six, so far away.

9.6K 1.3K 201
                                    

jeongin duduk di atas ranjang hyunjin dengan buku di tangannya, sementara sang empunya rumah berada di sebelahnya sambil tertidur.

tidak, tenang saja, mereka tidak melakukan apapun. hyunjin hanya menciumnya dan ya, begitu saja. jeongin menenangkannya, meredakan emosi pemuda itu agar tidak meledak dan menghancurkan isi rumahnya sendiri.

jeongin meletakkan bukunya di nakas, sedikit menunduk dan mengelus kepala hyunjin pelan. wajahnya pucat, namun tubuhnya tidak panas. jeongin mengerinyitkan dahinya dan menatap lekat-lekat wajah hyunjin.

"kakㅡ" panggil jeongin.

hyunjin menggeliat tak nyaman, ia menarik lengan jeongin untuk berbaring dan memeluknya erat. seolah-olah menahan rasa sakit.

"kepalaku pusing, kamu jangan pulang ya." ucap hyunjin sambil menyembunyikan wajahnya pada leher jeongin sembari mengecupnya.

"i-iya, oke. tapi kakak minum obat ya," kata jeongin sambil mengelus kepala hyunjin lagi.

"ga."

"kak, please."

hyunjin menghela nafasnya, melepaskan lengannya yang tadi melingkar pada tubuh jeongin, "iya." jawabnya kali ini.

jeongin terkekeh pelan lalu mencium pipi hyunjin sekejap dan berlari keluar dari kamar hyunjin lalu dapur, mencari kotak P3K milik hyunjin.

sang empunya rumah di kamarnya hanya menatap adik tingkatnyaㅡ sahabatnya itu melangkah dari kamarnya. matanya terpejam, pusing kembali menyerang kepalanya. sesuatu tengah salah, mungkin.
mungkin, hyunjin sedang merusak salah satu settingan dari otaknya.





••••••





“okay ya, i’m insane, but you the same~” jeongin bernyanyi sembari menulis di atas kertasnya. berusaha menjawab beberapa pertanyaan dari tugas-tugasnya yang belum selesai. di meja belajar hyunjin tentunya karena dia benar-benar tidak diizinkan pulang oleh pemuda bermarga hwang itu.

matanya menatap hyunjin yang tengah tertidur (lagi) di atas ranjang. kaki pendeknya melangkah turun dari atas kursi dan berjalan ke arah ranjang tersebut dan menaikinya pelan lalu duduk  di atas pinggul sang tuan rumah.

“mmh, jangan gganggu.” kata hyunjin.

jeongin terkekeh pelan, dia malah merebahkan tubuhnya di atas hyunjin dan bersandar pada dada bidang sahabatnya itu. mempoutkan bibirnya, merasa terkacangi.

“heh,” panggil hyunjin.

sementara yang dipanggil tidak menggubrisnya, dia hanya diam sembari memainkan jarinya di atas dada bidang hyunjin sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

hyunjin mendorongnya, membalikkan posisi mereka berdua. membuat jeongin berada di bawah kukungannya dan tersenyum jahil.

“ngapain sih, hm?” tanya hyunjin sambil menunduk dan mencium rahang jeongin.

“gapapa, mau ganggu aja.” jawab jeongin singkat.

hyunjin hanya diam lalu mengecup leher jeongin, “jangan, besok aku kelas pagi.” ucap jeongin sembari menahan kepala sahabatnya itu.

pria di atasnya itu hanya diam lalu mengecupnya lagi sembari memeluk yang lebih muda dengan sangat erat. bibirnya beralih mengecup bibir mungil itu lagi dan lagi dengan cepat.

setelah itu ia benar-benar menciumnya dengan intens, sebuah ciuman lembut yang sangat jarang mereka lakukan.

hyunjin melumatnya dengan pelan, seolah-olah sedang mengungkapkan yang selama ini ia pendam melalui ciuman itu. kupu-kupu seolah berkumpul dan berterbangan di perut mereka.

jeongin menangkup wajah hyunjin, membalas lumatan-lumatan sahabatnya itu. hyunjin melepas ciumannya, mengecup pelan leher jeongin.

setelah itu ia bergumam, dalam keadaan entah sadar atau tidak, “i- i love you.

jeongin menadadak membeku.





•••••••




jeongin membiarkan hyunjin tertidur sambil memeluknya dengan keadaan kepala pemuda itu berada di dadanya. tidak masalah baginya, itu sudah menjadi hal biasa untuknya.

otaknya berfikir 2x lebih keras daripada tadi, apalagi sejak confess dadakan hyunjin. selama bertahun-tahun mereka berteman, bersahabat, atau bahkan jeongin rela menyebutnya friend with benefit setelah semua yang sudah terjadi.

menggelengkan kepalanya pelan, ia berharap semua itu hanya karena hyunjin yang sedang sakit dan tidak sadar. ia yakin, hyunjin sedang jatuh cinta dengan seseorang di luar sana.

matanya menatap hyunjin yang benar-benar pucat, suhu tubuhnya mulai naik, membuat jeongin tidak tega membangunkan apalagi meninggalkan pria itu.

when you say you love me, that's make me crazy.”

————————

FOOLS.Where stories live. Discover now