Unsteady 23

35.6K 4.7K 974
                                    

Setelah kembali mengganti baju olahraganya dengan seragam putih abu-abu, Aira merapikan rambutnya sambil menggenggam kedua baju olahraganya.

Sejak tadi pagi, bibirnya terus melekung sempurna dengan binar mata cerah. Pasalnya malam Minggu kemarin, ia dan Ares duduk di teras sambil memakan es krim dengan sesekali ejekan dari Ares tentang dirinya.

Bunyi notifikasi dari handphone membuat Aira menghentikan langkahnya, tangannya merogoh saku rok dan mengerutkan keningnya melihat satu notifikasi dari line.

Rafi : Situ diem diem bae Mbak, ngopi kuy

Rafi?

Pesan lain kembali muncul.

Rafi : Ini Agung yg mempesona itu. Ngopi kuy mbak?

Rafi : Kopi pahit sih, kek hidup gue.

Rafi : Yaudah nge teh

Rafi : Mau buat rencana nih. Ares ntar lg ultah.

Rafi : WKWKWKWK. UDAH TUA DIA TERNYATA. BARU SADAR GUE.

Rafi : Gue di kantin sama Rafi. Kuota gue abis. Mau tethring ga di kasih sama Rafi. Yaudah jadinya pake akun Rafi.

Rafi : Bacot banget gue yak.

Rafi : Anjg, di read doang.

Sebenarnya, Aira kurang dekat dengan Agung maupun Rafi tapi ya lumayan, mereka asik. Mungkin karena Aira lebih sering menghabiskan waktu bersama Ares hingga kurang bersosialisasi dengan yang lain.

Aira : Ntar aja deh. Gue mager.

Rafi : k siyap

Rafi : Ntar lagi Pak Bambang masuk kelas. Bilang gue sama Rafi lagi di UKS. Sakit. Biasalah cobaan hidup.

Aira : Cabe sekilo berapa sih

Aira : Bacot bat lo. Td katanya di Kantin.

Rafi : Ya emang di kantin. Tp kalo Pak Bam masuk bilang di UKS.

Aira : K siyap. Nanti gue nyusul istirahat ya.

Perempuan itu mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke saku rok. Koridor masih sepi karena proses belajar mengajar masih berlangsung.

Ketika sampai di depan kelas, senyum Aira menghilang. Perempuan itu menghela napas panjang dan memutar bola matanya.

Hatinya yang tadinya sangat dingin kini kembali di bakar.

Aira mengintip dari balik tembok, melihat Ares dengan tubuh tinggi masih terbalut seragam olahraga tengah mengusap tengkuknya. Dan di depan Ares, cabe-cabean yang kemarin menyatakan cintanya pada Ares kini menatap Ares dengan tatapan lugu.

Aira menertawakan dalam hati.

Tolak Res, tolak! Bilang lo udah punya pacarrr!!! Muehehehe.

Dan dari gerakan kaku Ares menepuk bahu gadis itu, membuat Aira menghela napas semakin panjang. Seorang Ares yang kaku kemudian tersenyum tipis dan terlihat tulus!

Sialan.

Ketika bersama cewek lain Ares bersikap sopan dan manis dan sebaliknya ketika bersama Aira.

Dihina mulu.

Gadis itu mengangguk, entah apa yang dibicarakan Ares. Yang jelas adik kelas Aira itu akhirnya membalikkan badannya dengan raut wajah yang cerah.

Aira berdecak, memutar bola matanya dan memperhatikan Ares yang masih berdiri melihat adik kelas yang tengah berjalan. Dengan angkuh Aira melewati Ares, tidak melirik laki-laki itu.

Unsteady Where stories live. Discover now