Just Wanna Be Yours >> Part 1

13.5K 316 0
                                    

||Cinta, rasa sayang, mengagumi, menyukai, peduli adalah bentuk penilaian alami manusia||
-by:Penulis-


Siska Wildania]]
/

/07.10 WIB//

"Buruan pendek" ucap Dimas dari dalam mobil Altisnya. Terdengar tidak sabaran. Berbanding terbalik dengan lisannya. Wajah putih tanpa jerawat tersebut malah terlihat anteng dan gemes secara bersamaan. Tidka ada urat maupun kerutan kekesalan yang terpatri di sisi wajah itu. Kemudia, Lelaki itu merapikan rambutnya sejenak di spion mobil.

Menyugar kumpulan mahkota hitam tersebut agar rapi dan mengikuti kemauan jemarinya yang panjang dengan hiasan kuku-kuku pendek yang bersih.

"Iyaaa, bosku sabaran dikit kenapa sich ahhh" teriakku sewot dengan mata yang disengaja berotasi agar gambaran sewotnya semakin jelas, diriku lumayan kerepotan dengan tas dan dokumen kantor di setiap jemariku.

Ber-Netflix ria semalaman membawa efek lambat di pagi hari. Seharusnya aku melakukan ritual Netflix di Malam Minggu renungku sejenak.

"Pendek..." panggil lelaki itu kembali.

Dia gak liat apa aku lagi make hells. Masa di uber-uber gitu sich. Sambil menggerutu kecil kupercepat aktivitas terakhirku.

"Buruan... ntar aku telat ngantor nich godanya lagi.

Wajah ngambekku muncul.

"Yaudah pergi aja sono, besok-besok aku males minta anter ma kamu lagi" rajukku.

Aku segera berlari ke arah mobilnya. Setelah mengunci pagar.

"Ngapain pake lari segala sich, norak banget... nanti jatoh mewek... cewe itu harus anggun dan mempesona" ejeknya lagi.

"Tadi di suruh cepetan" protesku.

"Iya tapi gak gitu juga kali Non" candanya.

"Idihhh..... " desisnya gemes. Tangannya sudah berpindah tempat ke pipiku menguyel gemas. Lalu membukakan pintu mobil agar diriku leluasa masuk.

"Gimana udah sweet belom??" Tanyaku sambil manyun padanya.

"Udah.... masuk gih... biar cuss lagi" perintahnya.

"Siap bos" seruku riang.

Sungguh Pagi yang Menyenangkan, sarapan pagi sudah ready di seat belakang. Bener-bener lelaki Peka dan idaman. Aku nyaman dengan suasana yang tercipta ini.

Kendaraan beroda empat tersebut melaju dengan kecepatan sedang, membawa kedua insan menuju tujuannya.

.......

Dimas Moreno]]

"Makasih kumis bye-bye" celotehnya sambil menampakkkan deretan gigi berbehelnya padaku. Bibir Pink tersebut merekah indah membentuk senyuman tanda terimakasih.

"Ck.... dasar .... Iyaaa sama-sama. Semangat ya kerjanya. Jangan lupa Sarapannya di habisin. Kalo lelah... Istirahat dulu. Kita ini manusia bukan mesin" celetukku panjang lebar.

"Copy" balasnya lalu melambaikan tangan ke arahku. Ku naikkan kaca mobil dan menginjak gas perlahan.

Aku segera membelokkan mobil dan ngebut menuju kantor yang berjalan 15 menit dari kantor Siska.

Memasuki area Kantor yang penuh pohon rindang dan taman yang indah hasil dari tangan atasan kami yang kreatif. Lurus menuju parkiran mobil,

Merapikan kemeja dan jas, melenggang melewati pintu, menuju lobi dan "TING" finget print lalu melangkah menuju ruangan yang terdapat di lantai 4 gedung ini.

Sebelum meletakkan tas di meja kerja, aku membersihkan area ini agar semakin nyaman saat di gunakan.

"Cie yang baru siap nganterin tuan putri... Ehemm ... Ehemm...."

Aku melengos ke arah suara cempreng gadis yang suaranya sangat kuhafal, Rita, sahabatku sekaligus tetanggaku.

Senyumnya terbit, gadis itu cukup mempesona dengan outfit full white.

Aku membalas ejekannya dengan memeletkan lidahku. Dan memasuki ruangan rapat karena pagi ini agenda baru akan di bahas.

......

Rita Puji Anggara]]

"Huahhhhhh... senengnya"
Desisku norak. Ketika siluet bayangan Dimas menghilang di balik pintu ruangan meeting

Hanya gadis 22 tahun kolot sepertiku yang masih blushing sendiri melihat kekasih idaman alias CRUSH. Padahal Dimas hanya memeletkan lidahnya.

Sesimpel itu namun membahagiakan di pagi ini. Tidak hanya itu, efek melihat cogan menambah semangat dan hormon muda di sekujur tubuhku.

Yapp... sudah lamaaa......... banget aku sayang bukan cinta sama lelaki ganteng itu. Lelaki yang merupakan tetangga dan sohibku dari orok, SD, SMP, SMA, Kuliah bahkan Kerja.

Secara sepihak aku sangat Happy bisa terus di sisinya. Meskipun nyatanya sisi itu telah dia berikan untuk Gadis lain yang dia sukai. Bukan aku. Sisi yang kusediakan untuknya, masih kosong karena orang tersebut tidak mau mengisinya.

Kalo kata orang udah kayak sodaraan aja. Kalo kata aku itu suratan takdir agar aku dan Dimas deketan mulu... hihi norak lagi.

Aku tahu semua tentang Dimas. Luar dalem, sifatnya, hobinya, kebiasaan joroknya bahkan aku tahu wanita pujaannya. Siska. Wanita imut yang setiap waktu dia puja, dia usahakan ada, beri segalanya yang bisa di beri, semuanya Dimas usahakan untuk wanita itu. Betapa beruntungnya.

Dasar Dimas bucin. Persis sepertiku. Bucinnya Dimas. Bucin kepada diriku... tidak ada. Sampai saat ini rasanya tidak ada perlakuan special yang aku terima dari lelaki manapun baik di kantor ataupun di lingkungan pergaulanku.

Asli jomblo dari lahir.
parahnya lagi gadis jomblo ini menyukai laki laki yang merupakan mahkluk Tuhan paling impossible untuk membalas rasa sukanya.

Impossible
impossible

Seperti lagu Shontelle

22 tahun cinta terpendam.

Ibarat kredit cicilan rumah+mobil pasti udah lunas.

ibarat benda, mungkin udah di museumkan saking kunonya.

Cinta ini bahkan tak berdebu guys... Awet seperti Mumi, Kokoh Bak Gunung, Tangguh Bagai Karang di Lautan.

Gila.... Dan Tidak Masuk Akal Sehat karena Akal Sehatnya sudah di pinggirkan oleh Cinta, Di Butakan Kagum.

Kembali ke Si Siska dan Dimas.

Cih.... belom juga jadi istrinya udah intim banget. Bahkan status pacaran aja kagak.

Ibarat produk skincare hubungan Dimas dan Sisca itu tidak ada BPOM.

Inilah jenis iri dan dengki dari fans terhadap wanita kesukaan idolanya.
Walaupun begitu aku tetep. C.I.N.T.A kepada Dimas. Aku saja. Dia tidak.

.....

JUST WANNA BE YOURS [[END]]Where stories live. Discover now