Cerita dari Jamie

1.5K 221 33
                                    

"Jam, itu cewek yang gue maksud."

Jamie mengerutkan keningnya, kemudian melepaskan tangan Jae yang masih mengguncang tubuhnya. "Cewek lampu merah, Jae?"

Jae menghela napas. Ini kenapa Jamie jadi ikut-ikutan manggil orang itu 'cewek lampu merah', sih. Jae mengusap mukanya, kemudian berucap, "iya, yang itu. Cewek lampu merah."

*****

"Waduh, sulit Jae." Begitu ucap Jamie sembari menyeruput es tehnya, membuat Jae penasaran.

"Sulit kenapa Jam?" Sekarang Jae sudah mencondongkan badannya ke depan, saking penasarannya.

"Ada bodyguardnya dia." Ucap Jamie. Jae yang duduk diseberang Jamie menatapnya bingung.

"Bodyguard? Dia kemana-mana bawa pengawal gitu?"

Jamie menepuk keningnya keras. "Aduh Jaeris, temanku yang pinternya udah di luar konstelasi, bukan gitu maksudnya." Jamie sudah misuh-misuh sendiri, tapi tetap ia lanjutkan. "Gue pernah bilang kan, kalo Matthew itu temennya temen gue. Nah temen gue yang ngerekomendasi The 6 ke Matthew itu ya Kiara ini, setelah dia sering gue racuni video-video perform kalian dulu."

"Terus hubungannya sama bodyguard apa?" Ya, Jae masih belum mudeng saudara-saudara.

Jamie sudah memasang muka datar, lelah pertanyaan Jae barusan. Mau mencak-mencak juga percuma, nanti Jae tambah tidak mengerti. Ia menarik napas panjang, bersiap untuk menjelaskan kepada Jae.

"Ya gini Jae, Kiara itu kemana-mana sama Matthew. Pokoknya kalo gue lagi bareng Kiara, si Matthew ini kayaknya hampir selalu ada. Gue pernah sih kepo tanya Kiara, tapi pas gue tanya Kiara-nya malah ketawa ngakak, keras banget."

*****

"Nah, jadi gitu ceritanya Bri." Jae sekarang sedang ada di kosan-nya Brian. Setelah cerita tentang Kiara tadi, Jamie buru-buru pergi, ada janji bikin tugas katanya. Walendra di line, katanya masih ada kelas. Doni sama Jinandra masih sibuk bikin komposisi lagu, bisa ngamuk mereka kalau inspirasinya diberhentikan Jae. Brian, yang kebetulan baru selesai survey lapangannya, akhirnya jadi tempat curhat Jae saat ini.

"Hmm gitu ya." Brian mendengarkan dengan seksama, sesekali tampak mengusap dagunya.

"Iya, jadi gimana nih Bri? Masa saingan gue Matthew? Nggak enak lah gue, Matthew kan temen kita-kita juga." Jae membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar kos Brian. "Mana mereka udah kenal lebih lama kan daripada gue."

"Jae..." Brian memangil Jae lirih, sebuah senyuman tipis terukir di bibirnya, "selama janur kuning belum melengkung, kesempatan lo masih terbentang luas, tenang aja."

First Sight | Jae Day6Where stories live. Discover now