Kedatangan Teman Lama

1K 112 29
                                    

"Woy Ra!" Teriak Matthew begitu menemukan sosok yang ia kenali, langsung merangkul pundak temannya itu. "Eh, nggak sendirian." Gumam Matthew, jadi kikuk.

Orang di sebelah Kiara terlihat mengangkat sebelah alisnya, dengan pandangan menyelidik ia bertanya pada Kiara, "siapa? Pacar?"

"Hahaha nggak lah, mana punya pacar gue," tepis Kiara cepat, lalu melanjutkan, "Sonya kenalin, ini Matthew. Matthew kenalin ini Sonya, keturunan Jepang yang kalo ulangan bahasa Jepang aja nyontek sama gue." Ucap Kiara sembari cengengesan, memperkenalkan kedua temannya itu masing-masing.

Sonya Minari, gadis keturunan Jepang yang tidak bisa berbahasa Jepang sama sekali itu mencebik, kesal pada Kiara. Ia pandangi Matthew sejenak, kemudian ia ulurkan tangannya, "kenalin gue Sonya, temen SMA Kiara. Dan iya, gue keturunan Jepang, tapi nggak bisa bahasa Jepang. Soalnya gue cuma numpang lahir disana dan Bokap juga udah lupa sebagian besar bahasa ibunya itu."

Matthew melongo. Perkenalan yang unik, batinnya. Ia lalu menyambut uluran tangan Sonya, memperkenalkan dirinya. "Oh halo, gue Matthew, temen Kiara dari SMA juga. Eh, tapi kok gue nggak pernah liat lo ya?"

Kiara menepuk keningnya, lalu tertawa kencang, sampai terbatuk-batuk. "Uhuk, uhuk, ya iyalah lo nggak kenal. Lo berdua emang temen SMA gue, tapi kan SMA-nya beda. Kita kan pindahan, Matt. Maksudnya Sonya ini temen SMA gue yang lama, pas sebelum gue pindah ke SMA kita."

*****

"Oh gitu, jadi sekarang lo lagi liburan nih ceritanya? Terus minta temenin Kiara?" Sekarang mereka sudah duduk di salah satu sudut cafe Matthew, yang pemiliknya malah juga sudah ikut duduk bersama mereka.

"Yep, exactly!" Ucap Sonya santai, sembari menyesap kopinya.

"Eh, katanya lo abis balik kampung? Oleh-olehnya mana nih? Masa gue dijadiin tour guide aja tapi nggak dikasih apa-apa?" Ucap Kiara, berpura-pura ngambek pada Sonya.

"Balik kampung?" Tanya Matthew bingung.

"Osaka." Jawab Sonya cepat. "Tenang aja, ada di mobil kok, Ra. Nanti ambil aja. Eh tapi gue cuma bawa buat Kiara, nggak kepikir ada lo, Matt. Maaf ya?" Tukas Sonya lagi, sedikit merasa bersalah.

Matthew tersenyum, cepat-cepat menjawab, "santai aja kali, Nya. Lo kan nggak kenal sama gue sebelumnya." Kemudian kembali Matthew bertanya, memenuhi rasa penasarannya yang sedari tadi muncul. "Lo nggak bisa bahasa Jepang, terus ngobrol sama keluarga lo yang disana gimana caranya?"

"Ya gue cengo lah." Jawab Sonya tanpa rasa bersalah, malah terselip tawa disana, membuat Matthew melongo untuk yang kedua kalinya.

Temennya Kiara unik amat.

*****

"Jadi gimana nih kabar lo? Udah baik-baik aja?" Begitu tanya Sonya, sesaat setelah Matthew meninggalkan tempat duduk mereka. Air mukanya berubah menjadi serius, membuat Kiara jadi salah tingkah. Tahu kemana arah pembicaraan akan berlanjut.

"Baik-baik gimana sih? Gue kan selalu baik." Ucap Kiara, mencoba tertawa. Mencoba menunjukkan wajah paling bahagianya.

"Ya, semoga lo nggak bohong ya." Balas Sonya, menyenderkan badannya pada kursi. Ia kemudian lanjut bertanya, "gimana nih? Udah ketemu pengganti si brengsek itu? Tuh temen lo kayaknya boleh juga." Ucapnya ceplas ceplos. Mulut Sonya memang begitu, ceplas ceplos. Tapi tenang saja, walaupun begitu Sonya adalah teman yang loyal, semua rahasia aman di tangannya.

"Si brengsek? Bang Joseph maksud lo?" Yang hanya dibalas Sonya dengan tatapan 'ya siapa lagi yang gue maksud kalo bukan dia?!' Kiara menarik napas panjang, kemudian melanjutkan, "Bang Joseph orang baik, Nya. Waktu itu dia cuma khilaf."

*****

Sonya memutar bola matanya malas. Iya, baik banget sampe bikin lo menderita sebegininya, batinnya dalam hati. Ia melihat Kiara mengedarkan pandangan ke sekitar, sebelum Kiara kembali membuka mulutnya.

"Beberapa hari yang lalu gue ketemu Bang Joseph sama anak-istrinya di supermarket. Ternyata kerjaan dia pindah kesini, sempit ya dunia?" Kiara tersenyum getir, pandangannya menatap nanar. "Anaknya sekitaran umur lima tahun, lagi lucu-lucunya. Dia..... dia kelihatan sayang banget sama anak-istrinya."

Sonya menarik napas dalam, mengusap wajahnya kasar. "Ra, ini yang buat gue suruh lo cari yang lain. You should let him go! Bukan cuma dari omongan, tapi dari hati lo juga." Setengah bercanda Sonya melanjutkan, "tuh Matthew boleh juga kayaknya."

"Heh, Matthew mah udah kayak temen bego gue. Udah punya gebetan dia, temen sejurusan gue, anak arsitektur juga." Tolak Kiara cepat. "Lagian hubungan itu mesti dipikirin mateng-mateng, Nya. Kalo ujungnya nggak berhasil juga, kenapa mesti dimulai, ya nggak?"

"Ya tapi kalo lo nggak coba, mana bakal lo tau." Sonya jadi sewot. Diliriknya sekilas pop up notification aplikasi line yang muncul di handphone Kiara. "Atau sama ini aja nih, siapa nih? Jaeris Abimana. Kayaknya dia punya telepati kalo lo lagi butuh yang manis-manis."

"Eh?" Kiara bengong.

*****

Bisa foto anggun juga temen gue

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Bisa foto anggun juga temen gue.
-Kiara, lagi lihat foto liburan Sonya di Osaka-

First Sight | Jae Day6Donde viven las historias. Descúbrelo ahora