•3°

7.6K 382 4
                                    

•-•

"Keysha, kira-kira cocok gak sih?" Tanya Harumi sambil menaruh baju gamis warna birunya di dada.

"Ini cocok banget Mba, nanti pasminanya warna biru agak tua. Sebentar aku cariin yaa." Ujar Keysha sambil berjalan ke arah tempat dimana semua kerudungnya di simpan.

Hari ini keluarga Fathur akan datang mengantar Faiz untuk melamar Harumi. Jadi Harumi harus berbenah diri supaya tidak memalukan keluarga, moso iya lamaran pakai daster aja. Maka dari itu ia sibuk memilih pakaian untuk acara nanti malam.

Berbeda dengan dua wanita tadi, wanita yang satu ini malah sibuk memilihkan kemeja dan Jas yang pas untuk dipakai kakaknya. Sedangkan Faiz hanya bersandar di dinding, menyaksikan semua isi lemarinya di keluarkan begitu saja oleh adiknya. Almira.

"Abang, Almi nemu nih. Kemeja biru yang dikasih sama almarhum eyang." teriak Almi yang kepalanya masih sibuk meneliti baju itu.

"Gak perlu teriak de, abang disini kok."

Faiz melangkah mendatangi adiknya yang sedang meneliti bajunya itu. "Yakali aja abang budek. Hehe"

Faiz yang mendengar ledekan adiknya itu langsung mencubit pipi Almira gemas.

"Kebiasaan ihh. Udah mau beristri jugaa, masih aja suka nyubitin pipi adeknyaaa. Gimana nanti beneran udah beristri, di unyeng-unyeng kali tuh ya Mba Harumi nyaa haha"

"Wah itu sih lain urusannya lah, kalo nyubit dan unyeng-unyeng ya itu khusus untuk kamu. Kalau Mba Harumi ya di belai penuh sayang lah,"

Seringai Faiz mendapat cubitan di perutnya oleh Almi. "Buruan Siap-siap Bang, Aku mau ke kamar dulu. Mau dandan, hihi"

"Loh? Yang beresin kamar Abang siapa De?"

"Abang sendiri" Teriak Almi dari luar kamar Faiz.

"Aisshh anak itu." Umpat Faiz terhadap kelakuan adiknya itu. Mau gak mau dia harus membenahi ini sendirian.

"Nah, kan kalau pakai ini gagah. Iya kan Nek?" Tanya Almi pada Ibu dari Mamahnya itu.

"Iya, selera adek emang yang paling top deh.." Ujar Ratmi Memuji Cucunya ituuu.

"Semuanya udah siap?" Tanya Fathur yang langsung mendapatkan anggukkan dari sanak saudaranya. "Yaudah yukk kitaa jalan..."

"Ayo Bang..." pekiknya yang sudah sampai di depan mobil. Faiz hanya tertawa kecil melihat semangat empat lima adiknya yang baru lulus SMA itu.

"Perasaan, yang mau lamaran kan abang. Kenapa jadi kamu yang semangat dek?" Tanya Faiz kepada Almi yang sekarang duduk di sampingnya itu.

"Jadi abang gak semangat mau ngelamar Mba Harumi?" Bukannya menjawab Almi malah bertanya balik.

"Yaa, bukan gitu. Sebenernya, mmmhhhh"

"Abang gugup ya? Haha. Rileks aja kali Bang..." Ledek Almi memukul lengan kiri Faiz. Almi mengerti apa yang dirasakan abangnya itu, seumur-umur memang abangnya ini tak pernah mendekati wanita manapun. Dan tiba-tiba langsung lamaran. Jangankan mendekati wanita lain, belajar untuk mencintai wanita lain aja rasanya sulit bagi Faiz.

Bagi Faiz itu, jika ia sudah mengukir satu nama di atas hatinya maka hanya nama itu yang selamanya akan ia cintai. Dan beruntungnya, ia mengukir nama Harumi yang sudah menjadi calon menantu pilihan papah dan mamahnya.

'Semoga kita jodoh dunia akhirat. Aamiin' Gumam Faiz di dalam hati.

"Gausah gugup Bang. Rileks aja, oke?" semangat Almi sebelum akhirnya turun dari mobil terios milik abangnya itu.

The Second WifeWhere stories live. Discover now