GILDA 32# Good bye

709 36 0
                                    

Lelaki itu terkenal paling anti nangis. Jika tiba-tiba air mata jatuh karenanya, percayalah, bahwa kamu adalah orang yang berharga baginya.

-Andrian Faizal Anggara-

***

“Adinda? Bangun sayang, udah siang.” Ayu mengetuk pintu kamar untuk membangunkan putrinya, Adinda.

Tidak ada jawaban darinya, Langsung saja Ayu masuk kamar dan melihat putrinya sedang melamun di atas ranjang.

“Adinda?” tegur Ayu lembut sambil mengelus kepalanya. Ia menoleh dan menatap mamanya dengan sendu.

“Kamu kenapa sayang?”

“Ma, apa kita akan pindah rumah dan sekolah di sini?”

“Iya, Gilang udah kasih tahu ya sama kamu?” tanya Ayu, Adinda pun mengangguk.

“Emang kapan kita pindah?”

“Sekarang. Makanya mama bangunin kamu buat siap-siap pindahin semua barang di rumah dan barang-barang kamu yang ada di rumah Andri. Terus kita pamitan dulu sama kedua abangmu dan teman-teman lain.”

“Secepat ini, ma? Aku belum siap buat ninggalin mereka, dan pastinya mereka juga belum siap dengan kepergian kita. Apalagi kak Andri, dia gak bakal rela kalau aku pergi, ma! Kita baru ingin ketemu mereka tapi nantinya kita malah akan pergi jauh lagi untuk selamanya? Aku gak tega, ma!”

“Adinda mama ngerti kok sama kalian, tapi tolong kamu ngertiin mama juga ya? Ini semua karena keadaan, sayang.”

“Selain karena nenek sakit, mama dan papa udah gak sanggup buat bayar semua cicilan rumah. Karena dekulektor yang selalu nagih utang itu udah gak kasih kami waktu buat membayar semua cicilannya. Jadi mama mohon sama kamu, tolong maklumi keadaan kita yang seperti ini. Dan juga maafin mama karena sudah memisahkan kamu dengan abang kamu dan teman-teman. Tapi sumpah! Mama gak bermaksud untuk misahin kalian. Jadi kamu mau maafin mama?” Adinda mengangguk dengan air mata yang sudah menetes. Ayu tersenyum kecil dan memeluk putrinya.

“Ma, gimana caranya kita bilang ke mereka?”

“Kita bilang aja yang sejujurnya pada mereka karena keadaan kita yang seperti ini.”

“Tapi gimana dengan kak Andri? Apa kita gak usah kasih tahu tentang ini?”

“Hmm, kayaknya kita memang gak harus kasih tau ke dia, takutnya dia gak bakal ngebiarin kamu pergi. Tapi kita kasih tauhnya pas kita udah pergi gimana?”

“Itu terserah mama aja deh.”

“Tapi kamu harus bisa jangan kasih tahu yang sebenarnya, tahan aja ya?”

“Iya, ma.”

“Yaudah kalau gitu kamu siap-siap.”

***

Kini, setelah keluarga baru Adinda menempuh perjalanan selama berjam-jam, mereka telah sampai di rumah Andri dan melihat banyak orang yang amat mereka kenali di sini. Semua orang di sana matanya tertuju pada Adinda, Gilang dan keluarganya.

“ADINDA!!”

Adinda langsung dihampiri para sahabat-sahabatnya dan berpelukan. Dan di seberangnya ada The Boyot's yang menghampiri Gilang dan pada bertosan ala yel-yel mereka.

Andri? Entah sekarang ia ada di mana.

“Kebetulan ada kalian.” kata Adinda.

“Akhirnya lo pulang, Dinda. Kita nungguin elo tahu gak! Gua kangen sama lo.” kata Mira yang masih memeluknya.

Gilda [ 𝓔𝓷𝓭 ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin