When You Love Someone

552 41 6
                                    

Kiara's POV

Aku memandangi dirimu yang tampak termenung. Di penghujung hari yang panjang ini, kembali kutemukan kau tenggelam dalam lamunan. Aku pun ikut tenggelam, menelusuri sorotan mata indahmu yang tampak kosong.

"Jae...." Aku memanggilmu pelan. Kau menoleh ke arahku, sorotan matamu masih sama indahnya. "Kamu kenapa? Mau cerita sama aku, mungkin?"

Kau menatapku, cukup lama, sebelum akhirnya menghela napas pelan. "Aku nggak apa-apa." Kau tersenyum, mencoba menenangkanku. Entah kenapa, kata tidak apa-apa darimu justru makin membuatku ingin menelusuri apa yang menganggu pikiranmu selama ini. Aku mencoba membuka mulutku, tapi tidak ada kata yang mampu kukeluarkan. Pada akhirnya, aku kembali hanya mampu memandangimu dalam diam.

It was a hard day, wasn’t it?
It hurts my heart just looking at you
There’s not much I can do for you except being next to you
I’m sorry.....

*****

Kau menelungkupkan setengah badanmu di atas meja. Helaan napas berat berulang kali keluar dari bibirmu. Aku yang baru datang, awalnya berniat untuk mengagetkanmu. Tapi begitu melihat kau yang tampak dipenuhi oleh pikiranmu sendiri, mengurungkan niatku. Aku mengambil kursi, duduk berhadapan denganmu, menyelamimu, kembali dalam diam.

"Jae... Kamu bisa cerita ke aku kalo kamu mau." Setelah cukup lama memandangimu dalam keheningan, aku akhirnya buka suara. Cepat kau mengangkat kepala, tampak terkejut dengan kehadiranku. "Haha nggak apa-apa, kok. Aku cuma lagi ngantuk aja." Kau berucap setengah bercanda, lagi-lagi meyakinkanku bahwa dirimu baik-baik saja.

Aku hanya menghela napas, lalu tersenyum singkat. Tidakkah kau tahu bahwa sesungguhnya aku ingin membantumu? Membantu meringankan beban di kepalamu, meskipun hanya sedikit. Aku juga ingin menjadi sandaranmu, tempatmu beristirahat. Aku ingin melakukan yang terbaik, melakukan apapun yang aku mampu untuk menghiburmu.

Aku tahu hatimu itu sangat lembut, maka setiap saat aku melihatmu tersakiti dalam diam seperti ini, membuat hatiku ikut sakit. Whenever I see you’ve lost your smile, I want to give it back to you, whatever it takes. Rasa-rasanya, aku benar-benar ingin membuatmu tersenyum lagi.

Aku tahu, kau tak ingin membuatku khawatir. Aku tahu, kau ingin menjadi yang terbaik untukku, tak mau menunjukkan sisi lemahmu padaku. Tapi melihatmu berulang kali termenung seperti ini, membuat hatiku ikut sakit. I’d rather cry instead of letting you cry. I want to be hurt rather than letting you be hurt. Lebih baik aku yang menanggung semua rasa sakitmu. I don’t want you to get hurt ever again.

Mungkin ini alasannya, kenapa mencintai seseorang dikatakan sebagai "jatuh" cinta.

*****

"It was a hard day, wasn’t it?" Aku bertanya begitu menemukanmu yang kembali duduk melamun, memegang gitar di pangkuanmu.

Kau terkesiap. "Hahaha nggak apa-apa, kok. Aku cuma.... cuma sedikit.... capek?" Terbata kau meneruskan kalimatmu. Aku menatapmu lekat, memaksamu untuk terus berbicara.

"Hahaha, aku beneran nggak apa-apa." Kau masih mengatakan hal yang sama. Kembali aku menatapmu, penuh selidik.

Kau akhirnya menyerah. Kulihat kau menghela napas panjang, sebelum kembali buka suara. "Aku cuma lagi agak capek sama rutinitas kok, Ra. Nothing special about it." Aku tersenyum. Setidaknya walau sedikit, kau mau membagi keluh kesahmu padaku. Aku memasang telinga, bersiap untuk mendengarkan curahan hatimu lebih lanjut.

"Aku capek sama diriku sendiri. I feel like I'm not good enough. For people around me. For my art. For you. For myself." Kau kembali menghela napas. "Sometimes, I feel like I became a zombie. I wake up, carry out habits, go to sleep, then wake up and do it all over again. I exist, but I didn't really feel alive. Even when I'm doing my music, sometimes I'm just doing it like a zombie, there's no spark in it." Akhirnya! Akhirnya kau mengeluh juga! Akhirnya kau mengeluarkan isi pikiranmu yang menganggumu selama ini.

"Eh, tapi jangan bilang sama yang lain ya, Ra. Cukup aku aja yang mikirin. Aku nggak mau mereka jadi ikut kepikiran. Kamu juga! Omonganku nggak usah dipikirin! Anggep sekilas angin lalu aja." Kau menambahkan. Dasar! Bahkan disaat seperti ini pun kau masih sempat-sempatnya memikirkan orang lain.

"Makasih. Makasih udah mau berbagi. Makasih udah mau jujur." Aku memelukmu, erat. Erat sekali. "And you already good enough, Jae. You're one of the greatest man that I know. At least for me." Aku berucap lirih. Tanpa sadar air mataku sudah ikut jatuh, membasahi pundak lebarmu. "You are really precious. Kamu berharga, baik buat aku, maupun orang-orang di sekitar kamu. Maaf. Maaf selama ini aku terlambat sadar. Maaf aku cuma berada disamping kamu, tapi nggak bantu apa-apa buat kamu."

Kau tampak kaget. "No, no, no, no. Just you being by my side is already enough. I'm already thankful for that." Kau cepat menyela.

Aku melepaskan pelukan, lantas memegang pundakmu erat. Aku menatap matamu lekat-lekat, mencoba ikut masuk dalam pandanganmu. "Jae, listen! Some sadnesses are not easily fixed. It's may not always be rainbows and butterflies, kadang ada juga petir yang lewat. Tapi percaya deh sama aku, semua itu hanya pantulan cahaya. Happiness will comeback to you. Hang in there! Hang in there even though it feels pointless. Happiness will return, and it will be worth waiting for. Aku akan terus sama kamu. Ikut menunggu bersama kamu. Mendampingi kamu, mau kamu lagi susah, maupun kamu seneng."

Kau terdiam sejenak, sepertinya masih mencerna omongan panjang lebarku. Tak lama kemudian kau tersenyum, lalu tertawa sembari mengacak-acak rambutku. "Hahaha iyaa Kiara sayanggg. Makasih ya!" Kau berucap. Aku ikut tertawa walau masih sedikit terisak, membuatmu mengusapkan jarimu di pelupuk mataku. Hatiku bukan main berdegup rasanya. "Eh, kamu mau aku nyanyiin nggak? Gantian nih aku yang nyanyi, biasanya kan kamu terus yang nyanyi." Aku merebut gitar dari pangkuanmu.

Kau masih tertawa, lantas menyerahkan gitarmu padaku. Aku menerimanya dengan senang hati, kemudian mulai memetik senar-senar yang ada. Aku ikut tertawa, dalam hati merasa bangga. Ahh, ternyata ini yang dimaksud orang-orang dengan mencintai.

This is a song for you
Oh, I’m singing for you....
This is a song for you
Oh, I’m singing for you........

*****

A.n.
Halooo
Cek cek... 123...
Haloo ^^ Apa kabar semua? Aku harap kalian baik-baik aja. Eh, tapi kalo lagi nggak baik-baik aja juga nggak apa-apa, sih. It's okay. It's okay to not feel okay, we're all human afterall. Harapanku sih semoga kesedihan apapun yang hinggap buat kita, bisa cepat sirna. Kalo lagi ada yang merasa down, atau lagi agak sedih, boleh kok kalo mau share ke aku. Mari kita bersama-sama bahu-membahu, hand in hand, melewati semua kesedihan dan kesulitan yang ada, in this colorful yet (sometimes) cruel world.

Oh iya, alasan aku nulis cerita ini lagi (setelah sekian lama), salah satunya soalnya aku mau minta tolong. Boleh ya? Buat temen-temen myday, ataupun yang bukan myday, yang baca cerita ini, aku mau minta tolong buat bantu dukung day6. Mereka, sedikit banyak, udah memberikan kekuatan buat kita selama ini, so why don't we repay them? Gimana kalo sekarang giliran kita yang memberikan kekuatan buat mereka? Bisa dengan cara nonton mv-nya (mereka baru ngeluarin album terbaru, loh), dengerin lagunya, atau apapun itu. Ayo, kita apresiasi mereka bersama-sama, jadilah salah satu sumber kekuatan dan kebahagiaan buat mereka.

Ini link mv terbarunya day6 yaa. Judulnya zombie.

Sampai jumpa di lain kesempatan ^^

First Sight | Jae Day6Where stories live. Discover now