Chapter 10

5.6K 476 51
                                    

Setelah menyelidiki keabnormalan Sakura, Ino mengambil beberapa kudapan dan seteko teh untuk istirahat. Mereka masih berada di tempat yang sama karena sepi dan tenang.

   "Eh Ino." panggil Sakura.

   "Ada apa?" tanya Ino.

   "Kenapa keluargamu dihina paling lemah? Apakah benar selemah itu? Aku rasa kaum penyihir itu keren. Mereka bisa memunculkan benda apapun yang mereka inginkan." kata Sakura.

Ini tersenyum simpul. "Thanks karena kau berpikiran seperti itu. But it doesn't  look like your expectation. For me, it looks painful when your lovely family is humiliated in public. I want to change it. But..."

   "Tetapi?" beo Sakura.

   "It's very difficult. Aku hanya bisa melihat masa lalu dan masa depan, serta hal lain yang tak berpengaruh apapun ketika bertarung. Aku ingin seperti Tenten, Temari, ataupun Hinata yang terlahir dalam kaum petarung." jelas Ino.

   "Mereka terlihat keren ketika melindungi diri ataupun melindungi orang lain. Sementara aku? Aku hanya memandang mereka dengan rasa takjub sekaligus iri... Aku benar-benar ingin merasa berguna." sambung Ino sedih.

Sakura terdiam. Ia mencerna kata-kata Ino. Tiba-tiba, Sakura menepuk pundak Ino dan berkata,

   "Kau bisa melihat masa lalu dan masa depan, bukan?" tanya Sakura dengan ekspresi sumringah.

Ino mengangguk. Senyum Sakura semakin lebar dan menepuk-nepuk bahu Ino hingga Ino menatap tajam Sakura.

Sakura berdiri dan ia berpose sedang berpikir. Ia berkata, "Bukankah itu terlihat sangat hebat?" .

   "Apa maksudmu?" tanya Ino.

   "Ooo God.... Kelebihanmu benar-benar berguna saat bertarung, bodoh! Kau bisa melihat masa lalu, berarti kau bisa liat kekalahan mereka di masa lalu dan mempraktekan ulang di masa sekarang." jelas Sakura.

   "Lalu masa depan... Kau bisa menyelamatkan nyawa orang yang berpihak padamu ketika kematian atau peristiwa tak diinginkan akan terjadi!" lanjut Sakura.

Ino yang mendengar kata-kata Sakura benar-benar terkejut sekaligus terkagum dengan pemikiran Sakura.

   "Kau bisa mengendalikan beberapa elemen kan? Kau bisa mematangkannya lagi dan membuat elemen itu bertarung untukmu. Meski aku sendiri belum bisa menguasai penuh, tapi jika dipikir-pikir ideku sangat cemerlang!" kata Sakura seraya memuji dirinya sendiri.

Ino yang mendengarnya tersenyum lebar dan segera memeluk erat Sakura. Sakura terlihat kehabisan napas dan mendorong paksa Ino agar pelukan mautnya terlepas.

   "I agree with you! Kenapa aku tak berpositif thinking saja sejak dulu?! Oh Saku aku sangat berterima kasih padamu! Dengan begini aku bisa menaikkan derajat klan Yamanaka di antara kaum penyihir dan ini akan menjadi sejarah terbaik klan Yamanaka!" jelas Ino saking senangnya.

   "Dengar. Aku tak tau apa maksudmu dan tujuanmu. Akan tetapi, yang jelas aku akan turut membantumu untuk menggapai impianmu." seru Sakura seraya mengedipkan mata kanannya.

Ino tersenyum dan Sakura menerima panggilan dari Konan. Ino yang mengetahui itu segera mempersilahkan Sakura untuk mengangkatnya.

   "Angkat saja. Konan-senpai pasti sangat membutuhkanmu." kata Ino.

Sakura mengangguk dan mengangkat teleponnya. Suara lembut namun mematikan milik Konan terdengar jelas di indera pendengarannya.

   "Hallo?"

   "Ahh Sakura, hm?"

   "Ya. Ada apa, senpai?"

   "Kau akan melaksanakan misi sebagai tim pembantai lusa. Kau akan sekelompok dengan Tenten dan Temari untuk membantai vampire liar. Info selanjutnya akan kukatakan besok. Jaa~" kata Konan.

Blood, Wounds, and Tears | sasusaku ✔️Where stories live. Discover now