eight, in the name of love.

10.1K 1.2K 269
                                    

wajib harus kudu bacanya sambil denger lagu ini:


hyunjin terus melajukan mobilnya, tidak menoleh sedikitpun ke arah jeongin yang tengah memeluk kedua lututnya. menangis, ia bingung.

langit sudah gelap, hanya lampu jalanan dan bulan yang menerangi jalan mereka.
matanya menatap ke luar jendela, melebar ketika melihat palang dengan tulisan 'manchester' di atas sana. hyunjin senekat ini membawanya ke manchester dari london.

“kak, kita ngapain ke sini?” tanya jeongin pelan, menatap pria di sebelahnya.

hyunjin menghela nafasnya, berhenti sebentar di pinggir jalan. ia menahan salah satu tangannya di jok yang diduduki jeongin. “i just want you to be here with me. please?” katanya.

pria itu bahkan tidak menjawab pertanyaan jeongin dengan benar. ia hanya berkata bahwa dia menginginkan jeongin untuk bersamanya. hyunjin mengepalkan tangannya, dahinya berkerut dengan mata terpejam. sakit, kepala dan hatinya sakit.

“kak what happened?” tanya jeongin khawatir, ia langsung menangkup wajah hyunjin dan menatapnya khawatir.

hyunjin menggeleng, terus memejamkan matanya merasakan jari-jari jeongin di wajahnya. perlahan, air matanya menetes. jeongin langsung memeluknya, berpindah duduk ke pangkuan hyunjin. membiarkan kepala pria itu berada di lehernya, air mata hyunjin bahkan membasahi lehernya.

damn, i know this is crazy but, fuck, i love you.” ucap hyunjin sembari mengeratkan pelukannya pada jeongin.

yang lebih muda diam, dia hanya menyender pada bahu sahabatnya itu dan menatap keluar jendela dengan senyuman tipis di bibirnya. membiarkan sang kakak tingkat mengungkapkan isi hatinya kepadanya saat ini juga.

i don't even care if you don't love me because i know that only fools fall for me.” ucap hyunjin lagi, tangannya meremat pelan pinggul jeongin.

“ssstt, can you help me?” tanya jeongin.

“hm?”

if only fools fall for you, i'll choose myself to be fool. so, please, help me and teach me how to love you. make me love you, can you?

dan tepat setelah kalimat itu terlontar, hyunjin mencium bibirnya.






••••••





jeongin tertidur di sebelahnya, hyunjin melepas jaketnya dan menutupi tubuh jeongin yang tengah terlelap itu. tersenyum tipis lalu menggenggam tangan yang lebih muda dan menciumnya pelan.

mobil mereka mulai memasuki pusat kota manchester yang masih ramai di jam-jam tengah malam seperti ini. lagu dari martin garrix dan bebe rexha yang berjudul in the name of love mengiringi mereka.

yang lebih muda terbangun, menatap kota manchester yang dipenuhi lampu itu. “udah bangun, hm? cape ya?” tanya hyunjin sambil terkekeh melirik jeongin.

“kak, aku kan ga bawa-”

“kata siapa ga bawa.” potongnya sambil menunjuk jok belakang mobilnya.

jeongin langsung melihat ke belakang dan terbelalak melihat dua koper pakaian mereka. jeongin yakin hyunjin membawa seluruh pakaiannya yang berada di lemari hyunjin.

mobil hyunjin berhenti di sebuah hotel mewah di tengah-tengah kota manchester itu. hotel tersebut tinggi dan terlihat sangat-sangat elegan.

mereka berdua masuk dan hyunjin memesan sebuah kamar di lantai 14. jeongin yang memintanya dengan alasan ingin melihat kota manchester dan tentu saja hyunjin menuruti kemauannya.

sesampainya di kamar, hyunjin langsung berjalan ke arah balkon dan berdiri di sana. sementara jeongin langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. jeongin memejamkan matanya ketika air memabasahi kepalanya.

hyunjin melirik kamar yang mereka tempati sesekali, tersenyum kecil, ternyata tidak ada salahnya merusak apa yang telah ia janjikan pada dirinya sendiri.

jeongin keluar dari kamar mandi tersebut menggunakan bathrobe. matanya mencari-cari hyunjin yang tengah berdiri di balkon. entah mengapa, menatap hyunjin dengan kaos dan celana pendeknya itu membuat jeongin merona.

kakinya melangkah pelan ke arah sang kakak tingkat lalu memeluknya tiba-tiba dari belakang. hyunjin tidak kaget sebenarnya, dia tertawa dan langsung membalik jeongin untuk berpindah ke depannya.

“udah mandinya?” tanya hyunjin.

jeongin terkekeh lalu mengangguk. dia masih memeluk hyunjin sembari menatap kota manchester yang indah dari balkon hotelnya itu.

hyunjin dengan tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas meja kecil di sana. jeongin membiarkan pria di atasnya itu mengendus pelan lehernya, sesekali mengecup belakang telinga, menciptakan rematan dari jeongin pada bahu hyunjin.

i want you, to love me tonight.” bisik jeongin pelan dengan suara bergetar.

yang lebih tua tentu saja tidak menolak, dia mengangkat tubuh mungil itu masuk ke dalam kamar hotel mereka. dengan senang hati mencintai jeongin sebagaimana yang diminta adik kelasnya itu.

FOOLS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang