Just Wanna Be Yours >> Part 2

7.4K 208 0
                                    

||Jantungku berdegub
Berdetak
Berirama
Dengan cepat
Padahal hanya dekat denganmu
Hatiku berbunga
Merona dan hangat
Padahal hanya ngobrol denganmu..||
-by:Penulis-

Rita Puji Anggara]]

.........

"Kenapa Ta???" Tanya Dimas.

"Duhhh motor gue kempes ni bro..." jawabku pelan. Malu banget, di tengah semua keruwetan hari ini, motorku juga tiba-tiba berulah. Sungguh hari yang Komplit.... Penderitaan nya.

"Hahahah" tawanya lepas. Ngenes bener, malah diketawain. Tega amat ni laki satu. Untung cakep jadi di maafin.

"Gilak... " jawabku sewot. Apanya yang lucu coba.

"Ban kali Non yang kempes, bukan motornya dasar ya..." terangnya gemes mendengar kesalahan kosakataku.

"Ya.. itu maksud aku" rajukku. Sumpah malu genk...

"Yaudah pulang bareng yuk" tawarnya manis.

Mataku segera berbinar. kutatap kearah wajah tampannya. Senyum di bibir tipisnya menawan.

Ibarat salah satu adegan drama yang sedang slow motion. Hanya antara kami berdua.

"Emang boleh Mas?" Tanyaku lagi.

"Iya dodol.. buruan yuk..." jawabnya sambil berlalu ke arah parkiran mobil.

Yes....... teriakku girang. Mengepalkan tangan. Lalu memegangi pipiku yang memerah. Turun ke dada kiri dimana jantung berdegub kencang.

Lucky day....

Duhh senengnya... sering-sering aja ya motorku sayang. kuelus sayang matic yang tadi ku umpati sebelum Dimas datang.

Kemudian segera menyambar tas tanganku dan menyusul Dimas ke arah parkiran mobil.

"5 menit lagi bang Jupri montir langgananku jemput motormu" terang Dimas lagi. Mobil perlahan melaju meninggalkan area parkir kantor.

"Thanks" jawabku. Sok cool. Menyembunyikan segala aktivitas jatuh cinta yang berkecamuk.

Idih so sweet banget sampe di telponin segala montir langganannya. Ini nich yang ngebuat aku kagum dan cinta ma Dimas. Dia tuh selalu baik dan perhatian sama aku. Gak selalu tetapi lumayan.

Sekali sekali tetapi mengena di bathin terdalam. Menembus ke jantung. Terpatri di otak.

"Drttttt" i-phone Dimas bergetar. Segala khayalanku ambyar saat itu juga.

Aku melirik sekilas.

"Princess Calling" bacaku dalam hati.

Nyut...... sakit tapi tidak berdarah.

"Mas Siska nelpon tuh" jawabku agak malas. mengalihkan fokus ke jalanan yang ramai.

Tersenyum pahit.

"Dasar wanita jahat. Tega banget mengganggu kesenanganku. Padahal aku kan jarang dapat moment yang beginian". Gerutuku kesal.

Kesal melampiaskan amarah pada wanita tak bersalah. Bersalah hanya karna wanita itu lebih di prioritaskan oleh orang yang dipuja.

Stopp diri... gak pantes pemeran pembantu membenci pemeran utama wanita.

"Oh iya.. wait yaa..." imbuh Dimas dengan wajah berseri-berseri.

"Duh cakepnya... sayang ekspressinya itu tidak ditujukan untukku" bathinku miris. berusaha tegar akan luka yang tercipta akibat diri sendiri. Berharap pada sesuatu yang tidak mungkin lagi sich...

"Ya ndek" jawab Dimas.

Pendek adalah panggilan sayang Dimas buat Siska, dan Kumis adalah panggilan babu Siska untuk Dimas.

Babu... Siska memperlakukan Dimas kayak babu, tukang ojek, ATM berjalan, pokoknya semua deh.

Anehnya Dimas santai aja.

"Namanya juga pengorbanan cinta" jawabnya enteng dengan senyum jenaka, saat aku menjelaskan kelakuan Siska yang sudah keterlaluan padanya waktu Kuliah dulu.

Flashback

"Mas, mau kemana sich ?" Tanyaku heran saat lelaki itu menggiring CBR merahnya kearah jalan raya.

"Mo ke kosan Siska, dianya gak mau makan. Aku khawatir maagnya kambuh" jawab Dimas enteng

"Gila... benar-benar gila. Seharusnya dia khawatirin dirinya sendiri. hujan deras begini. Mana pake motor. Kalo pake mobil okelah" makiku dalam hati.

"Ntar mu sakit mas" jawabku

"Tenang aja, aku kuat" jawabnya sembari melambaikan tangan padaku. Tubuh lelaki itu segera hilang ditelan derasnya hujan malam itu.

........

"Hayo ngelamunin apa??" Kejut Dimas didepan wajahku.

"Muka gile" balesku kaget.

Mengatur mimik wajah yang pasti aneh saat ini.

"Ta,kita dah nyampe.." terang Dimas.

"Ehh. Oh.. ah.. iya mmm, aku turun dulu ya, makasih udah nganterin aku pulang, maaf ya udah ngerepotin" jawabku terbata.

"Sippp..." jawabnya sambil tersenyum.

"Aku pergi dulu ya Ta" serunya lagi.

"Jemput Tuan Putri lagi ya" tanyaku

Pertanyaan konyol.

Pertanyaan yang jawabannya sudah kuketahui.

Lelaki itu mengangguk tanpa ragu.
Dimas kembali tersenyum manis dan berlalu.

"Hati hat.... ii" ujarku

Tidak terdengar akibat mobil yang di gas lumayan cepat.

Tangan yang tadinya melambai. Perlahan turun. Malu... nya...
kutarik nafas dalam. Menuju rumah.

.....

Dimas Moreno]]

"Kumis" erang Siska manja.

"Iya ndekk" jawabku

"Pengen maem Mc.D" jawabnya lagi.

"Yaudah mo makan di mana? Yang di Sudirman atau yang di Veteran? Tanyaku lagi

"Ehmmm terserah " jawabnya tanpa melihat ke arahku. Fokus gadis itu semenjak tadi hanya handphone. 

Aku segera memacu si Altis ke arah Veteran. Sepanjang jalan Siska malah ketiduran. Dengan sayang aku menyandarkan kepalanya di bahuku.

Menambahkan volume musik Korea yang diputar oleh gadis imut tersebut.

Entah sejak kapan diri ini menyukai Korea Musik. Mungkin semenjak mencintainya. Gadis yang sedang bersandar manja di bahuku.

Aku mengusap rambut pendeknya yang lembut. Dan fokus nyetir. Wanita mungil yang telah mencuri hatiku sejak SMA. Dia lebih tua setahun. Seniorku dulu.

Orangnya feminim, tetapi tidak norak. Sikapnya santai. Benar benar tipe gadis yang mudah menarik perhatian. Setelah memarkir mobil. Aku menepuk wajah Siska pelan.

Kembali kutepuk lembut beberapa kali. Tidak tega sebenarnya mengganggu tidur cantiknya. Namun perut itu butuh asupan makanan.

Wanita itu menggeliat. Seketika jantungku berpacu kencang saat menatap wajah tidurnya. Entah setan apa yang merasukiku, aku mendekatkan wajahku ke wajahnya

Semakin dekat.

Jarak antara kami menipis.

Deru nafasnya menerpa hidung mancungku.

diri ini berusaha mengecup bibir wanita itu.

"Hoammmm"

"Dimas" gumamnya dengan pandangan heran melihat tingkahku.

JUST WANNA BE YOURS [[END]]Where stories live. Discover now