•5°

6.9K 303 3
                                    

•-•

Keysha melihat kembali penampilannya, di cermin kamar mandi yang terdapat di sebuah kantor dimana dirinya akan melaksanakan interview oleh atasannya langsung.

Karena tepat setelah mengantar harumi berbulan madu ke negeri ginseng, ia mendapatkan panggilan dari kantor ini.

Degup jantung tak tentu arah membuat Keysha terus menghela nafasnya. Tak henti-hentinya ia melantunkan do'a agar ia di lancarkan dalam berbicara.

"Silahkan"

Penuturan ramah itu berasal dari seorang wanita cantik dengan nama Dian di dadanya. Keysha tersenyum membalas keramahan wanita tersebut.

"Permisi," Keysha memperlihatkan kesopanannya kepada atasannya yang kini tengah membelakanginya.

"Silahkan du---"

Perkataan lelaki itu terhenti ketika melihat siapa yang akan ia interview. Begitu pun dengan Keysha yang mengendurkan lengkungan senyumnya ketika mengetahui siapa sosok yang akan menginterview dirinya.

Keysha terus menatap sosok itu yang kini tengah berjalan mendekat ke arah Keysha. "Jadi beneran kamu? Orang yang melamar pekerjaan disini?" Tanya Pras, kepada Keysha yang masih terdiam.

Keysha mengambil nafas sejenak, "iya Mas.." Ujar Keysha. "Saya ga sangka juga kalau Mas atasan saya disini" Ujar Keysha melanjutkan.

"Hehe. Yaudah Kalau Gitu, silahkan duduk Key.." Ujar Pras mempersilahkan.

"Makasih Mas.."

"Jadi, kamu tertarik dengan lowongan pekerjaan disini?" Pras berusaha untuk bersikap biasa saja. Walau sebenarnya degup jantung itu tak bisa ia kendalikan.

Bahkan bukan hanya Pras yang merasa degup jantung yang bergerak dari batas normalnya. Tetapi Keysha juga merasakan hal yang sama.

"Iya Mas, kebetulan lowongan pekerjaan ini sesuai dengan kemampuan dan kegemaran saya." Ujar Keysha yang mendapat senyuman hangat dari Pras.

"Saya tahu. Kamu memang suka mendesain, bahkan dari sejak SMA dulu kamu suka mendesain isi mading supaya banyak yang tertarik untuk membaca. Dan itu berhasil." Keysha tersenyum mendengar pujian itu, namun Keysha juga merendah karena kehebatan yang ada di dalam dirinya bukan untuk di sombongkan melainkan di amal kan dan di syukuri. Karena semua ini adalah pemberian dari Allah saja.

"Kalau begitu kamu boleh mulai bekerja disini besok, untuk pengaturan jadwalnya silahkan tanyakan pada Dian. Sekretaris saya yang ada di depan ruangan."

"Serius Mas?" Pras mengangguk cepat sambil tersenyum.

"Alhamdulillah, Makasih banyak Mas.." Ujar Keysha senang. Pras terkekeh melihat euforia bahagia dari diri Keysha.

"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik ya Key.." Tutur Pras mengulur tangannya, lalu di sambut dengan baik oleh Keysha dengan membalas jabat tangan itu. "Pasti Mas, aku bakal bekerja semaksimal mungkin..."

Pras tersenyum menatap manik mata yang terus memancarkan kebahagiaan itu. Rasanya dirinya juga merasakan kebahagiaan yang di rasakan Keysha.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya Mas, sekali lagi terima kasih banyak Mas.. Hehe" Keysha berujar dengan semangat kebahagiaan nya.

Selesai mengatur jadwal dirinya dengan Dian, sekretaris Mas Prass yang sebenernya seumuran dengan Keysha. Sepanjang jalan pulang Keysha terus tersenyum karena dirinya sudah mendapatkan pekerjaan. Di tambah Bos di kantor tempat dirinya berkeja adalah sosok laki-laki yang namanya selalu ia sebut di setiap selesai sholat fardunya.

The Second WifeWhere stories live. Discover now