Chapter 31

2.9K 315 54
                                    

(Lagu di atas hanya instrumental saja. Coba denger lagunya, nikmati, terus baca chapter ini v: Atau dengerin sambil baca chap ini 👌😉)

KRIET

Hinata membuka pintu utama dan terlihat para tetua werewolf Klan Hyuuga dan tetua siluman Klan Yuuhi ditambah Kurenai serta Hiashi. Hinata dan Sai merasa tak enak. Mereka dengan yakin melihat raut tak senang dari semua orang yang ada di sana.

   "Ada apa?" tanya Sai to the point.

   "Vampire liar yang kita kirimkan dan rombongan werewolf pertama berhasil dilumpuhkan," jawab Kurenai disertai decihan kesal.

   "Apa?! Bagaimana mungkin werewolf itu bisa kalah? Mereka termasuk pasukan kuat!" seru Hinata tak percaya.

   "Kaum ghoul menghabisi mereka! Tch kaum laknat itu sangat menyusahkan!" balas salah satu tetua dari Klan Hyuuga.

   "Ghoul?" beo Sai.

   "Ghoul dan werewolf saling membenci dan- akh kaum itu harus kita hancurkan terlebih dahulu!" seru Hiashi kesal.

   "Tenanglah, kawan... Ghoul jauh lebih kuat dari kita dan lebih baik kita fokus pada penyerangan inti kita. Di sana banyak sekali tempat-tempat yang sudah dijaga ketat. Apakah kita membutuhkan ilusi yang lebih dahsyat?" tanya Kurenai.

   "Mungkin sudah waktunya kita semua menyerang mereka secara bersama-sama. Kita lakukan itu lusa," kata salah satu tetua siluman Klan Yuuhi.

   "Bukankah terlalu cepat?" tanya Hiashi.

   "Kita harus mengakhirinya sebelum pasukan vampire liar kita habis. Kita juga kalah jumlah dan keponakanmu, Hyuuga Neji itu memiliki otak yang sangat cerdas. Kita harus memaksanya untuk berpikir lebih keras lagi," jawab tetua siluman Klan Yuuhi.

   "Hmm baiklah... Lagipula dia berada di penjara dan dipasung. Dia takkan bisa lepas," ujar Kurenai.

Hinata dan Sai terkejut. Hyuuga Neji dipenjara? Kenapa?

   "Onii-san dipenjara?" beo Hinata tak percaya.

Hiashi menatap Hinata dengan tatapan malas. "Anak bodoh itu menentang keras peperangan ini dan dia memberontak. Ia berkata jika perang masih terjadi, maka ia akan berpihak pada musuh. Kami membutuhkan otak cerdasnya itu dan membunuhnya setelah kemenangan kita," jawab Hiashi.

Hinata semakin terkejut. "Apakah onii-san kalian siksa?" tanya Hinata.

   "Kau ini kenapa sih?! Peduli sekali dengan Neji. Dia itu hanya budak dan kalangan bawah. Kau peduli sekali dengan bawahan itu dan memanggilnya kakak juga," sahut Hanabi kesal.

Hinata terkejut karena ia tak sadar jika Hanabi ada di sana. Hinata menatap tajam Hanabi, sementara yang ditatap memandang benci Hinata.

   "Lihatlah Hinata, tou-san! Dia menatap calon penerus Hyuuga ini dengan tatapan melawan! Kau harus menghukumnya!" adu Hanabi seraya menunjuk Hinata.

Hinata mendecih. Ia tahu apa yang akan dilakukan ayahnya.

PLAK

   "Jangan memandang rendah calon pemimpin klan, Hinata. Adik kembarmu itu jauh lebih kuat daripada dirimu. Jangan membuatku marah di saat seperti ini!" seru Hiashi.

Sai yang melihatnya langsung menarik Hinata ke belakangnya dan sekarang Sai menjadi penengah antara Hinata dan Hiashi.

   "Minggir, Sai! Aku harus memberi pelajaran anak tak tahu diuntung itu! Selalu saja membuat kekacauan di dalam keluarganya sendiri!" seru Hiashi.

Blood, Wounds, and Tears | sasusaku ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang