Just Wanna Be Yours >> Part 10

2.7K 137 0
                                    


Kamu wanita terhebat
Wanita paling indah yang
Dihadirkan Tuhan padaku
Wanita lembut yang selalu
Paling ada, paling berharga
Setelah Ibu..
Aku sayang kamu
Hanya sebagai Adik, bukan
Wanitaku
By:Penulis

Rita Puji Anggara]]

Aku terkejut ketika Dega memanggilku sayang.

sungguh membuat siapapun akan salah faham akan panggilan tersebut.

"Mungkin telingaku berhalusinasi" bathinku. Aku melanjutkan makanku. Mencoba mengabaikan dirinya yang semakin mendekat.

Jantungku berdegub. Ahh jantung yang plin plan. Apakah jantungku playgirl yang berdetak setiap di dekati lelaki tampan.

Terdengar suara kursi bergerak.

Lelaki itu menarik kursi dan duduk di depanku. Memandangiku dengan intens. Tajam dan lembut tanpa senyum. Lihat gaya sombongnya. Tangannya bersedekap di dada bidangnya.

 Tangannya bersedekap di dada bidangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahhh mataku.... jadi jelalatan di tubuhnya. Kucoba mengalihkan pandangan kearah lain saking malunya.

"Uhuk....uhuk..." aku keselek melihat Dimas seperti babu Siska. Lelaki kesayanganku itu sedang kerepotan membawa dua piring berisi makanan di tangan kiri dan kanannya.

Tanpa pamit kepada Dega aku segera menghampirinya.

"Perlu bantuan" tawarku sambil tersenyum.

"Rita... syukurlah kamu udah datang. Maafin aku ya. Sudah meninggalkan.....

"Gpp. Sini aku bawain" aku memotong pembicaraan Dimas dan merebut piring Biru dari tangannya. Kerepotannya membawa benda benda ini merusak pemandangan di tengah pesta glamor ini.

"Thanks...." jawabnya dengan senyum tulus.

Tak ada detak jantung yang biasanya.

Setelah dia menyerahkan piring itu kepada Siska yang asyik ngobrol dengan tante-tante norak. Dimas menyusulku kembali.

"Makan yang banyak" seruku saat menyodorkan piring itu.

Dimas pun berlalu meninggalkanku menyusul pujaan hatinya.

"Dasar babu..."  sebuah suara menginterupsi tepat di dekat telingaku.

"ahhhh....."

"Dega...." seruku kaget.

"Ngapain sich loe pake bantuin lelaki pengecut itu" ejeknya pada Dimas. kini tatapan Dega ke arah Dimas.

Aku hanya tersenyum. Tanpa sadar ku ambil gelas minuman di tangannya. Meneguknya. Kemudian menatap Dega kembali.

"Pengen ice cream" rengekku manja.

Sebenarnya aku merasa tolol merengek-rengek manja gitu. Apalagi pada Dega.

"Ya tuhan semoga dia tidak jijik melihat tingkahku" bathinku.

Saat aku melihat kedepan, lelaki itu sudah tidak ada lagi. Dia meninggalkanku di kerumunan orang-orang yang sedang berdansa. Malunya.....

"Hmmm tuhh kan belom juga apa-apa udah jijik" imbuhku sedih sambil menyesali perbuatan konyol yang pertama kali kulakukan.

Sesekali tanganku kutekan ke kepalaku saking malunya.

"Kok masih bengong??" Tanya Dega yang muncul tiba-tiba dari depan.

"Uhuhuhu..... Dega" aku memeluknya erat.

"Why???" Tanyanya heran.

Aku mengeratkan pelukan tersebut. Anehnya air mataku jatuh. Ya ampun...

"Maafin aku" jawabku semakin menangis. Di dadanya.

"Untuk...???" Tangan Dega perlahan terasa bergerak mengelus rambutku lembut.

"Udah merengek-rengek minta ice cream. Aku udah buat Dega repot tadi. Maaf..." jawabku tak melepaskan pelukanku.

"Hem....dodol.." serunya dan mencubit pipiku sehingga mulutku melebar ke kanan

"Sakit..."

"Makanya... kalo fikiran itu positif aja, aku fikir kamu segera ngikutin aku karena di sini sempit, taunya malah bengong disini" ejeknya dan mengelus rambutku kembali.

"Jadi kamu gak marah" tanyaku manyun.

"Hahaha...udah ah yuk"

"Jawab ihh gk marah kan?" Tanyaku memastikan.

Lelaki itu menggenggam tanganku dengan erat.

Dia kenapa si. Telinganya memerah begitu. Dasar aneh.

JUST WANNA BE YOURS [[END]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang