JUST WANNA BE YOURS [[END]]

Just Wanna Be Yours >> Part 9

||Kamu sudah mengetahui
Bahwa kamu egois
Tetapi kamu tetap saja
Mengharapkan dia..
Dia yang tidak bisa
Kamu balas cintanya||
By:Penulis

Sadega Alvaro]]

"Capeknya" gerutuku males.

Aku terlalu muak dengan semua permainan Papa. Padahal kakak kan ada dan Papa tahu aku paling anti mengurus semua propertinya.

Aku tahu aku memang egois. Melepaskan tanggung jawab kepada kakak perempuanku. Padahal 2 bulan lagi wanita itu menikah dengan pacar 9 tahunnya.

Tetap saja semua itu bukan gayaku.

Flashback

"Dega... kakak mohon ambil alih sebagian properti papa, kakak pengen fokus menjadi istri Dewa." Eluh kakakku Samantha.

"Sista, Dega males banget urus itu" elakku lagi

"Dega papa dah gk kuat lagi mengurus propertinya, papa butuh pensiun" jelas kakak lagi

"Jual aja Sista" jawabku enteng

"Kamu ni ya mulutnya, kakak gak mau tahu, yayasan SMA Kebangsaaan dan Cafe Amora beserta 7 cabangnya kamu urus. Hotel dan pariwisata kakak yang urus, papa yang urus perkebunan kita. No comment, no protes. TITIK.." terang kakak sambil berlalu meninggalkanku sendirian.

"Brengsek" umpatku kesal.

.....

Aku hanya ingin menjadi Aktor, Model, dan Penyanyi saja. Apa salah.??

Aku paling tidak betah memakai Jas dan Dasi. Dengan kesal aku berjalan ke sisi pojok tempat gadisku sedang bercanda dengan sahabat-sahabatnya.

"Dega....." panggil seseorang

Aku menoleh. Ternyata Siska.

"Loe memanggil gue??" Tanyaku males

"Ihccc jahatnya.. siapa lagi coba?" Rajuknya sok manja.

"Oh. Gue busy... bye" aku males melayani gadis matrek itu.

Dari kecil sudah terlalu muak dengan wanita yang mengincar uang, kepopularitas keluarga kami.

Wanita wanita palsu yang mengganggu seperti lalat. Memuakkan sekali.

ditambah dengan topeng kepalsuan yang mereka pasang setiap saat. Tidak hanya satu topeng tekadang tiga atau empat. Membuat merinding saja.

"Dasar perempuan perempuan iblis" bathinku kesal.

Tatapan memuja mereka mengganggu ketenangan hidupku. Aku terpaksa mengeluarkan banyak tenaga untuk menghadapi semuanya.

"Dega"

Aku menatapnya tajam.

Baru di baikin dikit udah merasa dekat. Terkadang wanita wanita tipikal seperti ini yang gampang untuk di hancurkan.

Tangan kotornya lepas dari jas mahalku.

"Dega... ak...aku cuma"

Aku menatapnya ogah ogahan sambil merapikan jasku.

Kebiasaan banget menarik baju. Satu hal yang harus di ketahui soal Siska. Dia gadis matrek yang matreknya gk tahu diri.

Wanita iblis itu pernah pacaran dengan sahabatku Riko, bukan karena Riko tidak kaya. Tetapi seorang gadis SMA meminta kalung emas seharga 20 juta kepada Riko yang juga masih berstatus SMA sungguh suatu kesialan dunia.

Jika wanita itu hanya meminta barang 10 juta kebawah oke. Untuk ukuran dompet anak SMA yang papanya Manager perusahaan minyak pasti gampang. Ini malah perhiasan mahal. Jijik gue.

Selain itu Rita dan Siska adalah dua wanita yang bertolak belakang. Aku menyukai Rita yang sederhana, walaupun bukan dari keluarga konglomerat tetapi keluarganya sangat disegani orang. Papanya hanya Maneger kantor PLN cabang, dan Mamanya guru bahasa Inggris di SMP. Namun keaktifan Papanya di Masyarakat patut di acungin jempol.

"Jaga jarak dari gue Sis... tidak perlu merasa kita cukup dekat. Saya datang kesini dengan seseorang. Begitupun dirimu" inilah kalimat terpanjang yang aku lontarkan hari ini.

Kulihat sekilas perubahan wajah cantiknya. Terkejut, malu, dan marah. Tapi aku tidak perduli.

Kulanjutkan perjalananku menuju meja Rita.

"Sayang" panggilku manja kepada Rita yang sedang menikmati hidangan cake sendirian.