seventeen, heaven.

8.8K 992 132
                                    

nsfr/w alert, like, seriously. hh.
sumpah yang berhati lemah gak usah dibaca demi dah.


jeongin pamit pulang setelahnya dengan kim yang mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada dirinya. sesungguhnya jeongin tidak paham, hanya saja ia mengangguk dan melangkah keluar cafè.

dirinya kembali melajukan mobilnya untuk pulang, menemukan hyunjin tengah duduk di sofanya sembari menonton film favoritnya. jeongin menghampirinya sembari memberikan sebuah kecupan ringan pada bibirnya.

"apa kata jisung?" tanya hyunjin.

"dia bawel nanyain ngilang kemana terus ceramah. gitu deh." balas jeongin sembari duduk di sebelah hyunjin dan berusaha melepaskan kaos kaki berwarna softnya.

hyunjin menatapnya lalu menahan tangan itu, "gausah dilepas." ucapnya.

jeongin memberikan tatapan bertanya, "eh kenapa?" tanyanya.

yang ditanya hanya menggeleng sembari tersenyum, "aku suka. jangan dilepas." katanya.

jeongin tertawa dan mengangguk lucu, membuat hyunjin gemas lalu membawa tubuh mungil itu ke pangkuannya lalu mencium bibir mungil itu, diselingi tawa gemasnya.

hyunjin melumat bibirnya, menggigit pelan bibir bawah itu. membuat yang lebih muda membuka mulutnya dan sang dominan mendapatkan akses yang lebih luas untuk menelusupkan lidahnya.

kedua kaki jeongin melingkar pada pinggulnya, kaosnya sudah tersingkap sebatas dada. hyunjin mengelus pelan punggungnya, membuat yang lebih muda melenguh dalam ciumannya.

hyunjin melepas ciumannya, menurunkan bibir tebal itu menuju rahang, pipi, dan leher jeongin. menjilatnya pelan lalu mengecupinya.

"j-janganㅡ ngh." ucap jeongin sembari menggigit bibirnya.

"hm?" gumam hyunjin sembari terus mengecupi leher itu.

"mmhh." lirih jeongin, tak mampu lagi melanjutkan kalimatnya sembari menahan kepala hyunjin.

hyunjin tak menggubrisnya, yang ia lakukan malah membuka kaos polos itu dari tubuh kekasihnya dan mencium tulang selangkanya, meninggalkan jejak kemerahan untuk kesekian kalinya di sana. seolah memberitahu kepada dunia bahwa seorang yang jeongin hanya miliknya.

yang lebih muda hanya mampu meremat bahu sang kakak tingkat, menggigit bibirnya, sesekali menarik kepala sang kekasih yang tengah mencium dadanya untuk menjauh dari tubuhnya.

hyunjin menangkup wajah jeongin lagi lalu mencium bibir mungil itu, melumatnya lagi dan lagi. menggigit bibir bawahnya dan menariknya pelan lalu melepasnya hanya untuk melepas kaosnya yang sudah basah karena peluh dari tubuhnya.

"hahahaㅡ ahh!" desahan diselingi tawa jeongin lepas begitu hyunjin menghisap kedua titik di dadanya, jemarinya meremat rambut hitam legam milik pria itu dan kepalanya mendongak ke atas.

hyunjin mengangkat tubuh mungil itu sebentar, hanya untuk membuka lipatan pada sofa-bednya dan menurunkannya di atas sana. tangan besarnya ia gunakan untuk melepas celana bocah itu, melemparnya, dan menyisakan kaos kaki berwarna soft pada kedua kaki jeongin.

jemari panjang milik hyunjin mengelus seluruh tubuh jeongin dimulai dari sela-sela pahanya hingga ke bagian pinggang dan dadanya. sementara yang berada di bawah hanya membusurkan tubuhnya, memejamkan mata sembari menggigit kukunya.

kegiatannya berhenti, ia menatap jeongin sebentar lalu melepas ikat pinggangnya, mengikatkan kedua tangan kekasihnya dengan erat menggunakan ikat pinggang itu, sementara jeongin hanya menggigit bibirnya.

hyunjin menarik pinggul jeongin untuk kembali duduk di atas pangkuannya, melesatkan miliknya dengan cepat ketika ia menghentakkan pinggul yang lebih muda untuk dudukㅡ yang tentu saja rasanya sakit.

"AH!" jeongin memekik sembari memejamkan matanya. "s-sakitㅡ" lirihnya pelan.

yang lebih tua hanya menyeringai, ia justru mengangkat pinggul mungil itu dan menghentakkannya pelan. jeongin mengerti maksudnya, dengan perlahan ia mulai menggerakkan pinggulnya walaupun rasanya masih saja sakit.

hyunjin masuk tanpa peringatan, mendadak, tanpa pelumas. sangat-sangat-sangat lengkap.

"s-sakit hyunㅡ"

PLAK!

ucapannya terpotong ketika hyunjin menampar paha seputih susunya. menghasilkan desisan dari sang empunya.

"you know how should you call me, right?" bisik hyunjin sembari menahan pinggul nan tengah bergerak itu.

jeongin menggigit bibirnya lalu mengangguk, "y-yes, daddy." balasnya.

hyunjin mempercepat gerakan pinggulnya, dengan sengaja menghentakkannya dan menyentuh milik pacarnya itu sembari mengocoknya pelan.

"ahㅡ daddy, ah!" kepalanya mendongah ketika yang lebih tua berhasil menyentuh titik lemahnya.

"ahh iㅡi cant," lirihnya dan beberapa detik setelahnya jeongin menggigit bibirnya untuk menahan pekikannya dan membiarkan benihnya keluar mengotori tangan dan juga perut hyunjin.

namun,

"who's told you to cum, hm?" tanya sembari menghentikkan gerakan pinggulnya lalu menatap jeongin dengan tatapan datarnya.

"i'm s-sorry, daddy.. AAH!"

"i won't forgive you."

"AHH! PLEASE, DADDYㅡ "

"shut up, brat."

ㅡㅡㅡ
#tidakkuat

FOOLS.जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें