Just Wanna Be Yours >> Part 22

3K 110 0
                                    

||Butuh waktu yang lama
Untuk melupakan seseorang
Butuh waktu sebentar
Membenci seseorang||
By:Penulis

3 Tahun Kemudian..
.
.
.
.
.
.

Rita Puji Anggara]]

16 januari 2016

Aku selalu menandai kalenderku dengan pena pink di tanggal yang sama. Tanggal indah saat kejadian lamaran romantis ala Dega. Aku menerima lamarannya didalam hati. Di kenyataannya aku menggantungnya.  Sungguh wanita plin plan.

Lain dihati lain dimulut. Aku menenggelamkan wajahku kedalam empuknya bantal.

Sekarang aku menduduki posisi oke untuk seorang wanita yang telah berusia 25 tahun. Wanita karir yang cukup sukses dan tua kalo untuk negara ini.

Aku sudah berusaha membuka hatiku untuk pria lain, sayangnya bayangan Dega tetap menghantuiku. Penyesalanku semakin dalam atas kebodohan di masa lalu karena memperjuangkan lelaki yang tidak menyukaiku sebagai wanita spesial walau hanya setitik nilapun.

Ahhh .... menyesal tak ada guna. Hadapi kenyataan. Senyum. Semua masalah ada solusinya. Kuatkan diri. Semangat..

Ya... kata kata seperti ini yang kubutuhkan saat ini.

Ting...

Lamunanku buyar. Ku ambil Smarthphone di atas nakash.

Sebuah pesan WA masuk. Ogah ogahan kubuka pesan tersebut.

From: Duda Gatel

Rita bisakah kamu mempertimbangkannya aku sangat ingin menjadikanmu istriku.

Lagi-lagi Reygo mengganggu hari-hariku dengan sms kebelet nikahnya.

Bukan karena dia duda beranak atau gendut atau jelek justru dia duda ganteng , mapan, yang entah kenapa tidak membuatku nafsu.

Mama dan Papa sangat mendukung kedekatan kami. Karena ortuku sadar diusiaku ini mana ada lajang yang doyan.

"Cewe muda sexy kan berserakan toh diluar sana. Buat apaan cewe dewasa polos lugu kek gue ini" bathinku galau.

Aku melangkahkan kaki ke jendela kamar. Melirik rumah tetangga yang menyimpan banyak kenangan dan tragedi di hidupku.

Dimas.....

Lelaki itu sekarang gila. Dia berada di rumah sakit jiwa di kota asal Mamanya.

Siska, wanita itu terbunuh saat insiden hebat yang terjadi di kotaku.

Bom bunuh diri di Hotel Cahaya, menewaskan Siska yang diduga menginap bersama tamunya(om-om). Sungguh tragis memang. Mama Dimas memutuskan menjual rumahnya dan membawa Dimas berobat atas kegilaannya akan Siska. Dimas menjadi pribadi aneh dan tertutup.

Kejadian 2 tahun lalu menyadarkanku bahwa Sampai Kapanpun aku Menunggu Dimas untuk Berpaling, Hati Dimas Hanya Untuk Siska seorang. Aku tahu itu. Aku sadar. Tapi aku berusaha optimis. optimis yang jelas sia sia.

Tuhan bahkan tidak pernah membuat takdir itu padaku. Tetapi aku hendak mengubahnya.

Siapa diri ini hingga begitu sombongnya.

Keputusan bodoh yang kubuat karena dasar sayang kepada Mama Dimas malah mencelakakan diriku sendiri.

Aku tidak tahu dimana Dega saat ini. Informasi terahir yang kudengar, lelaki itu pergi melanutkan studi ke luar negeri. Sekarang kami terpisah bermil mil jaraknya. Tanpa komunikasi.

Entah sejak kapan. Entah siapa yang memulai perang tanpa komunikasi ini. Mungkin ego masing masing masih terlalu mendominasi.

"Hai sayang" seorang pemuda dewasa lucu dan tampan mengerlingkan matanya dengan nakal terhadapku.

"Reygo idiot" bathinku atas tingkah laku kekanakannya.

"Kamu sexy" gombalnya untuk yang ke 50xnya setelah seminggu kepindahannya di rumah Dimas.

Reygo adalah manusia yang menghuni dan membeli rumah bersajarah dalam hidupku tersebut.

Aku hanya melengos dan membiarkannya.

"Aku harus bergegas cari angin" bathinku dan melenggang cantik ke bathroom.

1 jam kemudian aku memanaskan mobilku.

"Kemana sayang? " tanya Reygo entah sejak kapan telah berdiri ganteng di sampingku.

"Kepo" jawabku dan masuk kemobil tanpa pamit.

......

Reygo Bennedict]]

Aku terkekeh melihat wanita macan itu. Juteknya sungguh luar binasa. Aku tidak pernah membayangkan akan sefrontal ini mendekatinya. Biasanya aku dapat menahan diri untuk tidak menggoda wanita manapun.

Namun judesnya membuatku tertarik dan ingin bermain-main dengannya.

Drtttttttttttt

"Dega Calling "

"Halo Ga" jawabku. Dega sahabat lamaku menelponku.

"Kapan??, kampret loe gue mana ada pasangan, oke lah sampai ketemu besok ya?" Jawabku dan berlalu ke mobilku.

......

Rita Puji Anggara]]

Huaaaaaaaaa teriakku histeris akibat melihat duda gatel itu membuka kaosnya tepat didepan mataku. Walaupun masih berjarak karena dia membuka kaosnya di balkon kamarnya.

Yang di teriaki hanya pasang senyum ganteng.

"Idiot" bathinku dengan nafas tergesa.

Kringggggggggg

Duda iler calling

"Ngapain lagi sich" omelku malas. Tetapi tetap meladeni telfonnya.

"Apaaaaaaa" bentakku judes.

"Temeni aq dong...... sahabatku nikahan" jelasnya.

"Pergi aja ma yang lain. Lagian ya kalo loe mau... di luar sana banyak tuh wanita yang rela loe ajakin" jelasku.

"gue bukan penyuka wanita luar. Gue penyuka wanita ajaib kek loe. Gue cuma mau ma elo. Hanya elo dan elo. Elo harus nemeni gue. titik!!!" tegasnya dan aku dapat melihatnya mengerling nakal dari balkon.

"Cih...." desisku.

"Lagian siapa sich sahabat loe.....gue fikir loe cuman peduli sama wanita" cerocosku.

"Ya adalah beib, namanya Sadega. Temenin..........."

Telfon segera terputus. kuputus lebih tepatnya. Hatiku berdetak sekencang kencangnya.

Kringgggg sebanyak 20x

Aku menidurkan tubuhku di sofa. Kadang aku duduk. Berdiri dan mengitari meja bak wanita kurang warazzzz.

Ting tong!!!!

Aku membiarkannya.

Ting tong!!!!

tetap berbunyi selama beberapa menit. Membuatku muak dan terpasa turun untuk membukanya.

Aku membukanya dengan emosi dan terkejut mendapati wajah tampan Reygo di pintu.

"Kenapa telfon aku gak dijawab!!" Protesnya.

"Aku sibuk!!" Bentakku.

"Jadi gimana??...." tanya Reygo bawel.

"Oke..." jawabku dan langsung menutup pintu rumah. Tak perduli orangnya masih disana.

JUST WANNA BE YOURS [[END]]Where stories live. Discover now