GILDA 11# Late

414 36 0
                                    

Iya gua cemburu, tapi gua pendem. Tau kenapa? Kalo gua bilang GUA CEMBURU, takut lo bilang EMANG GUA SIAPA LO?

-Aressgi Langit Putra-

***

“Dok, bagaimana kondisi adik saya sekarang?” tanya Agas pada dokter yang baru keluar dari ruang UGD itu.

“Adik anda sekarang sudah melewati masa kritisnya, tetapi dia belum siuman.”

“Apa kita boleh masuk, dok?” tanya Agas yang berharap agar dokternya mengizinkan untuk masuk.

“Oh boleh, silakan masuk.”

“Terima kasih, dok.” kini Andri dan Agas memasuki ruangan itu. Setelah di dalam, mereka berdua duduk di dekat ranjang Adinda.

“Din, kenapa sih lo selalu bikin gua khawatir? Kenapa lo menyiksa gua dengan bikin gua melihat keadaan lo kayak gini? Pliss bangun, gua takut, Din.” Andri menggenggam erat telapak tangan adiknya dan mencium keningnya lama dengan air mata yang sudah menetes.

“Maafin kakak, Din. Kakak udah ngebiarin kamu naik ojek sendirian, kakak gak tau kalo kejadian seperti ini sama kamu. Kakak janji ini yang terakhir kamu naik ojek lagi. Mulai sekarang kakak-kakak mu ini berjanji bakal selalu ada di samping kamu di mana pun dan kapan pun, kamu gak boleh jalan sendirian lagi ya?”

“Udah lah, kak, gak usah nangis. Cengeng amat.” kata Andri yang menenangkan.

Agas beralih menatap Andri sinis dengan ucapannya. “Kan lo juga cengeng, bego!”

“Galak amat, lagi berduka juga.” , “Eh salah ngomong.” gumam Andri yang langsung menepuk mulutnya.

“Apa lo bilang?”

“Eh? E-enggak kok, tadi cuma ada kucing terbang sambil bawa anaknya. Dan lo tau gak anaknya itu apaan?”

“Gak. Mang apaan?”

“Anaknya gajah.”

“Bego!”

“Tau tuh si kucing begonya dipelihara.”

“Maksudnya elo yang bego!”

***

Setelah Andri sampai di sekolah, ia melihat pagar sekolahnya sudah ditutup.

“Anjirr.. Gimana nih gua? Mana gua bawa motor lagi, gak mungkin lah ini motor gua suruh balik ke rumah sendiri. Nanti bisa-bisa motor gua kecelakaan terus masuk rumah sakit khusus kendaraan, kan gua gak punya duit.” kata Andri yang berbicara sendiri dan tidak jelas.

“Gua numpang parkir di rumah orang aja kali ya? Ah Andri, lo pintar banget sih akalnya.”

Andri pun memarkirkan motornya di teras rumah orang yang dekat dengan sekolahannya itu. Namun ia melihat rumah itu nampak sepi, dan ia yakin saja kalau di sini aman.

“Assalamualaikum permisi, pak, bu, kakek, nenek, adek, kakak, om, tante, buyut, dede bayi, cucu, menantu, sepupu, ponakan sekalian. Saya Andrian Faizal Anggara yang ganteng, selaku murid dari SMP Bina Abdi yang terletak persis di depan rumah kalian, ingin menumpang parkir motor gratis di sini. Dan berharap kalian memperbolehkan saya untuk parkir motor saya sebentar. Kalo gak boleh kalian bisa nyamper dan bilang ke saya di sekolah. Sekolah saya tidak jauh kok, kalian tinggal nyebrang aja udah sampai. Tapi lihat kanan kiri dulu, takut ke tabrak terus mati deh.”

“Oke terima kasih, saya tinggal dulu, bye jangan kangen ya.. Nanti saya balik lagi kok buat ngambil motor saya.”

Aneh.

Gilda [ 𝓔𝓷𝓭 ]Where stories live. Discover now