Just Wanna Be Yours >> PART 3

4.8K 138 0
                                    

||Bukan karena mendewakan cinta.
Bukan karena terlalu bodoh
Namun jika dia adalah prioritasmu sekaligus kelemahanmu... kamu bisa apa?||
-by:Penulis-

.....

Dimas Moreno]]

Aku lumayan kaget saat Siska membuka kelopak matanya tiba-tiba.

"Dah nyampe ya?" Tanyanya berusaha memfokuskan pandangannya. Melihat sisi kiri dan kanan yang terang dari lampu hias di sisi bangunan.

"Udah Sis" jawabku setenang mungkin. Berusaha agar detak jantungku tidak terdengar olehnya.

mengutuk perilaku gila yang hampir kulakukan pada gadis yang tertidur.

Bisa gila aku jika Siska salah faham.
Sungguh diri ini tak sanggup di tuduh sebagai lelaki yang memanfaatkan situasi.

Lain waktu aku harus bisa mengontrol tindakanku.

"Yaudah yukkk... " jawabnya manja.

"Ahh... baiklah" ku raih jaket cokelat di jok belakang.

Kami pun memasuki Mc.D, memesan beberapa menu dan memutuskan untuk pulang saat jarum jam menunjukkan angka 21.30 WIB.

"Thanks yaaa kumis sayang" serunya sambil mencubit kumis tipisku gemas.

Senyuman indahnya benar benar menghipnotisku sesaat.

Jatuh cinta begini amat ya...

Aku memasang senyum manis ... paling manis yang bisa di cetak bibirku dan membelokkan mobil saat wanita mungil itu sudah memasuki kosnya.

......

Siska Wildania ]]

"Gila.... bathinku agak terkejut.

"gk mungkin kan? Masih antara percaya dan tidak.

" Masa iya kumis mo nyium aku tadi" bathinku setelah selesai mandi.

Masih dengan tubuh berbalut handuk pink. Aku memencet nomer seorang lelaki yang menjadi gebetanku akhir-akhir ini.

Sadega namanya. Kata orang dia player, playboy, badboy dll. Aku gak peduli soalnya bagi aku dia tuh beda.

Aku harus mengeluarkan jurusku agar lelaki itu berpaling padaku. Aku memandang fotonya yang menjadi walpaper smarthphone Samsungku. Hp yang tidak pernah aku keluarkan atau bawa di depan si kumis.

Kalo kumis tahu dia pasti menjauh. Ntar yang nyupirin aku pulang pergi ngantor siapa dong. Aku tahu kumis ada rasa terhadapku. Sehingga tanpa canggung aku memanfaatkannya sebagai ATM berjalan, sopir, bodyguard dll.

Bukan karena aku gk sayang. Aku sayang banget ma dy. Tetapi bertahan hanya dengan satu cowok... bukan style aku.

"Drrrrttttt"
"Kumis Calling"

Aku menghela nafas kesal.

"Sialan ni cowo gak tau jam apa... nelfonin mulu... tadi kan udah jalan bareng. Muak banget gue..." sewot banget.

paling males di obsessiin sama laki laki sebenarnya.

Hah... yasudahlah.. fans harus tetap di baiki biar gak kadaluwarsa.

Kugeser tombol hijau di layar. Memandang kaca yang ada dikamar.

Menetralisirkan mimik wajah yang tadi kesel menjadi wajah imut kesukaan Dimas.

Acting dimulai....

"Ya mis," jawabku dengan aura aura bahagia.

"Dah mandi??" tanyanya lembut. Dapat kulihat lelaki yang sedang membaringkan tubuh di kasur itu memandangku penuh cinta.

Cih.... memuakkan...

"Baru aja siap" jawabku memasang senyuman maut ala ala Siska.

"Pake baju lagi ya" imbuhnya. wajahnya agak memerah. Sambil memandang ke arah lain.

Untungnya lelaki ini bukan PK.

Ckckckck. Lelaki ini bahkan sudah faham kebiasaanku.

"Males" jawabku sok manja

"Ntar masuk angin" protesnya lagi

"Pakeinnnn" jawabku lagi

"Manja" kekehnya.

"Ntar ya" seruku lagi. Meletakkan ponsel. Berlalu ke arah lemari pakaian.

Setelah selesai berpakaian aku menghabiskan malam ditemani oleh kumis.

Sedikit dongkol namun nikmati saja.

........

Rita Puji Anggara]]

"Cakepnya" desisku sambil memegang teropong yang arahnya dari aku SMP sampai sekarang selalu ke kamar Dimas.

Bisa bisa kena penjara atau di tuduh Sasaeng. akibat ngintipin anak orang. tapi tidak saat ganti baju. Hah... aku bukan si mesum. hanya pemuja jarak dekat.

Tetangga padahal namun terasa jauh. Mendekati tapi tidak di dekati.

"Aku tahu dia telponan dengan siapa, walaupun telingaku tidak mendengar percakapannya." Bathinku miris.

Penggemar mengenaskan satu satunya di atas muka bumi ini.

"Ya ampun manisnya" aku meleleh sejenak saat memperhatikan expressi Dimas yang berseri-seri, kadang tersenyum manis, menampakkan deratan gigi rapinya. kadang tertawa lepas memerlihatkan pipinya yang terangkat keatas.

Benar benar tampan.

"Hmmmm Dimas lagi Dimas lagi" ejek adik cowokku sambil memegang tab_nya.

Hanya mahkluk tersebut yang tau semua sepak terjangku dalam dunia PER-DIMASAN..

"Ihcccc resek... hush hush sanaaa" usirku sewot. Kembali fokus pada objek pengamatan.

"Kalo suka bilang napa, ini kagak malah dipelototin dari jauh, mana mungkin dia tau sister suka dia kalo modelnya kayak gitu" ceramahnya lagi.

Ya ampun aku di ceramahin anak SMP kelas VIII. Tau apa dia soal cinta. Bocah kutu kupret ini tak pantas membahas cinta pada jomblo ngenes.

"Kayak aku dong, liat ni" pamernya sambil nunjukin foto cewe imut berhijab yang ada di tabnya.

Pede banget ni nyamuk satu. Mentang mentang ganteng. Untung adek kandung.

"Gila imut banget" imbuhku lagi.

"Yoi... siapa dulu.. Yoga gitu ketua OSIS paling kece" jawabnya dengan belagak.

"Kok mau ni cewe sama cowo songong kek kamu. Dipelet ya?"

"Ya dong pendekatan nya pake teknik. Bukan kek seseorang yang tindak tanduknya aneh"

"Cih... da sana ahhh.. sistar mo bobo" usirku lagi. Aku bergerak ke atas kasur. Memeluk boneka pink pemberian laki laki rese yang saat ini di kamarku.

"Sistar... ingat ya... kagum itu ada batasnya" serunya sok bijak. Berjalan ke arah pintu.

"Bawel" aku segera menutup pintu kamar dan jendela.

Males banget dah sama bocah micin

......

JUST WANNA BE YOURS [[END]]Where stories live. Discover now