Just Wanna Be Yours >> Part 6

3.1K 132 0
                                    

||Terkadang orang yang kita utamakan memperlakukan kita seperti sampah. Bahkan tega melakukan perbuatan yang terlalu menyakitkan,
Yang bahkan orang tua sendiri tidak pernah memperlakukan seperti itu.
Anehnya kita selalu menerima,
Memaafkan, dan memakluminya meskipun dia melakukan itu demi orang lain.||
-by:Penulis-

.......

Rita Puji Anggara]]

Ta... bareng ya berangkatnya

Sebaris Pesan WA itu membuatku sangat senang dan bahagia.

"Ta... buruan acaranya dah mau mulai" mama mulai bawel

"Iyaa maa.. " jawabku sembari mengeluarkan sebuah gaun indah yang diberikan oleh seseorang yang aku tidak tahu siapa?

Memakainya.. kemudian memutar tubuhku di depan cermin. Mematut diri. Mengagumi gadis yang kini semakin anggun dengan balutan gaun indah tersebut.

"Gimana Ma?" Tanyaku lagi.

"Beautiful" jawab mama puas.

Aku kembali melihat pantulan diriku di cermin. Mama tidak berbohong.

"Ma.. ini Rita????" Tanyaku saking kagetnya. Setelah Mama menyelesaikan make up naturalnya.

Mama menganggung bahagia.

"Mama hanya ingin kamu tuh berubah, bukan karena kamu tidak menarik sayang, mulailah merawat dirimu sendiri, itu sangat penting" terang mama lagi dengan penuh kasih sayang.

"So beautiful" celetuk Papaku sambil bersandar di pintu kamarku.

"Jangan pulang larut banget, jangan mabuk, hati-hati cowo brengsek, jangan mau dicium... bzsjeyysnxmk" mulut papa langsung di bungkam sama mama yang kesal karena ulah protektif Papa.

"Papa udah deh... biarin aja... kapan lagi putri kita seperti ini, bahkan mama cemas liat Rita tidak pernah menjalin hubungan Dengan pria. Mama sempat mikir kamu tuh lesbian" jawab mama hati hati namun nadanya penuh humor.

Aku segera memeluk dua mahluk yang paling aku sayangi di dunia ini.

"Sorry. Udah buat kalian khawatir. Love u Ma.. love u Pa" jawabku sembari mencium pipi mereka bergantian.

"We love u to more honey" jawab Mama lagi. Begitupun Papa.

"Yaudah berangkat gih, Dimas udah capek nungguin kamu dari tadi" jawab papa lagi.

"Hah.. Papa kenapa gk ngomong dari tadi. Kasian dianya kan?"

Aku segera menurunin tangga dan menuju ruang tamu. Aku tertegun melihat Dimas yang tampan dengan tuksedo abu-abunya.Tidak terlalu formal tetapi ganteng.

"Sori lama" jawabku malu dan cemas melihat reaksinya.

"Wow..." itu reaksi pertamanya.

"So beautiful" jawabnya lagi. Sorot mata kagum Dimas membuat jantungku berdegub lebih kencang.

"Thanks.. yaudah cuss lagi yuk" ajakku karena takut wajahku akan semerah kepiting rebus karena ditatap intens olehnya.

"Dim... jagain Rita buat tante ya" imbuh mama lagi

"Siap tante" jawab Dimas mantap

"Ingat Mas, dia masih perawan, jangan sampe di rusak orang, jangan biarkan dia mabuk, jangan biarkan dia deket cowo brengsek... bla... bla..." tambah papa ceramah lagi

"Papa... malu dehhh" rajukku manja memprotes kalimat papa.

"Iya om Dimas tau kok, pamit dulu ya Om, Tante" jawab Dimas lagi.

"Iyaa.." jawab papa masih khawatir

Kami segera meluncur menuju Reunian SMA Kebangsaan 1, SMA Elit Swasta kedua setelah SMA Gold.

Drrttttt

"Halo Sis, iya nie dah mau nyampe keluar aja lagi, iyaaa... bye" jawab Dimas dengan nada bahagia.

"Kita jemput Siska" tanyaku dengan bodoh.

Pertanyaan konyol kembali.

"Iyaaa sekalian bareng kita Ta.." jawab Dimas senang.

5 menit kemudian kami nyampe di sebuah kos-kosan elit tempat Siska.

"Ta... sori banget ya... soriiii banget.." jawab Dimas dengan wajah memelas.

"Kenapa Dim?" Tanyaku lagi.

"Kamu gapapa kan berangkat dari sini pake Taxi." Imbuhnya dengan wajah menyesal. Raut wajahnya benar benar kalut.

"Kamu tahu kan? Aku jarang banget dapet momen begini... plisss bantu aku Ta.... " desisnya dengan nada pilu.
menambah keruh raut wajahnya saat ini.

Sebenarnya hatiku sakit.. sakit sekali karena Dimas mencampakkanku di tengah jalan begini demi Siska wanita yang....

"Iya gpp, santai aja kali, aku udah seneng kok kamu udah minta izin sama Papa agar aku di bolehin ikut acara ini" itulah jawaban konyol yang keluar.

Mencoba tersenyum. Memaksa tersenyum.

Sungguh sangat bertolak belakang dengan rasa berontak dan sakit di hatiku. Aku tahu lelaki inilah kelemahanku. Sesakit apapun perbuatannya aku tetap menerimanya dan..... tetap mencintainya juga.

"Sory banget dan thanks" jawab Dimas sembari mengelus lembut rambutku.

Aku tersenyum padanya kembali. kemudian Meraih tas tangan hitamku dan bergegas turun menuju arah lain.

3 menit kemudian mobil Dimas perlahan pergi meninggalkan kosan Siska. Meninggalkan aku lebih tepatnya. Dan sialnya aku lupa bertanya ke arah mana untuk mencari taxi.

"Sial........" desisku sedih. Air mataku merembes tanpa komando.

"Tau gini lebih baik gk usah pergi" jeritku sedih. Sambil berjalan terseok-seok tak tentu arah.

10 menit sudah aku berjalan tetapi aku tidak tahu kemana lagi. Buntu. Ingin rasanya menjerit tapi ini kan komplek perumahan orang bukan tempat aku tinggal. Bisa di jeblosin ke penjara ntar. Kalo teriak teriak.

Dengan fikiran yang kalut aku mencoba berfikir positif hingga....

Tittttttttttt

Aku terkejut setengah mati mendengar suara jeritan klakson mobil Mercedez yang aku baru sadar sudah mengikuti aku dari depan rumah Siska sampe ke depan mesjid yang merupakan ujung komplek ini

JUST WANNA BE YOURS [[END]]Where stories live. Discover now