twelve, best mistake.

8K 1.1K 185
                                    

you’re the best mistake i’ve ever had~” jeongin bergumam sembari mendengarkan musik dari radio di mobil hyunjin. menatap jalanan sambil memeluk lutunya.

hyunjin tertawa pelan, pria mungil di sebelahnya ini sedang drunk. salah hyunjin juga sih yang mengajak jeongin berlomba meminum tequila yang alkoholnya sedang itu. ia tau bahwa jeongin itu sangat lemah terhadap minuman itu.

lampu merah menyala, mobil mereka berhenti. tangan besar hyunjin meraih dagu jeongin, mencium paksa bibir itu. menghisapnya kuat, membuat sang empunya memejamkan matanya. tertawa gila dan membalas perbuatan sang kakak tingkat.

sebuah keberuntungan kaca mobil hyunjin gelap.

hyunjin melepaskan ciuman tersebut ketika lampu jalanan berubah menjadi hijau dan melanjutkan perjalanan mereka menuju hotelㅡ di tengah malam yang masih ramai ini. pukul dua pagi, yang benar saja.

dengan cepat ia melajukan kotak besi berjalannya itu menuju hotel yang mereka tempati. memakirkannya di basement hotel itu dan menggedong laki-laki mungil yang sudah memejamkan matanya itu.

ia melangkah ke arah lift dan menurunkan jeongin yang sudah terbangunㅡ namun masih mabuk tentu saja. jarinya memencet angka 14 dan membiarkan pintu lift tertutup. di dalam itu hanya ada mereka berdua.

jeongin memeluk leher hyunjin menyenderkan tubuhnya pada pria yang lebih tinggi darinya itu, mengangkat kepalanya dan menempel bibir mungilnya ke arah bibir tebal milik sahabatnya itu. menghisapnya dengan kesadarannya yang sudah melayang entah kemana.

hyunjin membiarkan pria itu memimpin, ia hanya memeluk pinggul sempit itu dan menahannya ke sudut lift. jeongin melenguh pelan lalu ambruk dengan tiba-tiba dan hyunjin sudah menduganya dari awal.

ia langsung menggendong pemuda itu dan ketika pintu lift terbuka, ia langsung berjalan masuk menuju kamarnya. meletakkan jeongin di atas ranjang dan mengambil sebuah ember kecil lalu meletakkannya di sebelah ranjang jeongin.
mata sipitnya menatap lelaki mungil yang tengah terlelap dan wajah memerah itu. bibirnya terangkat, tersenyum kecil dan mencium kening adik tingkatnya itu lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi.





••••••





jeongin terbangun dengan kepala sangat-sangat berat juga perut yang terasa penuh. ia langsung menutup mulutnya dan berniat ingin berlari ke arah kamar mandi. namun ketika menemukan ember di sebelahnya, ia langsung mengambil ember dengan penutup itu dan mengeluarkan isi perutnya ke dalam sana.

hyunjin yang baru saja kembali entah dari mana langsung menghampiri jeongin yang kebetulan sekali baru selesai memuntahkan isi perutnya. dengan cepat ia langsung menutup ember itu dan mengambil tisu. membersihkan mulutnya sembari memegang perutnya.

“maaf ya?” kata hyunjin sambil berjongkok di depan jeongin.

“m-maaf kenapa, kak?” balas jeongin.

“gara-gara semalem, kamu jadi muntah-muntah kan.” kata hyunjin.

jeongin tersenyum kecil, menggeleng dan mengelus kepala hyunjin. membuat sang empunya tersenyum dan menabrakkan pelan kepalanya menuju perut jeongin.

laki-laki mungil itu menggeleng pelan, mendorong kepala hyunjin menjauh dan berlari ke kamar mandi. masih dengan alasan yang sama, mengeluarkan isi perutnya yang bahkan mungkin sudah kosong lagi.

jeongin membasuh wajahnya, sedikit batuk lalu menggosok giginya dan mengambil handuk kecil di hadapannya untuk mengeringkan wajahnya. setelah itu ia langsung melangkah keluar dari kamar mandi.

hyunjin menatapnya, lalu menunjuk semangkuk sup ayam dan teh hangat di atas meja, “tuh, tadi aku pesan sup buatmu. ayo makan.” ajak hyunjin.

jeongin mengangguk pelan lalu duduk di atas ranjang. mengusap wajahnya pelan, ia masih pusing pasca terlalu banyak minum alkohol tadi malam.

“kamu pucat, gak usah jalan ya hari ini?” kata hyunjin sembari duduk di sebelah jeongin.

ada rasa sedikit kecewa di dalam hati jeongin, namun ia sadar bahwa tubuhnya tengah butuh istirahat saat ini. pada akhirnya, jeongin hanya mengangguk lalu berjalan ke arah meja kecil dan kursi di sana untuk memakan supnya.

ia menyuapkan sup tersebut ke dalam mulutnya yang benar-benar sedang terasa aneh karena efek alkohol. suapannya berhenti sejenak lalu menatap hyunjin yang tengah meletakkan ember tadi ke dalam kamar mandi.

“kak hyunjin,” panggil jeongin pelan.

hyunjin yang tadinya sibuk di dalam sana langsung melangkah keluar dan menghampiri jeongin, “kenapa hm? pusing?” tanya hyunjin.

jeongin menggeleng lalu menangkup kedua pipi hyunjin dan mengecup bibirnya pelan sembari bergumam,

“aku sayang kakak.”

FOOLS.Onde histórias criam vida. Descubra agora