"Hahah... kamu tuh" jawabku dan menyodorkan tissu pada Rita.
waktu yang kulewati bersama wanita ini berlalu dengan teramat cepat. Tepat jam 22.30 aku mengantarnya pulang.
"Mau kemana?" Tanyanya heran.
"Nganterin kamu" ujarku dan berjalan keteras rumahnya.
"Kan udah nyampe!" Ujarnya bloon.
"Bawel" jawabku.
"Assalamualikum...." panggilku sopan
"Waalaikumsalam" terdengar balasan dari dalam rumah.
Seorang wanita anggun berdiri didampingi suaminya di depan pintu.
"Maaf sebelumnya Om dan Tante, saya Dega, teman Rita, tadi kita ke kafe dulu, jadi Ritanya telat saya antar." Jelasku sopan.
"Ohhh... yasudah gpp nak. Makasih ya udah anterin anak tante pulang" jawab mama Rita sambil tersenyum hangat.
"Masuk dulu" tawar Papa Rita.
"Gak usah Om, Dega langsung pulang saja. Ritanya jangan di marahin ya Om" candaku sopan.
Papa Rita hanya tersenyum. Setelah menyalami Mama dan Papa Rita aku segera pamit pulang.
......
Rita Puji Anggara]]
Aku cengengesan melihat tingkah laku Dega. Aku duduk di sofa bareng mama dan papa.
"Pa... gk marah kan?" Tanyaku takut.
"Buat????" Jawab Papa yang masih fokus ke layar TV yang sedang menayangkan acara politik
"Dega itu baik kok Pa, penampilannya aja yang rada BadBoy" terangku pelan
"Hahaha" Papa tertawa
Aku semakin nervous.
"Papa tahu..." jawabnya sambil melirikku sekilas.
"Tahu apa Pa? Tanyaku lagi
"Kalo dia lelaki yang baik dan sopan, dia tidak hanya mengantarmu pulang tetapi meminta maaf karena telat mengantarmu. Itu membuktikan bahwa dia adalah anak baik" terang papa tersenyum
"Iya pa... Mama suka liat anaknya. Dimas aja yang sudah dekat dengan kita gak segitunya." Bales mama menanggapi.
"Ganteng lagi ya ta..." keluar deh mode rese Mama.
"Ihh Mama kok lihat tampang sih" ujarku malu malu.
"Ehem ehem..... kalo Mama sih kasih restu kok kalo itu calon mantu masa depan"
"Ya ampun Ma... temen kok cuma" belaku
"temen apa sih Ta. Yang menatap penuh pemujaan begitu" potong Mama cepat.
"Ya pokoknya temen aja Ma"
"Oia Dimas mana?" Tanya Papa
"Ehh... dia dia tadi ada urusan Pa" ujarku agak gugup.
"Rita naik dulu ya Pa, ya Ma, ngantuk, " tambahku. Aku takut di tanya perihal Dimas. Aku tidak bisa berbohong.