GILDA 22# Waiting for you

357 26 1
                                    

Jika bukan karena sayang, yang namanya menunggu dan bertahan gak akan pernah aku lakukan.

-Aressgi Langit Putra-

***

20.00 pm

Kini Adinda sedang duduk santai di sofanya sambil menonton acara kesukaan yang di temani oleh kedua kakaknya yang sedang sibuk dengan dunianya masing-masing. Mata Adinda tak sengaja melihat kakak pertamanya yang sedang senyum-senyum sendiri pada hp nya.

“Nyengir terusss... Awas giginya terbang.” sindir Adinda, tetapi yang disindir malah tidak merasa. Adinda menepuk paha Agas yang sedang duduk di sampingnya hingga Agas terkejut.

“Apa sayang?”

“Gitu deh kalau udah punya pacar, seakan-akan dunia milik berdua.”

“Sirik aja jomblo.” ejeknya.

“Kata siapa aku jomblo?”

“Kata takdir mu yang telah memberi tahu ku, hahaha.” Adinda memukul Agas dengan bantal yang di sofanya.

“Pacaran dari kapan, kak?”

“Mau 1 bulan.”

“Hah? Kok gak kasih tahu ke aku?”

“Anak kecil gak boleh kepo.”

“Kak Andri udah tahu belum?” tanya Adinda dengan pelan. “Udah”

“Ish parah banget! Giliran kak Andri di kasih tahu, aku nggak!” Adinda mengerucutkan bibir.

“Dia yang tahu sendiri! Emang dasar tuh orang, tukang kepo! Andri menoleh dan menatap Agas dingin sambil memegangi kepala. “Bodo.”

Tanpa mereka sadar, saat mereka sedang mengobrol-ngobrol Andri sempat meringis sambil memegangi kepalanya yang sakit.

***

09.00 am

“Kak Andri, jalan-jalan yuk! Gua bosan di rumah.”

“Hah?”

“Jalan-jalan, atau anterin gua ke rumah Mira atau Raisa atau....... Tasya.”

Mendengar nama Tasya, membuat Andri seperti ingin menemuinya. Tetapi ia masih sedikit malas karena Tasya telah mengkhianatinya.

“Kak?” tegur Adinda yang membuat ia tersadar dari lamunan.

“Apa?”

“Ayo anterin gua ke rumah siapa kek... Di antara 3 orang itu.”

‘Sebenarnya gua mau nganterin lo, Din. Tapi karena kepala gua yang masih sakit bisa-bisa nanti gua pingsan di jalan. Maaf kalau gua udah nutupin penyakit ini, gua gak mau ngerepotin kalian.’

“Kak Andri!”

“Eumm, Din, kayaknya gua gak bisa nganterin elo deh. Soalnya gua lagi.. Hmmm... lagi banyak tugas.” kata Andri berbohong.

“Ck, yaudah deh gua pergi sendiri.” Adinda yang hendak beranjak pergi, tangannya langsung ditahan.

“Heh, siapa yang nyuruh lo pergi sendiri?”

Gilda [ 𝓔𝓷𝓭 ]Where stories live. Discover now