Chapter 18

4.7K 423 52
                                    

   "Kau?!" pekik Sakura terkejut.

Pemuda itu... Bagaimana mungkin dia ada di sini? Sakura tak habis pikir.

   "Hei kenapa kau terkejut, dragă(1)? Aku kau lupa padaku?" tanyanya.

   "Bagaimana mungkin kau ada di sini?! Kau... Kau kan-"

   "-manusia? Tentu saja bukan. Kau menghilang tiba-tiba dari dunia fana dan ternyata kau ada di sini. Kau membuatku khawatir," kata pemuda itu.

Sakura bangkit. Ia memeluk orang itu dan mengajaknya duduk.

   "Kau semakin cantik. Aku ingat rambutmu dulu sangat mengerikan, dragă." katanya.

   "Berhentilah memanggilku dengan sebutan itu. Aku tahu kau dan ayahmu berasal dari Rumania, tapi jangan panggil aku dengan kosakata yang berasal dari sana. Pasti ada yang salah paham jika kau mengatakan itu. Kau terlalu berlebihan."

   "Hei itu hanya panggilan istimewa untukmu dariku." balasnya.

   "Shut up!" seru Sakura kesal.

   "Sebuah keajaiban dunia kau datang kemari, kawan." sapa Naruto.

   "Naruto-kun dan Sasuke juga mengenalnya?" tanya Sakura bingung.

   "Pertanyaan bodoh." balas pemuda tadi.

Sakura mencibirnya dan beralih kembali menatap Naruto serta Sasuke. "Kami mengenalnya sejak kecil. Apakah dulu ia satu sekolah denganmu di dunia fana?" tanya Naruto.

   "Yup! Saat aku duduk di sekolah menengah pertama, Sai adalah teman pertama yang kukenal." jawab Sakura.

'Cih pengganggu lagi.' batin Sasuke.

   "Wow! Aku, Sai, dan Teme adalah teman dekat. Orang tua kami bersahabat sejak lama-" jelas Naruto diselat oleh Sai.

   "Koreksi kata-katamu. Aku tak bersahabat dengan Uchiha ini." selat Sai.

   "Cih!"

   "Oh ayolah... Kalian berdua berasal dari orang tua yang sama. Mau sampai kapan kalian mengibarkan bendera perang hah?!" seru Naruto kesal.

Sakura terkejut. "Orang tua yang sama?"

   "Benar. Ayah Teme menikah dengan Bibi Kurenai dan Sai adalah anak dari Bibi Kurenai. Jadi Teme dan Sai itu saudara tiri." jelas Naruto.

   "Aku tak sudi menganggapnya saudara dan berhenti menyatukanku dengannya." perintah Sasuke dingin.

   "Mengapa kau tak mau menganggapku ibuku sebagai ibumu juga? Aku bahkan menganggap ayahmu sebagai ayahku sendiri." tanya Sai.

   "Ibu? Kau bilang aku harus menganggap si jalang itu ibuku? Dalam mimpimu, scum." balas Sasuke.

   "Ibuku memang wanita jahat. Tetapi kau tak bisa seenaknya berkata demikian, Sasuke." protes Sai tajam.

   "That's your problem." balas Sasuke.

Sakura mulai mengerti keadaan. Entah kenapa, semuanya membuat otaknya lambat memroses hal baru.

   "Aku jauh-jauh datang dari dunia fana dan ini sambutanmu, fratele meu(2)? Sangat mengesankan sekali." kata Sai.

   "Bukankah sambutan yang pas untuk anak dari seorang wanita sampah? Aku pergi." kata Sasuke meninggalkan mereka bertiga.

BLAMM

Sakura menatap Sai. "Sai kau adalah pemuda yang sangat baik. Kau adalah panutanku dan aku tak paham masalahmu dengan Sasuke." kata Sakura.

Blood, Wounds, and Tears | sasusaku ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang