GILDA 9# Badmood

490 43 0
                                    

Aku tidak tahu harus menaruh hati ini kepada siapa. Hati ini akan ku biarkan saja, biarkan hati ini yang memilih tuk jatuh kepada seseorang yang tepat.

-Adinda Putri Anggraeny-

***

Hembusan angin sore menerpa seseorang yang sedang duduk sambil memainkan gitarnya di balkon rumah. Gilang memetik satu persatu senar gitar itu sambil bernyanyi.

Di sini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu..
Masih tanpamu...

Bila esok hari datang lagi
Ku coba tuk hadapi semua ini
Meski tanpamu.. Ho.. 
Meski tanpamu...

Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku di sini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan......

Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku di sini menunggunya
Masih berharap, di dalam hatinya

Suara dengarkanlah aku
Apakah aku, selalu di hatinya
Aku di sini menunggunya
Masih berharap, di dalam hatinya...

Setelah bernyanyi, ia meletakkan gitarnya di kursi lalu berdiri sambil bersandar di pagar.

“Din, kenapa lo gak ngasih tau ke gua dari awal kalo lo mulai membukakan pintu hati buat gua? Gua senang dengarnya, tapi kenapa lo mengakui di saat ada seseorang yang mulai suka sama lo?”

“Rehan, ternyata lo selama ini suka sama Adinda. Tapi kenapa lo gak ngasih tau ke gua??”

Gilang mengacak rambutnya frustasi. “Arrrgggghhh..!!!!”

“Kenapa jadi begini sih?!! Di saat Adinda mulai membukakan hati buat gua, kenapa lo muncul pada saat itu juga?! Gua gak tau harus bagaimana sekarang, mungkin gua cuma bisa nunggu dan menunggu!”

“Din, gua gak akan memaksa agar lo bisa membalas perasaan ke gua kok. Lo harus ingat satu hal, walaupun lo membalas perasaan orang lain dan akhirnya lo kecewa, lo lihat ke belakang, masih ada gua yang selalu menunggu lo. Hati ini akan selalu terbuka lebar hanya untuk lo.”

“Adinda, gua sayang sama lo.”

***

Sehabis mandi Adinda pun keluar untuk memakai baju. Namun setelah ia keluar, tiba-tiba....

Tok Tok Tok!

“Adinda!!! Buka pintunya cepetan!!!”

Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak heboh sambil menggedor-gedor pintu kamar Adinda, Adinda pun membukakan pintunya, dan...

Gubrakk

“Astaga.”

Seseorang itu menabrak Adinda hingga mereka terjatuh. Tanpa basa-basi lagi, orang yang menabrak Adinda langsung mengacir ke kamar mandi karena sudah saking kebelet untuk buang air kecil. Siapa lagi yang seperti itu di keluarganya kalau bukan Andri?

“Ya Allah itu orang keserupan setan kali ya? Masuk kamar terus nabrak gua. Gak minta maaf lagi malah langsung ngacir ke kamar mandi.” gumam Adinda kesal.

Gilda [ 𝓔𝓷𝓭 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang