GILDA 2# Tatapan empat mata

1K 60 2
                                    

Saat tatapan pertama, aku merasakan detakan jantung yang berdebar hebat, seperti menimbulkan perasaan. Apakah aku masih bisa untuk mengulang seperti ini dengan tatapan yang kesekian kalinya?

-Aressgi Langit Putra-

***

Jam 21.00 pm, waktunya Adinda dan Andri tidur. Andri pun pergi meninggalkan kamar Adinda untuk ke kamarnya. Baru saja ia hendak berjalan, Adinda menarik tangan Andri karena ingin berbicara sesuatu dengannya.

“Kenapa?”

“Oh ya, gua lupa mau cerita sesuatu sama lo.”

“Apa?”

“Kak, masa tadi nih ya, si Gilang teman lo nembak gua!” kata Adinda.

“Hah? Beneran dia nembak lo? Kalo emang benar tapi kok lo masih hidup? Seharusnya udah mati dong. kata Andri sambil tersenyum jahil.

“Ishh, gua serius pea!”

“Gua juga serius. Kan lo bilang kalo si Gilang nembak lo, terus kok lo masih hidup? Apa jangan-jangan sekarang gua lagi ngomong sama arwah?” Adinda menatap tajam dan menjitak kepalanya. Aduh.

“Ohh jadi lo mau gua mati? Tau ahh!! Jadi males gua cerita sama lo. Suka gak jelas! kesal Adinda sambil memutar bola matanya malas.

Andri tertawa kecil. Gua cuma bercanda sayang... Nggak usah baper. Sebenarnya gua juga tau kalo kayaknya Gilang suka sama lo.

Adinda mengangkat sebelah alis. “Tau dari mana?”

“Dia kan suka salting sendiri pas lo gak sengaja dekat-dekat sama dia. Dia juga diam-diam sering merhatiin lo.

“Emang iya kalo Gilang suka merhatiin gua??”

“Iya. Lo berdua juga kelihatan cocok.”

Adinda memukul lengan Andri pelan. “Apaan sih! Malah jadi nyocok-nyocok in gua sama dia.”

“Udah tidur! Kalo lo gak percaya, besok misalnya Gilang datang ke sini, coba lo perhatiin dia.

“Idih ngapain merhatiin dia? Ogah, kayak gak ada kerjaan lain aja sampai harus merhatiin dia.

“Terserah lo mau percaya atau nggak. Udah ya gua mau ke kamar, sweet dreams adek lucknut.” kata Andri lalu mendapatkan lemparan bantal dari Adinda, cowok itu hanya cengegesan lalu keluar kamar.

***

09.00 am

“Bosen banget gila, biasanya kalo hari libur ada yang nyamperin gua ke rumah buat main. Sekarang tumben gak ada.”

Gilang yang dari tadi hanya berdiam di teras rumahnya, kini ia kepikiran kalau ia ingin pergi ke rumah Andri.

“Apa gua ke rumah Andri aja ya? Sekalian ngelihat si cantik.”

Ia pun langsung ngibrit untuk mengambil kunci motor lalu menyalakan motornya. Namun tiba-tiba ada suara yang menggelegarkan di telinganya dari dalam rumah.

Gilda [ 𝓔𝓷𝓭 ]Where stories live. Discover now