1. RENCANA

37K 3.9K 84
                                    

"APRILLE! APRILLE!"

Teriakan pengasuhnya membuat Aprille Calasthane terlonjak kaget. Ia yang tengah asik mendengar cerita dari kusirnya, langsung berdiri tegak dan berlari ke dalam rumah besarnya. Sebelum masuk ke dalam rumahnya, Aprille membersihkan segala debu dan kotoran yang melekat pada rok berendanya. Di usianya yang 17 tahun, Aprille terbilang cukup tua untuk mendengar segala sesuatu yang berkaitan dengan dongeng. Seharusnya di umurnya yang menginjak tujuh-belas, Aprille harus menata dirinya untuk mempersiapkan Season.

Selama ini, sumber dongeng dan mitosnya adalah seorang pria tua ramah yang menjadi kusirnya, Frederick. Pria tua itu selalu menceritakan petualangan hebat Lord Alden Callsen yang menaklukan daerah di sepanjang perbatasan barat kerajaan Cartland saat Masa Besi. Selain itu, Aprille juga mendengar bahwa Lord Alden pernah berperang dengan makhluk mitos lainnya, bahkan Frederick mengatakan bahwa Lord Alden sudah hidup selama lebih dari 1000 tahun. Gadis itu sangat antusias mendengar semua dongeng picisan tersebut, walaupun ia tahu bahwa sebagian dari cerita tersebut tidak benar-benar terjadi.

Aprille berpura-pura membaca bukunya sambil berjalan tegak layaknya seorang wanita terhormat. Masa Season ini sungguh membuatnya muak. Ia harus memakai korset dan mengikuti tata krama yang tiada habisnya. Aprille ingin sekali bisa bebas dan menjadi seorang gadis desa, daripada seorang bangsawan. Sesampainya di ruang tamu, Aprille menekuk lututnya dan memberi hormat.

"Kau ke mana saja?" tanya ibunya, Lady of Calasthane, dengan anggun.

Aprille menduduki sofa di hadapan ibunya dengan perlahan kemudian menjawab. "Sedang menikmati pemandangan sore di luar."

"Kau tidak mendengar cerita dari Pak Tua itu kan?" tanya Lady of Calasthane dengan tatapan curiga.

"Tidak." Aprille menjawab mantap.

Ibunya terdiam sejenak sebelum, akhirnya melanjutkan, "Kau akan dijodohkan dengan Earl Patrick. Pergilah ke Downshire besok dan temui Sang Earl."

Aprille melebarkan mata terkejut, kemudian bertanya sepelan mungkin. "Season-ku masih 8 bulan lagi, Mama."

"Kau tahu sendiri kalau kita berasal dari kaum bangsawan derajat rendah. Suatu tangkapan besar kita bisa mendapatkan seorang Earl."

Aprille hanya menatap ibunya terkejut, namun tidak bisa membantah lagi, karena ia sudah dididik keras sejak kecil. Dengan berat hati, Aprille mengangguk kecil dan mohon pamit untuk keluar dari tempat itu. Sesampainya di luar, Aprille kembali menyelinap keluar dari rumah besarnya yang nyaman dan menghampiri satu-satunya sahabatnya di tempat sepi itu.

Frederick.

Saat itu, pria tua tersebut masih memandikan kuda keluarga Calasthane. Aprille duduk di bawah pohon besar sambil menatap kegiatan Frederick. Ia menghela nafas panjang, kemudian mencabut rumput di sekitarnya dan memainkannya.

"Anda baik-baik saja, My Lady?" tanya Frederick prihatin, kemudian duduk di sebelah Aprille.

"Tidak," jawab Aprille sambil menghela nafas kasar. "Aku harus pergi ke kota Downshire besok."

Frederick menghentikan kegiatannya dan menatap Aprille. "Kalau boleh bertanya, ada apa Anda ke sana?"

"Aku dijodohkan dan aku tidak mau." Aprille menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya. "Tapi aku tidak bisa membantah kedua orang tuaku. Aku ingin kabur tapi tidak tahu harus ke mana."

Frederick duduk di sebelah Aprille, kemudian menepuk punggung gadis malang itu. "Apakah anda bersungguh-sungguh ingin kabur?"

Aprille menganggukkan kepalanya sambil bergumam, "Sangat. Aku akan melakukan apa saja untuk kabur."

"Saya bisa membantu Anda, jika memang Anda bersungguh-sungguh ingin pergi, My Lady." Penjelasan Frederick membuat Aprille lantas mendongakkan kepalanya dengan mata membulat.

"Aku memang bersungguh-sungguh, Frederick," jawab Aprille dengan mata yang berbinar-binar senang.

"Anda bisa pergi ke desa saya yang terletak di bagian tenggara Downshire. Desa itu hanya sejauh lima hari dari tempat ini, jika Anda memakai kereta ekonomi, My Lady," lanjut Frederick. "Kalau anda sudah sampai di desa saya, cukup sebutkan nama saya, maka mereka akan mengantakan Anda ke kediaman keluaga saya."

Aprille tidak menyangka kalau Frederick akan membantunya kabur, padahal menurut Aprille, Frederick adalah seorang yang sangat bijaksana dan matang dalam mempertimbangkan sesuatu.

"Aku tidak pernah tahu ada desa kecil di sebelah selatan Downshire," ucap Aprille.

"Ya, desa kami agak terpencil. Nama desanya adalah Glyndwr." Frederick menjawabnya dengan sopan. "Akan lebih baik kalau Anda berangkat malam ini, sebelum matahari terbit, My Lady."

Aprille tersenyum tulus pada Frederick dan menepuk punggung tangan pria tua itu. "Nasihatmu akan aku terima."

"Dan tolong, menyamarlah sebagai seorang anak laki-laki. Itu akan lebih aman untuk Anda, My Lady." Nasihat Frederick yang kali ini membuat Aprille terdiam sejenak.

"Apakah itu berarti aku harus memangkas rambutku seperti seorang laki-laki?" tanyanya dengan hati-hati. Walaupun Aprille bukan tipe pesolek, tetapi ia tetap menyayangkan rambutnya dipotong sependek itu.

"Iya, My Lady. Saya sendiri yang akan memangkasnya dengan rapi. Apakah Anda tidak apa-apa?" Frederick sempat prihatin saat melihat perubahan air muka Aprille.

Namun, akhirnya ia menghela nafas lega saat gadis itu menjawabnya, "Lakukan apa pun yang menurutmu benar."

Aprille tahu ia tengah kabur dari lubang buaya, namun masuk ke mulut singa, tetapi ia sudah tidak peduli lagi. Rasa muaknya terhadap perjodohan dan keinginan besarnya untuk berpetualang mendorong Aprille untuk mengambil keputusan nekat tersebut.


THE PLEASURE IS ALL YOURS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang