Keysha Ainalya Putri.

•-•

Setelah acara resepsi selesai, Faiz menuntun mesra istrinya Itu untuk memasuki kamar yang sudah di hias penuh bunga.

Dengan lembut ia menatap istrinya itu sambil tersenyum, Harumi yang di pandang seperti itu tersenyum tersipu. Dengan mengucapkan Bismillah, Faiz mengecup kening istrinya itu dengan lembut.

Perlahan air mata itu luruh dari pelupuk matanya, Harumi pun menitihkan air matanya ketika mendapat perlakuan seperti itu. "Harumi.." Panggil Faiz.

Harumi membuka matanya, tampak lapisan bening kini menyelimuti bola matanya. Faiz mengsap bulir air mata yang tadi terjatuh di pipi istrinya itu. Faiz terus tersenyum melihat wajah istrinya sedekat ini.

"Sepuluh tahun aku menyimpan rasa ini untuk kamu, selama sepuluh tahun juga nama mu terus ada di dalam do'a ku. Akhirnya Allah menjawabnya juga di hari ini, aku berterima kasih kepada kamu Rum karena sudah bersedia menjadi istriku, ibu dari anak-anakku dan sahabat di hari tuaku."

"Alhamdulillah, sama-sama Mas. Ketahuilah aku pun sama seperti mu, namun maafkan aku jika aku belum menjadi istri yang sempurna untuk mu" Ujar Harumi.

"Iya maaf kan juga aku, jikalau nanti aku melakukan kesalahan tegur lah aku."

Harumi tersenyum, tak henti-hentinya ia mengucap syukur atas karunia yang sudah Allah berikan untuk nya.

Setelah bersih-bersih, mereka merebahkan diri di atas kasur berukuran besar. Bernostalgia pada masa SMA dulu, sesekali mereka tertawa ketika ingat pada ekspresi dulu saat bertemu. Harumi yang ramah akan ikut kaku jika bertemu dengan manusia kaku yang kini menjadi suaminya.

Namun, setelah ia banyak bercerita dengan Faiz. Harumi mengetahui bahwa Faiz tidak lah sekaku yang dia bayangkan, tak seserius yang ia fikirkan, tak sedingin yang ia rasakan. Faktanya semua itu berlawanan arah dengan semua presepsi yang semua orang buat dan Harumi sedikit percayai. Sedikit loh ya, hehe.

•-•

Jangan lupa vote dan coment nya yap😉

The Second WifeWhere stories live. Discover now