GILDA 30# Jangan pergi

570 35 0
                                    

Di saat hari bahagia seperti ini, kenapa dia datang dengan tiba-tiba dan menghancurkan semua suasana?

-Adinda Putri Anggraeny-

***

“Dia siapa?” tanya Adinda polos.

Jika ada yang bertanya, mengapa Adinda tidak mengenali sosok pria itu? Karena dulu pria itu pernah meninggalkannya ketika Adinda masih sangat kecil hingga ia tidak mengenali pria tersebut.

Sosok pria yang di ambang pintu itu adalah

“Ayah. Dia ayah kita.” jawab Agas pelan namun tidak menoleh. Adinda dan teman-teman yang lain langsung melebarkan kelopak mata.

“Hei Agas, apa kabar? Udah gede banget kamu. Andri juga hehe.”

Pria itu, eh ralat, Anggara menghampiri anak sulungnya dan ingin memeluk tetapi Agas langsung menghindar.

“14 tahun, 14 tahun ayah ke mana aja?” tanya Agas dingin.

“Nak, apa kamu gak ingat? Sebelum ayah pergi, ayah kan bilang ke kamu kalau ayah pergi kerja keluar kota. Jadi ayah terpaksa menitipkan kalian pada Bi Imah.”

“TAPI AYAH UDAH KELEWATAN! AYAH NINGGALIN KITA UDAH 14 TAHUN!! BAYANGIN, YAH, 14 TAHUN!! TANPA KABAR SAMA SEKALI. AYAH EGOIS! AYAH HANYA MEMENTINGKAN UNTUK MENGURUS PEKERJAAN ITU DARI PADA MENGURUS ANAK-ANAKNYA YANG MASIH KECIL. AYAH TU SAMA AJA UDAH MENELANTARKAN KITA!!” kata Agas dengan meninggikan suaranya semacam membentak?

“Agas! Ayah melakukan ini demi ka--”

“Demi pekerjaan! Iya?” celetuk Andri.

“Jangan bilang ini untuk demi kami, yah! Apa selama ini ayah pernah menafkahi kami? Bahkan ayah pun seperti gak ingat kalau ayah punya anak. Andri jadi mikir, apa ayah masih pantas disebut sebagai ayah?”

“ANGGARA!” panggil Galang tegas, Anggara pun menoleh.

“Apa maksudnya ini semua? Mereka ternyata anak-anak kamu? Tapi kenapa dulu kamu meninggalkan mereka yang masih kecil?”

Ya, orang tua Gilang kini baru menyadari kalau sahabatnya itu sudah mempunyai anak.

Jadi, terakhir mereka bertemu saat istri Anggara sedang mengandung Andri, dan di saat itu juga Agas yang baru berusia 4 tahun sedang berada di rumah neneknya, jadi Agas tidak pernah tahu kalau ayahnya bersahabatan dengan ayahnya Gilang.

Saat Andri telah lahir, 11 bulan kemudian Anggara pergi ketika setelah istrinya meninggal dunia akibat kecelakaan jatuh dari tangga. Namun seminggu setelah kepergian almarhumah, ia mulai berpikir ingin mencari bayi perempuan untuk ia angkat sebagai anak. Karena sejak dulu Anggara sangat menginginkan anak perempuan, tetapi Tuhan belum memberinya.

Dan di saat itu kebetulan saja ia mendengar kabar kalau sahabatnya itu telah di karuniai seorang anak kembar non identik, kini pikiran jahat di otak Anggara muncul yang ingin berniat mengambil bayi perempuan dari sahabatnya itu. Setelah rencananya berhasil, ia membawa bayi nya ke rumah untuk tinggal bersama Andri yang baru 11 bulan dan juga Agas.

Di saat itu Agas yang masih sangat polos dan tidak tahu apa-apa, sangat mudah Anggara bohongi kalau Adinda adalah adik kandungnya dia, yang padahal Agas tidak pernah melihat ada bayi perempuan di dalam rumahnya, namun ia mempercayainya saja.

Ketika beberapa hari kemudian ada berita tentang bayi perempuan yang hilang di rumah sakit, Anggara pun sangat panik karena takut tertangkap. Ia langsung mencoba melarikan diri dan menitipkan anak-anaknya pada Bi Imah lalu pamit padanya dan Agas dengan alasan palsu.

Gilda [ 𝓔𝓷𝓭 ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon