Tercekat

1K 129 42
                                    

"Bri, mau minta saran dong. Deketin cewek gimana sih? Lo kan gini-gini playboy juga, pinter ngambil hati cewek-cewek." Tanya Jae pada Brian yang sedang memetik senar gitarnya.

Jadi, sore ini ceritanya Jae lagi main ke kos-nya Brian. Nggak cuma Jae sih, ada Jinandra juga, tapi itu anak sudah molor sedari tadi.

Brian menghentikan permainan gitarnya, menatap Jae tidak percaya, seraya berkata, "sial ya lo, mau minta tolong tapi ngatain."

"Hahaha nggak, nggak. Ampun, Bos." Ucap Jae, tangannya disatukan, seperti meminta maaf. "Eh tapi lo ngedeketin orang nggak ada yang lo seriusin ya? Wah gila sih, dasar tukang php."

"Gini, gue kasih tau ya Jae," Brian berdeham sejenak, kemudian melanjutkan, "selama janur kuning belum melengkung, kita tuh bebas ngedeketin siapa aja, gitu." Ujarnya pada Jae, yang sejenak terlihat manggut-manggut, sebelum ia sadar.

"Ya lo mah semua dideketin, yang diseriusin kagak ada." Ujar Jae, menonjok pelan lengan Brian.

"Hahaha," Brian tertawa sejenak mendengar pernyataan Jae barusan. "Lagian kalo ujungnya nggak berhasil juga, kenapa mesti dimulai, ya nggak?" Lanjutnya lagi, sembari cengengesan.

Tapi matanya menatap nanar.

*****

Jae diam saja, menatap langit-langit kamar kos Brian yang berwarna putih. Ia malas menanggapi saran Brian, yang menurutnya tidak penting itu.

Jae kembali memandang ke sekitar, merasakan kenyamanan kamar kos Brian. "Enak juga ya kayaknya nge-kos. Jadi pengen nge-kos juga," gumam Jae pelan. Kemudian ia malah bertanya pada Brian, "by the way, lo ngapain nge-kos deh, Bri? Jarak rumah lo ke kampus, kalo nggak macet, setengah jam aja nggak sampe. Rumah lo deket cafe-nya si Matthew kan? Jamie aja yang rumahnya hampir se-jam ke kampus, masih bolak-balik."

Brian tercekat sesaat, tidak menyangka akan ditanya oleh Jae. "Haha nggak apa-apa Jae, pengen suasana baru aja," balasnya pada Jae.

"Widih, lain ya yang orang kaya." Timpal Jae kemudian. "Eh tapi kalo mau cari suasana baru, ke luar kota kek, ini masih disini aja," balas Jae lagi.

"Yee gue udah keterima kuliah disini, ege. Kalo gue keluar kota, kuliah gue gimana dong?!" Brian malah nge-gas, kemudian menimpuk Jae dengan bantal yang ada di dekatnya.

"Halah, alasan." Begitu ucap Jae, setelah sebelumnya menyingkirkan bantal bekas timpukan Brian dari kepalanya. "Tapi kosan lo emang enak sih Bri, gue aja betah."

Brian cuma tersenyum simpul mendengar ucapan Jae, kembali menekuni gitar yang ada di pangkuannya.


Tapi ia tidak benar-benar tersenyum.

First Sight | Jae Day6Where stories live. Discover now