Just Wanna Be Yours >> Part 20

2.8K 136 0
                                    

||Jangan tanyakan perasaanku
Selagi kamu bahagia
aku bisa apa??||
By:Penulis

Sadega Alvaro]]

"Unknown number calling"

Aku agak heran melihat id callernya. Tetapi aku segera menerimanya.

"Halo"

"Assalamualikum nak ini Mama Rita"

"Owh Mama waalaikum salam Ma. Ada apa Mama?" Aku bangkit dari ranjangku menuju kejendela. Menatap rindangnya pohon mangga di samping kamarku.

"Begini Nak, masalah biaya Rita yang Dega bayarkan. Mama hendak mengucapkan terima kasih banyak."

"Iya Ma. Sama-sama"

"Bisa nak Dega kirimkan nomer rekeningnya. Agar langsung Mama transfer"

"Ya ampun tidak perlu Mama, Dega ikhlas" tolakku halus.

"Mama tahu, tapi Rita masih tanggung jawab kami orang tuanya. Nak Dega segera kirim ya. Mama tidak mau merepotkan Dega lagi. Kecuali Dega sama Rita kencan. Dan Rita menguras duit Dega, Mama gak protes. Tapi kalo ini Mama protes"

"Hahaha iya Ma... Dega smsin aja ntar ya Mama sayang" akhirnya aku mengalah kepada orang tua lembut ini. Aku tak kuasa bersikeras. Takut durhaka.

"Iya Dega, Mama mau masak dulu ya. Ntar sore harus makan malam dulu baru balik pulang. Ini perintah"

"Siap Ma" jawabku dan panggilan di akhiri oleh Mama Rita.

Kutatap jam dinding dikamarku. Kemudian bergegas mandi dan siap siap mengantarkan wanita pujaan pulang ke rumahnya dengan aman dan selamat.

Menyenangkan sekali. Hari ini kuputuskan untuk memakai kemeja panjang berwarna navy garis garis putih. Dipadu jeans hitam dan sneaker putih.

"Tampan" pujiku di depan cermin.

"Tampan" pujiku di depan cermin

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

...........

Sesampainya di rumah sakit aku segera menuju ke ruangan tempat gadisku dirawat. Tak lupa Aku membelikan sebuket mawar merah, sekeranjang buah, dan cemilan kesukaan Rita.

"Hei cantik, good afternoon" sapaku riang.

Gadis itu hanya menatapku tajam. Aku jelas jelas kebingungan disituasi saat ini.

"Kenapa? Masih sakit... dimananya" tanyaku khawatir sambil meletakkan barang bawaanku di nakash.

"Jahat......" protesnya.

"What do you mean?" Tanyaku lagi

"Kenapa kamu memberitahu semuanya kepada Mama Jenny tentang aku, Dimas, dan Siska" jeritnya lagi

"Sshhtttt... maaf sebelumnya"

"Tidak mau" potongnya.

Aku hendak menyubit bibir gadis ini. Bagaimana bisa seorang gadis sedang marah terlihat begitu menggemaskan.

"Aku hanya ingin Mamanya tahu dan kalian tidak bohong lagi"

"Tapi kasihan Dimas" ujarnya sambil menunduk sambil memainkan kancing kemeja miliknya.

"Cowo pengecut itu tidak pantas dikasihani!!" Ujarku tajam

"Dia bukan pengecut"

"Pengecut karena membodohi Mamanya Papanya dan menelantarkan gadisku" aku menekankan

"Aku bukan gadismu" jawabnya.

Aku tersenyum getir mendengar penjelasannya. Sedih dan kecewa. Gadis yang selalu kuutamakan lebih membela laki-laki lain dan memarahiku.

"Aku tahu kamu melakukannya demi aku. Agar semuanya tidak ada yang ditutupi lagi. Agar semuanya merasa tanpa beban . Tapi kamu gk ngerti" jelasnya sambil menangis

"Plisss.... jangan menangis. Aku minta maaf" aku menghapus air mata gadis itu dengan sayang.

"Pliss jangan ikut campur lagi urusanku dengan Dimas, atau Siska atau Mama Jenny lagi" protesnya

"Aku tidak bisa"

"Kamu harus bisa. Kamu tidak mengerti situasinya" tambahnya lagi

"Gimana mau mengerti jika kamu tidak menjelaskanya padaku" God. Wanita ini berhasil memancing emosiku.

"Kamu tahu kamu kayak wanita bodoh, yang bisa dimanfaatkan di buang seenaknya. Mikir sedikit dong Ta dengan perbuatan Dimas. Bukan aku hendak menyombongkan diriku yang selalu ada buatmu saat kamu di campakkan. Tetapi pikirkan harga dirimu" emosiku.

"Terserah kamu aja mau anggap gimana dan mau komen gimana? Dan satu lagi kepala aku pening, tolong keluar" usirnya tega.

"Aku akan pulang setelah mengantarmu pulang seperti janjiku kepada kedua orang tuamu" balasku lagi

"Aku bisa pulang sendiri. Aku sedang tidak ingin melihatmu." Usirnya.

"Terserah yang jelas kita pulang bareng" perintahku. Kubawa tas tangan dan benda benda lainnya.

"Ayo.... kita berangkat sekarang" ujarku lembut.

Akhirnya gadis itu menyerah. Aku segera mengantarkannya pulang ke rumah.

JUST WANNA BE YOURS [[END]]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ