Chapter 5

7.1K 577 117
                                    

Pertandingan semakin memanas. Karenbana melempar senjata-senjata kecil yang keluar dari mantra sihirnya.

   "Mati kau! Mati kau! Hahahaha!"

Karenbana menusuk tubuh Ino bertubi-tubi. Tubuh Ino penuh luka gores dan beberapa dari anggota tubuhnya patah tulang.

Ino memasrahkan diri. Dia menangis.

   "Maafkan aku, karena aku tak bisa menjaga nama klan, Ayah...,"

Ino tak sempat melawan karena ia harus bertahan dari serangan bertubi-tubi Karenbana. Karenbana menjauh dan tertawa melihat hasil karyanya.

   "Hahahaha!!! Ow ow... Hasil karyaku sangatlah indah. Seorang anjing kecil berwarna pirang sekarang berubah menjadi anjing kecil berwarna merah yang tak berguna,"

Ino mendecih dan ingin bangkit. Sayangnya, kakinya terlalu sakit karena patah tulang setelah dibanting Karenbana dari atas.

Karenbana mengeluarkan pedang dan berdiri 1 langkah di depan Ino. Ia mengangkat dagu Ino dengan pedangnya. Ia tertawa sekali lagi dan mengangkat tinggi-tinggi pedangnya.

   "Mati kau, Anjing kecil!"

.
.
.

JLEBB

BLARR

   "Berani mendekatinya, kau akan mati, bocah kecil,"

Semua penonton terkejut. Tubuh Karenbana tertusuk 4 buah ekor dan terlihat 4 ekor itu menghisap darahnya.

Sakura melempar Karenbana hingga gadis itu menabrak dinding dan retak. Karenbana pingsan seketika.

Sakura menatap tajam seisi ruang isolasi dan berkata,

   "Bedebah sialan!! Berani sekali kalian menghina klan Yamanaka hah?! Dan aku muak mendengar makian kalian untuk kelas!"

   "Kalian dulu juga makhluk lemah seperti sampah! Jika kalian merasa kuat... Lawan aku dan aku akan membunuh kalian!"

Seisi ruangan menjadi sepi. Karenbana terbujur tak berdaya dengan darah mengalir dari lubang di tubuhnya.

Empat ekor Sakura masih bergerak liar menunggu mangsa. Empat ekor Sakura melempar Ino ke arah Sabaku Temari dan Mitsashi Tenten.

Temari dan Tenten menerima tubuh Ino dan langsung diobati.

Terlihat seorang gadis berambut hitam panjang bernama Fuen. Dia turun ke arena lapangan dan menatap rendah Sakura.

   "Aa... Ghoul kah? Bagus. Sudah lama sekali aku tak bertarung one-on-one dengan sesama ghoul. Dari penelitianku, kau bukan ghoul biasa,"

Sakura terpancing. Dia menunduk. Empat ekornya berubah seperti kulit lipan. (Tau lipan kan? Kelabang atau kaki seribu itu lhoo).

Fuen dan semua orang yang ada di ruang isolasi terkejut melihat ekor Sakura. Sebelumnya, tak ada ghoul yang memiliki ekor sekuat itu.

Sakura perlahan mendongak dan menatap Fuen dengan tatapan haus akan darah.

Seringai itu semakin melebar dengan ekspresi menang telak. Fuen sedikit gentar namun perlahan, ia mengeluarkan 3 ekornya.

   "Ghoul 4 ekor? Hebat juga kau. Empat ekor sangat langka dan kau memilikinya, gadis payah. Aku iri padamu," kata Fuen.

Sakura menatap rendah Fuen. Fuen terkejut karena ia hanya melihat mata kiri Sakura yang berwarna merah.

 Fuen terkejut karena ia hanya melihat mata kiri Sakura yang berwarna merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Blood, Wounds, and Tears | sasusaku ✔️Where stories live. Discover now