•6°

5.8K 297 3
                                    

•-

"Usia kandungan ibu baru menginjak usia dua minggu, di mohon untuk tidak terlalu banyak beraktivitas dulu ya bu. Mengingat kandungan ibu masih terlihat rawan," Ujar seorang dokter yang bernama Ghina itu kepada Harumi.

"Baik dok.. Terima kasih"

Setelah selesai memeriksakan kandungannya itu Harumi dan Faiz langsung keluar dan menuju parkiran. Dengan mesra Faiz merangkul istrinya itu.

"Mas, sebelum masuk komplek kita mampir dulu ke super market ya Mas. Ada yang ingin aku beli," Faiz mengangguk tersenyum.

Hari sudah larut, namun kegelisahan Harumi belum juga surut. Ia bingung apa yang ia gelisahkan setelah sholat isya tadi.

"Sayang, tidur yuk.. Ini udah hampir jam setengah satu pagi loh." Ujar Faiz memeluk Harumi dari belakang.

"Aku gabisa tidur Mas.." Ucap Harumi.

Dengan gerakan lembut Faiz membalikan tubuh istrinya itu. Lalu menangkup wajah sang istri. "Masih soal kegelisahan itu?"

Harumi mengangguk dengan wajah pias. Faiz yang mengerti perasaan istrinya itu pun langsung membawanya ke dalam pelukan.

"Sayang, tenang ya.. Mungkin kegelisahan itu datang dari efek samping kehamilan kamu aja kali." Faiz berusaha menenangkan Harumi.

Namun Harumi meregangkan pelukannya itu "Tapi ini beda Mas, feeling aku bilang ini bukan bawaan Bayi. Ada hal lain yang ganjal di dalam hati aku yang aku gak tau apa itu"

Baru saja Faiz ingin angkat bicara, tiba-tiba dering Handphone Harumi berbunyi tanda ada panggilan masuk. Harumi melepas pelukan Faiz lalu mengambil ponsel pintarnya itu, entah mengapa jarinya bergetar untuk menggeser lingkaran hijau ketika nama Keysha yang kini mendialnya.

"Assalamualaikum, Key" Ucap Harumi Lirih.

"Wa'alaikumsalam, Mba Rumi..."

Suara gema tangis di sebrang sana membuat debaran jantung Harumi berdegup kencang. "Kamu kenapa Key?"

Harumi benar-benar panik ketika hanya mendengar isak tangis Keysha tanpa ada jawaban apa pun. Sekali lagi Harumi bertanya kepada Keysha.

Faiz yang melihat ada kejanggalan pun mendekat ke arah Harumi.

"Ayah Mba.. Ayah"

Tangis Keysha benar-benar terdengar pecah dari seberang sana, Harumi yang sedari tadi mendengar Keysha menangis lalu mengatakan soal Ayah, langsung gemetar dan menitihkan air matanya.

Harumi takut bahwa ini adalah jawaban atas kegelisahannya.

"Ayah kenapa Key? Kamu jawab Mba dong. Jangan putus-putus gini."

Faiz menautkan kedua alisnya ketika Harumi berbicara soal 'Ayah'.

"Ayah, kena serangan jantung. Dan kini di rumah sakit Mba.."

Faiz menahan tubuh Harumi yang tiba-tiba meluruh. Ponsel pintar yang tadi di pegangnya kini terkapar naas di atas lantai dingin kamarnya Itu.

The Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang