18

31.5K 2K 10
                                    


ENAM BELAS

Dengan langkah mantap Claudia dan Diki memasuki loby kantor, para karyawan berdiri kaku dan mengangguk hormat begitu keduanya melintasi mereka. Kedua orang itu tak menanggapi dan tetap berjalan dengan angkuhnya lalu menghilang kedalam lift khusus. Dua manusia licik itu tak menyadari kejutan besar yang tengah menanti mereka.

Claudia membuka pintu ruangannya dan terkejut mendapati ada seseorang yang duduk dikursi kebesarannya. Ia tak bisa melihat wajahnya karena orang itu memutar kursinya dan membelakangi pintu masuk.

"Hei apa yang kau lakukan diruanganku? Kenapa kau menduduki kursiku? Kau berani sekali ya!!" Teriak Claudia marah, ia menggebrak meja dengan kasar dan menimbulkan bunyi keras.

Perlahan kursi itu berputar dan Claudia ternganga melihat orang yang duduk disana, "Pagi Claudia."

"Arman? Apa-apaan ini, jangan mentang-mentang aku mempercayaimu kau bisa berbuat seenaknya ya!!" Claudia berkacak pinggang dan menatap Dave dengan mata membola. Dahinya mengernyit melihat penampilan Arman yang berbeda dari kesehariannya, dua kancing kemejanya terbuka dengan lengannya digulung sebatas siku dan wajahnya tak brewokan lagi.

"Kenapa kau marah hm? Aku berada ditempat yang seharusnya." Sahut Dave cuek, ia menjatuhkan punggungnya kesandaran kursi dan menumpukan kedua siku dilengan kursinya. Menikmati kemarahan yang terpancar dari Claudia melalui kaca mata Harri Potternya.

Claudia dan Diki naik pitam, kemarahan mereka memuncak keubun-ubun, "Tempatmu ha!! Ini perusahaanku dan aku mendapatkannya dengan susah payah. Seenaknya saja kau mengklaim ini tempatmu, kau sudah kehilangan akal ya!! Mulai detik ini kau dipecat!!!"

Bukannya takut Dave tersenyum sinis, "Mendapatkan dengan susah payah he? Kau memperoleh semua ini dengan tipu daya kan?"

Claudia terbahak, "Tipu daya? Aku mendapatkannya setelah Dave mengalihkan semua asetnya atas namaku dan itu terjadi sebelum pria bodoh itu meninggal dalam kecelakaan. Jadi semua ini sah menjadi milikku yang ditinggalkan mantan tunanganku."

"Oh ya, tapi rasa-rasanya aku tak pernah memberikan semua asetku padamu, bagaimana cara kau mendapatkannya ha? Pasti dengan cara yang licik kan?"

Claudia melongo, ia tak mengerti arah pembicaraan orang yang saat ini masih duduk santai dikursi miliknya, "Apa maksudmu Arman? Aku mendapatkan semua ini dari Dave bukan darimu!" Bentak Claudia, ia merasa dipermainkan oleh Dave. Ia bertukar pandang dengan Diki namun pria itu sama bingungnya dengannya.

"Kau tak mengenalku sayang? Wuah rupanya kehadiran pria ini membutakan matamu sehingga kau tak melihatku sedikitpun? Hebat! Sungguh hebat!" Dave bertepuk tangan dan berdiri, menelekan kedua tangannya keatas meja. "Oh ya, mungkin ini salahku, keadaanku yang membuatmu tak mengenaliku kan?"

Ia berbalik dan membuka semua atribut Arman yang masih melekat diwajahnya, membuka kacamata, tompel dan gigi palsu yang selama ini menyamarkan dirinya. Menyisir rambut klimisnya dengan jemarinya dan kembali berbalik menghadap Claudia dan Diki.

Seperti tersambar petir kedua orang itu terkejut, mereka menatap Dave seperti melihat hantu.Mata mereka membola dan mulut melongo tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"D....dave, ini beneran kau? Buk...bukankah kau su....sudah..." Claudia terbata-bata tak sanggup melanjutkan perkataannya, ia bahkan tak sanggup menelan salivanya, kenyataan didepannya sungguh mengejutkan. Dave, tunangannya yang dinyatakan meninggal dan dimakamkan didepan matanya ternyata masih hidup, dalam kondisi segar bugar dan saat ini berdiri angkuh didepannya.

"Sudah meninggal dalam kecelakaan yang kalian rencanakan? Ternyata tuhan masih menyayangiku dan memberikan kesempatan kedua untukku."

Claudia dan Diki saling pandang dengan wajah pias, rasa takut tergambar diwajah keduanya.

Claudia dengan cepat menguasai keterkejutannya, ia menghambur kepelukan Dave dan menangis sesegukan, "Dave, aku bahagia kau masih hidup, kau tahu aku begitu kehilangan dirimu dan sangat sedih dengan musibah yang menimpamu. Aku mencintaimu Dave, sangat mencintaimu, aku mau rencana pernikahan kita dilanjutkan, kau masih mencintaiku kan sayang?" Claudia meraba wajah Dave dan berusaha mencium bibir lelaki itu seperti kebiasaan yang dulu sering dilakukannya.

Dave mendorong Claudia dan menjauhkan diri dari wanita itu, "Maaf Claudia, kita sudah berakhir. Aku lelaki bodoh yang mencintai wanita ular sepertimu. Jangan kau kira aku tak mengetahui perbuatan licikmu menguasai hartaku, aku juga sudah mengetahui hubunganmu dengan Diki selama ini. Kau sengaja mendekatiku dan merencanakan semua ini kan? Bahkan kau mau melenyapkanku dalam kecelakaan itu. Jadi sekarang kau tak perlu bersandiwara didepanku berpura-pura mencintaiku, aku takkan tersentuh."

Wajah Claudia berubah tegang, ia tak menyangka Dave mengetahui semua kelicikannya. Namun detik berikutnya ia tersenyum sinis dan menatap Dave dengan tatapan meremehkan, "Baguslah kalau kau sudah mengetahuinya, tapi kau harus angkat kaki dari perusahaan ini karena semua ini milikku, aku mempunyai bukti kepemilikan yang dulu kau tanda tangani."

Dave tak kalah sinisnya, sudut bibirnya terangkat dan senyum miring tersungging disana, "Oh ya, jika kau mendapatkan semua ini dengan kelicikanmu maka aku mendapatkannya kembali dengan caraku. Kau sudah menanda tangani berkas yang mengembalikan semuanya padaku, apa kau ingat?" Dave melemparkan sebuah map biru ke atas meja yang segera direbut Claudia dan dibukanya.

Wanita itu terkejut dan menatap Dave tak percaya, "Kau....kau memang brengsek Dave, kau merebut semua milikku, aku tak terima! Kau harus mengembalikannya padaku!!!" Claudia geram, ia melompat hendak menyerang Dave namun pria itu cepat berkelit sehingga wanita itu hanya menerjang angin.

"Toni!!!" Dave berteriak memanggil asisitennya

Pintu terbuka dan Toni masuk diiringi beberapa orang anggota polisi yang dengan sigap meringkus Claudia dan Diki. Toni telah melaporkan semua kejahatan kedua orang itu kepihak berwajib dengan bukti-bukti kuat, kasus penipuan, pemukatan jahat dan pembunuhan berencana.

"Lepaskan aku!!! Aku tak bersalah, seharusnya kalian meringkus Dave karena ia merebut perusahaanku!! Lepaskan aku brengsek!! Dave, kau kan membayar semuanya, ingat itu!!!" Claudia terus meronta dan berteriak, namun polisi yang membawanya tak menggubrisnya dan menggiringnya kemobil tahanan.

***

Segala sesuatu yang didapatkan dengan cara tidak benar tidak akan bertahan lama, benar tidak?

GIVE ME YOUR HEARTWhere stories live. Discover now