4

33.9K 2K 5
                                    


Sebulan sudah Vella menjalani kehidupan barunya, meski ia tak bisa melamar kerja diperusahaan lain dikota ini ia tak kehilangan akal. Ia kembali menekuni pekerjaan lamanya yang lebih mengarah kehoby yaitu dunia tulis menulis. Sebenarnya semenjak dari bangku sekolah menengah Vella sudah sering menulis novel bahkan sudah tak terhitung naskah novelnya yang sudah naik cetak. Hanya saja semenjak lulus kuliah dan satu tahun bekerja di Lazuardi Group ia mulai mengurangi menulis dan lebih fokus bekerja. Dan sekarang setelah dipecat dari perusahaan itu ia kembali menulis, baik itu membuat novel atau ulasan-ulasan pendek untuk majalah dan surat kabar. Ya, hasilnya memang tak sebesar gajinya sewaktu masih bekerja tapi setidaknya ia masih bisa menyambung hidup.

Untuk mencari inspirasi Vella lebih memilih tinggal dirumah tante angkatnya. Setelah suaminya meninggal, tante Widya ikut anaknya yang bermukim di Amsterdam dan menitipkan rumahnya pada Vella. Pertemuan tak sengajanya dengan tante Widya beberapa waktu lalu membuatnya dekat dengan wanita ramah itu bahkan tante Widya sudah menganggap gadis 23 tahun itu seperti anaknya sendiri.

Rumah tante Widya terletak didaerah pinggiran, terpisah agak jauh dari rumah-rumah lainnya. Pekarangannya luas dan ditumbuhi beraneka pepohonan yang membuat suasana menjadi sejuk. Situasi sepi dan menenangkan sangat cocok untuk Vella apalagi setelah hujan, aroma tanah dan cuaca dingin menusuk tulang membuat Vella betah berlama-lama ditepi jendela.

Rumahnya tak begitu besar, hanya ada dua kamar tidur, satu ruang tamu merangkap ruang keluarga dan dapur. Jika pintu belakang dibuka maka mata akan dimanjakan dengan hamparan hutan pinus yang sangat lebat. Vella sering menghabiskan waktu dibelakang rumah mendengarkan suara pohon pinus bergesekan ditiup angin, sangat menenangkan dan ide-ide akan meluncur mulus dari otaknya.

***

Mobil sedan mewah itu meluncur mulus dijalan sepi, dibangku belakang Pria dalam balutan stelan Armaninya duduk menyandar dengan mata terpejam. Orang yang duduk dibalik kemudi sesekali melirik sang Bos dari kaca spion tengah dan tak berniat membangunkannya. Ia tahu bosnya kelelahan setelah perjalanan panjang yang mereka lalui. Apalagi perundingan alot dengan rekan bisnis yang untungnya menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan.

Perjalanan mereka terhenti mendadak saat sang sopir menginjak rem tiba-tiba. Sang Bos nyaris terhempas kedepan jika saja ia tak mengikat dirinya dengan seatbelt.

"Robin! Ada apa? Kenapa kau rem mendadak?"

Robin menoleh sekilas dan balik menatap kedepan dengan sedikit mengangkat badan,cahaya lampu sorot mobil membantunya menembus kegelapan malam, "itu pak, ada orang tiba-tiba melintas dan saya menabraknya."

Robin membuka pintu kemudi dan menengok kedepan mobil, benar saja disana tergeletak sesosok pria yang tadi ditabraknya.

"Bagaimana?" sang Bos ikut turun dan berdiri disebelah Robin.

Robin berjongkok dan memeriksa denyut nadi orang itu, "Pak Dave, orang ini masih hidup, kita harus menolongnya dan membawanya kerumah sakit," Robin melihat sekeliling mencari bantuan, tak ada siapa-siapa dijalan itu selain mereka berdua apalagi mereka berada dikawasan tanpa penduduk. Dikiri kanan hanya jurang dan pepohonan lebat membuat bulu kuduk merinding.

"Ya sudah masukkan dia kemobil, nanti kita cari rumah sakit," dengan dibantu Robin, Dave mengangkat pria tak dikenal itu kedalam mobilnya, menidurkannya dibangku belakang. Dave sendiri segera masuk kekursi penumpang disebelah Robin.

Mobil kembali melaju namun tak sekencang tadi, sesekali Dave menoleh kebelakang memastikan keadaan pria dikursi belakang. Pria itu tak terluka hanya pingsan mungkin karena terkejut.

Sebuah truk datang dari arah depan dan mengarah kemobil yang dikendarai Robin, "ROBIN AWAS!!!!!"

Terlambat, truk itu seperti sengaja menabrak mobil yang dikendarai Robin. Robin banting setir kekiri dan menabrak pohon ditepi jalan, mobil mereka terguling beberapa kali dan terperosok kedalam jurang. Detik berikutnya terdengar ledakan keras dan api berkobar membakar mobil naas itu.

Tak jauh dari sana seorang pria tersenyum senang, ia menghubungi seseorang, "Bos, misi berhasil! Mobilnya terbakar dalam jurang dan keduanya tak selamat."

"Bagus!! Cepat pergi dari sana, nanti akan kutransfer uangmu!"

Pria itu segera masuk kebalik kemudi truk dan melajukan truknya sambil bersiul, dari spionnya ia bisa melihat kobaran api dibelakangnya dan menghilang begitu mobilnya sampai ditikungan.

***

GIVE ME YOUR HEARTWhere stories live. Discover now