Chapter 23

4.1K 434 38
                                    

Sasuke benar-benar curiga kepada Sai. Saudaranya itu tak akan pergi kemana pun dan jika ia pergi, maka hal tersebut sangat penting. Ia memacu mobilnya menjadi semakin cepat agar tak tertinggal jauh.

Tak lama kemudian, Sasuke menaikkan alis bingung karena Sai memasuki daerah rumah Tsunade. "Untuk apa dia datang ke rumah Tsunade?" gumam Sasuke.

Sai berhenti dan memarkirkan mobilnya. Sasuke memarkirkan mobilnya di perkarangan kosong tak jauh dari rumah Tsunade. Sai menekan bel rumah Tsunade dan Sasuke bisa melihat raut terkejut ketika melihat orang yang berkunjung ke rumahnya.

Tsunade segera menarik Sai masuk dan Sasuke menghela napas. "Kenapa aku menjadi orang yang ingin tahu apapun saat ini?" gumam Sasuke lalu ia berubah menjadi kelelawar untuk menyamar.

Ia terbang memasuki rumah Tsunade lewat celah-celah. Ia yakin saudara tirinya itu berada di ruang tamu. Ia mengepakkan sayapnya dan pergi ke ruang tamu.

   "Kenapa aku tak melihat Sakura?" tanya Sasuke seraya melihat lingkungan sekitarnya.

Ia sampai di ruang tamu dan bertengger di sebuah patung kepala banteng yang ada di sana. Ia bisa melihat Sakura, Tsunade, dan Sai duduk di sana.

   "Ada apa?" tanya Sakura.

   "Tidakkah kau menyuguhi minuman atau makanan kecil untuk tamumu?" tanya Sai dengan senyumannya.

Sakura mendengus. Tsunade menghela napas.

KLIK

Tsunade menjentikkan jarinya dan muncullah tiga camgkir teh serta sepiring kue kering di meja.

   "Terima kasih," kata Sai.

   "Apakah kau kemari atas perintah ayahmu?" tanya Tsunade.

   "Fugaku-sama? Aku kesini atas kehendak sendiri dan tak ada hubungannya dengan Yang Mulia," jawab Sai.

   "Kau ingin menyampaikan pesan apa?" tanya Sakura.

Wajah Sai langsung berubah menjadi serius. Tsunade dan Sakura yang menyadarinya pun juga berubah menjadi serius.

   "Aku mendapat informasi dari anak buahku jika ibuku dan Ayah Hinata hendak memulai peperangan tiga hari lagi," kata Sai.

Sontak hal tersebut membuat Tsunade dan Sakura terkejut. Perang 3 hari lagi?

   "Apa?!"

   "Aku meminta tolong kalian untuk menyebarkan berita ini atau mengevakuasi warga secepat mungkin. Tsunade-san memiliki banyak sekali kenalan yang cukup kuat dan aku yakin bisa melakukan permintaan ini," lanjut Sai.

   "Itu mudah bagiku, tetapi bagaimana kalau informasi itu hanya kabar burung saja?" tanya Tsunade.

   "Aku yakin jika informasi itu benar sepenuhnya. Aku tahu siapa yang menyerang Academia beberapa waktu lalu," jawab Sai.

DEG

'Dia tahu penyerang Academia?' tanya Sasuke di dalam hati.

   "Siapa?" tanya Sakura tak sabaran.

   "Ibuku," jawab Sai.

Tsunade dan Sakura membelalakkan mata. Jadi orang itu adalah ibunya Sai? Kenapa harus Academia?

   "Bagaimana mungkin?" tanya Sakura tak percaya.

Sai tersenyum sendu. "Saat dirimu melaksanakan misi pertama kalinya, Gaara mengikutimu, bukan?" tanya Sai.

Sakura mengangguk. "Dia bercerita kepadamu jika dia anggota ghost, bukan?" tanya Sai dan dibalas anggukkan lagi oleh Sakura.

   "Setahuku, Gaara adalah ghost pembangkang. Dia hampir dikeluarkan dari ghost karena ia tak sanggup membunuh sahabatnya. Sahabatnya itu seorang gadis bernama Matsuri yang membelot dan membunuh hampir seperempat populasi klan Fuma," kata Sai.

Blood, Wounds, and Tears | sasusaku ✔️Where stories live. Discover now