GILDA 10# Four eye's

452 36 1
                                    

“G-Gilang??”

‘Mampus dah gua tercyduk!’

Tidak hanya Gilang, di sana juga ada Andri, Agas, Noval dan Rizky yang berada di ambang pintu itu. Lalu mereka masuk menghampiri Adinda.

“Lah kalian ngapain pada di kamar gua?”

“Gua yang nyuruh.” jawab Andri. Adinda sedikit menganga sambil menaikkan alis.

“Buat apa?”

“Jadi benar dugaan gua kalo lo beneran suka sama Gilang.” kata Andri. Sedangkan Noval dan Rizky malah jadi kebingungan tentang Adinda dan Gilang.

“Maksudnya ini apaan sih? Kok gua bingung?” tanya Noval.

“Au gua juga bingung.” sambung Rizky.
Kini Andri pun mulai menjelaskan.

“Jadi gini, sebenarnya si Gilang mulai suka sama Adinda waktu awal dia main ke rumah gua.”

‘Bego-bego tapi bisa nebak, tuh anak tau aja kalo waktu awal main gua mulai suka sama Adinda.’ batin Gilang sambil tersenyum kecil.

“Terus waktu itu Adinda pernah bilang ke gua, kalo Gilang pernah nembak Adinda waktu di rumahnya. Tapi Adinda masih mikir-mikir buat ngejawab, terus Gi--” penjelasan Andri langsung di sela oleh Noval.

“Hah? Gilang pernah nembak Adinda? Kok gua baru tau?”

Andri pun menoyor kepala Noval langsung. “Aduh.”

“Kalo orang lagi cerita, diam dulu apa!” ketus Andri.

Adinda pun mendengus kesal. “Apaan sih lo! Udah gak usah dibahas lagi, awas gua mau ke bawah.” Adinda langsung beranjak dari tempat tidur. Namun langkah ia terhenti karna tangannya dicekal oleh Gilang.

“Lo mau ke mana?” tanya Gilang.

“Jurang!”

“Oh yaudah, silakan.” kata Gilang.

Pletakk!

Adinda menjitak kepala Gilang. “Aduh, kok lo ngejitak gua? Salah gua apaan?”

“Lo mau gua mati?”

“Lah? Kan elo yang bilang kalo lo mau ke jurang, itu kan terserah lo mau ke jurang atau kagak. Yaudah gua persilakan aja.”

Adinda memutar bola matanya kesal. “Tau ah... Malas gua debat sama lo!”

Yang lainnya melihat tingkah Adinda dan Gilang tertawa kecil. “Hahaha, emang cocok lo pada.” kata Rizky.

“Pakai BANGET malah.” sambung Noval.

“Berantemnya kayak anak kembar, sama-sama gak mau ngalah.” Gilang

Langsung menatap Andri dan terdiam saat dia mengatakan anak kembar. Mungkin karena ia jadi teringat dengan saudara kembarnya.

“Apaan sih!” ketus Adinda.

“Hahaha, kalo misalnya mereka kembar beneran bahaya banget tuh.” kata Noval.

“Iya, pasti nanti setiap saat selalu ada perang dadakan di antara mereka.” sambung Rizky yang membuat semua tertawa.

Gilda [ 𝓔𝓷𝓭 ]Where stories live. Discover now