•10°

6.6K 260 4
                                    

•-•

Dengan gagahnya Prass berjalan memasuki restoran bersama Keysha. Keysha yang di balut gamis modern berwarna pitch dengan kerudungnya yang senada terlihat begitu cantik.

Tangan Prass yang tadi hanya mengayun bebas kini sudah menggenggam tangan mungil milik Keysha.

Keysha sempat terkaget dengan perlakuan itu. Namun ia berusaha untuk bersikap senormal mungkin, Dengan perasaan senang Prass menyalami para kolega nya.

Hari ini, Prass mengajak Keysha menghadiri undangan pernikahan dari salah satu koleganya.

"Loh, pak Prass ini siapa? Cantik banget"

Prass dan Keysha tersenyum mendengar pujian tersebut dari Bu Ratri , istri dari kolega Prass.

"Terima kasih untuk pujian nya bu, perkenalkan ini calon istri saya, Keysha dan Keysha ini ibu Ratri istri nya pak Jamal" Ujar Prass memperkenalkan.

Keysha tersentak dengan apa yang baru saja Prass ucapkan. Calon istri? Apakah ia salah dengar?

Sepanjang acara Keysha berusaha bersikap normal walau ucapan Prass tadi terus menari-nari di otaknya.

"Key?" panggilan Prass barusan membuat Keysha memutuskan pandangannya dari jalanan yang kini sedang ia tatap.

Prass tiba-tiba menghentikan laju mobilnya. "Kamu kenapa?" Tanya Prass.

Keysha menggeleng, "aku gak apa-apa Mas. Ada apa? Kok berhenti?"

Prass tersenyum lalu mengajak Keysha keluar. Posisi mereka kini tengah berada di jalan layang yang di kelilingi kelap-kelip lampu dari gedung-gedung tinggi jakarta ditambah semilir angin yang membuat kesan romantis nya begitu kerasa.

"Maaf kalau perkataan ku kepada Bu Ratri tadi membuatmu kepikiran. Tapi jujur, sebenarnya aku serius dengan ucapan ku yang tadi." Keysha menatap serius sosok di depannya.

"Entah bagaimana perasaan ini bisa ada, tapi yang jelas ini sudah terasa pada saat kamu menjadi adik kelas ku dulu. Dan sekarang, dengan perasaan sadar dan atas restu Allah, Bu'de Ira, juga kedua orang tuaku dan almarhum kedua orang tuamu, aku ingin meminang kamu Key,"

Keysha terdiam, ia begitu kaget dengan apa yang barusan ia dengar. Ia senang karena Cintanya tidaklah bertepuk sebelah tangan, namun entah mengapa ia juga merasa sedih.

"Tak perlu cepat-cepat untuk menjawab semua ini, aku mau kamu pikirkan semua ini matang-matang. Jangan sampai kamu salah, jika kamu memang tidak menyukaiku bilang saja, aku tidak akan marah" Ujar Prass dengan senyum menenangkannya.

Keysha tersenyum sendu, semua orang penting tersebut sudah setuju. Kini tinggal jawaban dari dirinya, Keysha mengambil nafas dalam-dalam untuk menjawab bahwa ia menerima pinangan Prass.

"Dengan perasaan sadar juga aku menerima pinangan mu Mas."

Prass menatap Keysha tak percaya sebelum akhirnya mengucap syukur.

Penantian dalam do'a nya terjawab sudah. Ya Allah izinkan hamba bersatu dengan ciptaanmu ini dalam ikatan pernikahan, ridhoi segala langkah yang akan kami ambil ya Allah. Aamiin -Keysha memajantkan do'a di dalam hati berharap ridha dari sang maha pencipta yang menggenggam banyak hati setiap manusia.

•-•

"Mass.."

Suara lirih itu tiba-tiba terdengar samar dengan bunyi alat monitor jantung yang sedari tadi mengisi kekosongan ruangan ini.

The Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang